MANAJEMEN KEBIDANAN
INTRANATAL CARE FISIOLOGIS PADA NY “M” DENGAN PARTUS ATEREM “PBK”
DI PKM PASARWAJO
No register : -
Tanggal MRS : 15– 12 – 2013, Jam 14.54
Tanggal Pengkajian : 15 – 12 – 2013
Tanggal Partus : 15-12-2013
Nama Mahasiswa : WA ODE KURNIATI, JUMIATI, HARDIANTI ALWIA,
SALMAWATI
Diagnosa :
LANGKAH I :
IDENTIFIKASI DATA DASAR.
A. Identifikasi Ibu / Suami.
1. Nama : Ny. M / Tn. H
2. Umur : 25 Tahun / 25 Tahun
3. Suku : Buton/
Buton
4. Agama : Islam
/ Islam
5. Pendidikan : SMU / SMU
6. Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
7. Alamat : Kelurahan
Wasaga
B. Data Biologis /
Fisiologis.
1. Keluhan
Utama : Nyeri
perut tembus belakang disertai pengeluaran lendir darah melalui jalan
lahir.
2. Riwayat Keluhan Utama :
F Mulai timbulnya : Sejak jam 8.00 Wita tanggal 15 – 12 –2013.
F Sifat keluhan : Semakin lama semakin
kuat.
F Lokasi Keluhan` : Perut bagian bawah tembus
belakang.
F Faktor Pencetus
: Kontraksi uterus ( HIS )
F Keluhan lain : Tidak ada
F Pengaruh keluhan terhadap aktifitas
: mengganggu.
F Usaha klien
untuk mengatasi keluhan adalah istirahat itempat tidur sambil mengelus-elus perut dan
menarik napas panjang.
3. Riwayat kesehatan yang lalu.
F
Imunisasi yang pernah diperoleh TT 3 X
F Tidak
pernah menderita penyakit sebelumnya(anemia,hipertensi,demam dan jantung)
4. Riwayat keluarga
a. Tidak ada riwayat penyakit
menular.
b. Tidak ada riwayat penyakit
keturunan.
5 . Riwayat Reproduksi :
a. Riwayat
haid :
F Menarche :
12 Tahun.
F Siklus :
28 – 30 hari.
F Durasi :
4 – 6 hari.
F Perlangsungan : Normal.
b. Riwayat Obstetri :
1. Kehamilan,
Persalinan dan Nifas yang lalu.
Kehamilan
|
Persalinan
|
Nifas
|
keadaan
|
||||||||
No
|
Tahun
|
Umur
mgg)
|
Tanggal
Persalinan
|
Jenis persalinan
|
Penolo-
ng
|
Perlang-sungan
|
BB Bayi
|
Keadaan Ibu/Bayi
|
Perlang-sungan
|
Lamanya
menyusui
|
|
1.
|
2010
|
40 mgg
|
24-05-2010
|
Spontan
|
Bidan
|
|
3900 gr
|
± Baik
|
|
3 Tahun
|
Hidup
|
2. Kehamilan sekarang.
F G
II P I
A 0
F HPHT : 8- 3- 2013.
F TP :
15 – 12 – 2013
F
Pergerakan janin dirasakan pada umur kehamilan 18 mgg.
F
Dirasakan pada area perut bagian bawah sebelah kiri.
F Sejak
amenorhoe :
-
Tidak ada spoting / blooding.
- Sakit
kepala / pusing timbul kadang-kadang.
-
Mual dan muntah pada trimester pertama.
c. Riwayat Gynekologi.
* Tidak ada riwayat penyakit
Neoplasma, PMS, Infertilitas dan Infeksi.
d. Riwayat KB.
* Klien pernah menjadi aseptor KB
Pil.
6. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar.
a. Kebutuhan Nutrisi.
Ø Kebiasaan :
- Pola makan ibu baik.
- Frekuwensi makan 3 X / sehari
- Kebutuhan minum / cairan : 7 – 8 gelas / hari.
Ø Selama Inpartu.
- Kosumsi makanan perhari :
1. Karbohidrat : Nasi.
2. Protein : Ikan, telur, tempe, tahu.
3. Lemak : Susu.
4. Besi / asam folat :
Sayur hijau.
5. Kalsium : Susu.
6. Iodium : Garam.
-
Nafsu makan baik.
-
Tidak ada masalah dengan gigi / mengunyah.
-
Tidak ada makanan pantangan.
b. Kebutuhan Eliminasi
Ø Kebiasaan :
- Frekuensi BAK
± 4-5 / hari.
- Warna / bau
khas : Kekurangan / khas amoniale.
- Tidak ada
gangguan eliminasi BAK.
- Frekuensi BAB
± 1 X / hari
- Warna /
konsistensi : Kekuningan / lunak.
Ø Selama Inpartu.
- Klien mengalami
poli uri, tidak mengalami inkontinesia uri.
- Klien mengalami
konstipasi.
- Klien tidak
mengalami disuria.
c. Kebutuhan kebersihan diri :
Ø Kebiasaan :
- Kebersihan
rambut : 3 X seminggu dicuci dengan menggunakan shampo.
- Kebersihan gigi
dan mulut : Sikat gigi setiap selsai makan dan bangun tidur.
- Kebersihan
genitalia : Dibersihkan setiap selesai mandi dan selesai BAK.
- Kebersihan kuku
tangan/kaki :Dipotong setiap minggu sekali
- Kebersihan
pakaian : Diganti 2X sehari.
Ø Selama Inpartu :
- Pada daerah genitalia tampak pengeluan lendir
campur darah.
d. Kebutuhan Istirahat / Tidur.
Ø Kebiasaan :
- Istirahat / tidur siang ± 1 jam.
- Istirahat / tidur malam ± 6
jam.
Ø Selama inpartu.
-
Klien tidak dapat beraktifitas dengan baik seperti biasanya karena adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan nyeri.
7.
Pemeriksaan Fisik.
a. Pemeriksaan fisik umum.
1.
Penampilan ibu baik.
2.
Kesadaran : Composmentis.
BB Ibu sebelum hamil 60 kg, dan BB
Ibu selama hamil 69 kg
3.
TTV :
- Tekanan Darah :
100 / 70 mmHg.
- Denyut Nadi :
84 X / menit.
- Suhu badan :
36,5 0c
- Pernapasan :
20 X / menit.
4.
Inspeksi kepala dan rambut :
* Rambut : Keras,
hitam, panjang.
* Kebersihan rambut : Bersih tidak berketombe.
5.
Inspeksi wajah / muka :
* Wajah tidak ada oedema.
*
Tidak terdapat cloasma gravidarum.
* Ekspresi wajah meringis dan lemas.
6.
Inspeksi mata :
*
Konjungtiva tidak anemis.
*
Sklera tidak ikterus.
*
Kelopak mata tidak oedema.
7. Ispeksi hidung :
*
Lubang hidung simetris kiri dan kanan.
*
Tidak ada sekret.
*
Tidak ada epistalesis.
8. Inspeksi gigi / mulut :
*
Kebersihan gigi / mulut : bersih.
*
Keadaan gigi lengkap.
*
Tidak ada caries pada gigi.
*
Keadaan gusi bersih, tidak ada sariawan.
*
Keadaan lidah bersih.
*
Mukosa bibi lembab.
9. Inspeksi telinga :
*
Keadaan telinga bersih.
*
Tidak ada sekret pada telinga.
*
Keadaan telinga luar simetris kiri dan kanan.
10. Inspeksi dan palpasi leher.
*
Tidak ada pemebesaran kelenjar gondok
11. Inspeksi , palpasi dan auskultasi dada dan perut.
a. Payudara.
* Payudara simetris kiri dan kanan.
* Putting susu bersih dan menