Minggu, 13 Juli 2014

DILEMA ETIK DALAM KEBIDANAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada kesejahtraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-hariya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian.
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek profesional. (Doheny et all, 1982).
Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam hal ini kami akan membahas mengenai bagaimana pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema etika atau moral pelayanan kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Uraian Etik
          Istilah etik secara umum, digunakan sehari- hari pada hakekatnya berkaitan dgn falsafah, dan moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk dimasyarakat dalam kurun waktu tertentu. Sesuai dengan perubahan/perkembangan norma/nilai. Dikatakan kurun waktu tertentu karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu.
Merupakan Suatu pernyataan  komperhensif dari profesi yang memberikan tuntunan bagi anggotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang profesinya baik yang berhubungan dengan klien/ pasien , kelurga, masyarakat teman sejawat, profesi & dirinya sendiri.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai konotasi yang negative yang berhubungan dengan hukum. Seseorang bidan dikatakan professional bila ia mempunyai kekhususan. Sesuai dengan peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawab menolong persalinan.
Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang harus mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi. Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dunia, juga mempengaruhi munculnya masalah/penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi/ilmu pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus kesejahteraan ini tidak dapat dibendung, pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan. Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi juga dalam praktek kebidanan misalnya dalam praktek mandiri, tidak seperti bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi Kesehatan lainnya, mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini bidang yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas Mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.
Etik sebagai filsafat moral, mencari jawaban untuk menentukan serta mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang benar salah, baik buruk, yang secara umum dipakai sebagai suatu perangkat prinsip moral yang menjadi pedoman suatu tindakan. Bidan dihadapkan pada dilema etik membuat keputusan dan bertindak didasarkan atas keputusan yg dibuat berdasarkan Intuisi mereflekasikan pada pengalamannya atau pengalaman rekan kerjanya.
Contoh : persalinan dengan KPD pasien menolak.
Terdapat 4 prinsip etika yg umumnya digunakan dalam praktek kebidanan:
1.  Autonomy : memperhatikan penguasaan diri, hak akan kebebasan & pilihan individu.
2.  Beneficence : Memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien berbuat yang terbaik untuk orang lain.
3.  Non Malefecence : tidak menimbulkan kerugian untuk orang lain yang membuat kerugian.
4.  Justice ; memperhatikan keadilan & keuntungan.

B. Masalah–Masalah Etik Moral Yang Mungkin Terjadi Dalam Praktek Kebidanan
Masalah Etik Moral Yang Mungkin Terjadi. Bidan harus memahami dan mengerti situasi etik moral, yaitu :
1.  Untuk melakukan tindakan yang tepat dan berguna.
2.  Untuk mengetahui masalah yang perlu diperhatikan
Kesulitan dalam mengatasi situasi :
1.  Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita
2.  Pengertian kita terhadap situasi sering diperbaruhi oleh kepentingan, prasangka, dan faktor-faktor subyektif lain.
Langkah-langkah penyelesaian masalah :
1.  Melakukan penyelidikan yang memadai
2.  Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
3.  Memperluas pandangan tentang situasi
4.  Kepekaan terhadap pekerjaan
5.  Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain
Masalah Etik Moral yang mungkin terjadi dalam praktek kebidanan:
1.   Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan karena :
•    Bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat
•    Bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil
2.   Untuk dapat menjalankan praktik kebidanan dengan baik dibutuhkan :
•    Pengetahuan klinik yang baik
•    Pengetahuan yang Up to date
•    Memahami issue etik dalam pelayanan kebidanan
3.   Harapan Bidan dimasa depan :
•   Bidan dikatakan profesional, apabila menerapkan etika dalam menjalankan praktik kebidanan (Daryl Koehn ,Ground of Profesional Ethis,1994).
•   Dengan memahami peran bidan tanggung jawab profesionalisme terhadap patien atau klien akan meningkat .
•   Bidan berada dalam posisi baik memfasilitasi klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menerapkan dalam strategi praktik kebidanan.

C. Pengambilan Keputusan dalam dalam menghadapi Dilema/Etik Moral Pelayanan Kebidanan
Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada.
Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:
1.            Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh
2.            Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap nsuatu kasus
3.            Fakta, keputusan lebih riel, valit dan baik.
4. Wewenang lebih bersifat rutinitas
5.  Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten
Faktor-Faktor  Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan :
1.  Posisi/kedudukan
2.  Masalah, terstruktur, tidak tersruktur, rutin,insidentil
3.  Situasi:faktor konstan, faktor tidak konstan
4.  Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak
5.  Tujuan, antara atau obyektif



1.  Kerangka Pengambilan Keputusan
Sistim pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktek suatu profesi. Keberadaan yang sangat penting, karena akan menentukan tindakan selanjutnya.
Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat penting karena dipengaruhi oleh 2 hal :
a.    Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat pribadi dan bidan bisa memenuhi kebutuhan.
b.    Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan.
Mengapa AKI AKB di Indonesia masih tinggi ? ada 3 keterlibatan pengambilan keputusan :
a.  Terlambat mengenali tanda – tanda bahaya kehamilan sehingga terlambat untuk memulai pertolongan
b.  Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan
c.   Terlambat mendapat pelayanan setelah tiba di tempat pelayanan.
Contoh : - Dokter tidak ada, persediaan darah di PMI  habis
2.  Tingkatan Kerja Pertimbangan Moral Dalam Pengambilan Keputusan Ketika Menghadapi Delima Etik.
a.    Tingkat I
Keputusan dan tindakan :  Bidan merefleksikan pada pengalaman atau pengalaman rekan kerja.
b.    Tingkat II
Peraturan         : berdasarkan kaidah kejujuran ( berkata benar), privasi, kerahasiaan dan kesetiaan ( menepati janji). Bidan sangat familiar, tidak meninggalkan kode etik  panduan praktek profesi.
c.    Tingkat III
Ada 4 prinsip etik yang digunakan dalam perawatan praktek kebidanan:
1.  Antonomy, memperhatikan penguasaan diri, hak kebebasan dan pilihan individu.
2.  Beneticence, memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien, selain itu berbuat terbaik untuk orang lain.
3.  Non Maleticence, tidak melakukan tindakan yang menimbulkan penderitaan apapun kerugian pada orang lain.
4.  Yustice, memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan keuntungan. ( Beaucamo & Childrens 1989 dan Richard, 1997).
3.  Dasar Pengambilan keputusan :
a.  Ketidak  sanggupan ( bersifat segera)
b.  Keterpaksaaan karena suatu krisis, yang menuntut sesuatu unutuk segera dilakukan.
4. Bentuk pengambilan keputusan :
a.  Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan, rencana dan masa depan, rencana bisnis dan lain-lain.
b.  Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di dunia, klinik, dan komunitas.
c.   Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh standart praktik kebidanan.
5. Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan :
a.  Mengenal dan mengidentifikasi masalah
b.  Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan antara masa lalu dan sekarang.
c.   Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai.
d.  Mempertimbangkan pilihan yang ada.
e.  Mengevaluasi pilihan tersebut.
f.    Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya.

6. Pengambilan  keputusan  yang  etis
Ciri 2nya:
a.  Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah
b.  Sering menyangkut pilihn yang sukar
c.   Tidak mungkin dielakkan
d.  Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman,lingkungan sosial
7. Mengapa kita perlu mengerti situasi:
a.  Untuk menerapakan norma-norma terhadap situasi
b.  Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna
c.   Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan
8. Kesulitan Dalam   Mengerti Situasi :
a.  Kerumitan situasi  dan keterbatasan pengetauan kita
b.  Pengertian kita terhadp situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan faktor 2 subyektif lain.
9. Bagaimana Kita Memperbaiki Pengertian Kita Tentang Situasi:
a.  Melakukan penyelidikan yang memadahi
b.  Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
c.   Memperluas pandangan tentang situasi
d.  Kepekaan terhadap pekerjaan
e.  Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain

10. Tips pengambilan keputusan dalam keadaan kritis :
a.  Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya, baik oleh sendiri atau dengan orang lain.
b.  Tetapkan hasil apa yang diinginkan.
c.   Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada.
d.  Pilih solusi yang lebih baik.
e.  Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan.
Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yg diambil berdasarkan kebutuhan dan masalahyang dihadapi klien, sehingga semua tindakan yang dilakukan bidan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat emergensi, antisipasi, atau rutin.
Pengambilan Keputusan Klinis Tergantung:
1.   Pengetahuan
2.  Latihan Praktek
3.  Pengalaman
Pengambilan Keputusan Klinis yang benar dan tepat:
1.  Menghindari pekerjan atau tindakan rutin yamng tidak sesuai dgn kebutuhan klien
2.  Meningkatkan efektitivitas dan efesiensi pelayanan yang diberikan
3.  Membiasakan Bidan berfikir dan bertindak sesuai standart
4. Memberikan kepuasan pelanggan
Dalam Kasus Emergensi Dan Menghadapi Situasi Panik : ada 2 Hal
1.  Mempertimbangkan satu solusi berdasarkan pengalaman dimasa Lampau
2.  Meninjau simpanan pengetahuan yg relevan dgn keadaan tsb
Langkah-langakah Pengambilan Keputusan Klinis Menggunakan
1.  Penilaian ( pengumpulan informasi)
2.  DX ( Penafsiran)
3.  Perencanan
4.  Intervensi
5.  Evaluasi

D.  Teori-teori Pengambilan Keputusan
1.  Teori  Utilitarisme:
     Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan, meminimalkan ketidaksenangan.
2.  Teori Deontology
Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik bila bertindak baik. Contoh bila berjanji ditepati, bila pinjam hrus dikembalikan
3.  Teori Hedonisme:
Menurut Aristippos, sesui kodratnya, setiap  manusia mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan.
4.  Teori Eudemonisme:
Menurut Filsuf Yunani Aristoteles , bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kiata
E. Teori Etika
Teori etika adalah proses yang ditempuh dalam membenarkan suatu keputusan etis tertentu
1.            Konsekuensialisme
Menjawab pertanyaan” apa yang harus saya lakukan ?” dengan memandang konsekuensi dari berbagai jawaban.
Konsekuensi yang membawa paling banyak hal yang menguntungkan
Keuntungan :
·     Memperhatikan dampak aktual sebuah keputusan dan bertanya bagaimana orang terpengaruh kepadanya.
·     Konsekuensialisme sesuai dengan nuansa kehidupan dan berusaha bersikap responsif terhadapnya.
Kekurangan :
Tidak menyediakan standar ( pegangan ) untuk mengukur hasil satu terhadap hasil lain.
Contoh kasus :
Ibu meminum minyak kelapa pada saat persalinan dengan maksud untuk memperlancar proses persalinan.
Keputusan etik :
Bidan membiarkan hal tersebut karena bila dilarang dapat membuat keluarga tersinggung dan yang paling penting bidan berpikir hal tersebut tidak mengganggu kemajuan persalinan serta tidak membahayakan ibu & janin.
2.  Deontologi
Keputusan yang diambil berdasarkan keterikatan/berhubungan dengan tugas.
Dalam pengambilan keputusan ini perhatian utama pada tugas.
Keuntungan :
·     Kejelasan dan kepastian dari titik tolaknya.
·     Mengenal aturan dan mengetahui kewajiban, serta jelas apa yang etis dan apa yang tidak.
Kerugian :
·     Tidak peka terhadap konsekuensi-konsekuensi perbuatan
·     Dengan hanya berfokus pada kewajiban, orang tidak melihat beberapa aspek penting sebuah problem.
Contoh kasus :
Pertolongan persalinan pada Ibu Inpartu yang menderita AIDS.

Keputusan etik :
Bidan tetap melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
3.  Hak
Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak berbeda dengan keinginan, kebutuhan dan kepuasan.
Tuntutan-tuntutan moral seseorang yaitu haknya ditanggapi dengan serius.
Keuntungan :
Teori hak ini pantas dihargai terutama karena tekanannya pada nilai moral seorang manusia dan tuntutan moralnya dalam suatu situsi konflik etis.
Kerugian :
·     Teori ini tidak menjelaskan bagaimana konflik hak antara individu-individu harus dipecahkan.
·     Teori menempatkan hak individu dalam pusat perhatian tanpa menerangkan bagaimana memecahkan konflik hak yang bisa timbul.
Contoh kasus :
Pada saat pertolongan persalinan bayi prematur seorang bidan melihat bahwa otot-otot perineum ibu sangat kaku dan diperlukan tindakan episiotomi. Setelah dijelaskan pada ibu ternyata ibu menolak dilakukan episiotomi.
Keputusan etik :
Bidan tidak melakukan tindakan episiotomi. Karena kalau tetap dilakukan berarti bidan dapat dianggap melanggar hak pasien. Tetapi disini bidan harus mengajukan pernyataan penolakan tindakan (Informed Consent) untuk ditandatangani oleh pasien agar bidan tidak digugat suatu saat nanti bila terjadi komplikasi.
4. Intuisionisme
Memecahkan dilema-dilema etis dengan berpijak pada intuisi. Intuisi kemungkinan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui secara langsung apakah sesuatu baik atau buruk. Bukan berdasarkan situasi, kewajiban dan hak.
Keuntungan :
Intuisi moral biasanya memberi keteguhan hati yang besar
Kekurangan :
Walaupun intuisionisme dapat menyajikan keberanian untuk tetap berpegang pada keyakinan kita, tapi tidak memberikan cara untuk meyakinkan orang lain bahwa jalan itu benar.
Contoh kasus :
Seorang penderita kangker meminta pada bidan untuk mengakhiri hidupnya ( euthanasia ) karena ia merasa beban yang ditanggungnya terlalu berat dan menambah beban bagi keluarganya.
Keputusan etik :
Bidan menolak melakukan tindakan euthanasia. Euthanasia merupakan suatu pembunuhan, oleh karena itu hal ini dianggap pelanggaran terhadap nilai religi dan nilai moral.





BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Etik sebagai filsafat moral, mencari jawaban untuk menentukan serta mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang benar salah, baik buruk, yang secara umum dipakai sebagai suatu perangkat prinsip moral yang menjadi pedoman suatu tindakan.
Bidan dihadapkan pada dilema etik membuat keputusan dan bertindak didasarkan atas keputusan yg dibuat berdasarkan Intuisi mereflekasikan pada pengalamannya atau pengalaman rekan kerjanya.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994).
Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada. Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yg diambil berdasarkan kebutuhan dan masalahyang dihadapi klien, sehingga semua tindakan yang dilakukan bidan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat emergensi, antisipasi, atau rutin.
B.  Saran
Dari makalah ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pengambilan keputusan yang benar dan tepat untuk menjadi calon Tenaga Kesehatan terutama sebagai seorang Bidan.





DAFTAR PUSTAKA

Hardiwardoyo, P .1989.ETIKA MEDIS. Pustaka Filsafat, Kanisius, Jakarta
Synthia Dewi Nilda. 2011.ETIKA PROFESI KEBIDANAN.Rohima, Yogyakarta
Setiawan.2010. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan.2010. jakarta: trans info    media CV
Zaini, Muderis.1995. Adopsi “ Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum”.Jakarta :       Sinar Grafika
http://denipurnama.blogspot.com/2009/02/etika-keperawatan.html




                                                       

1 komentar: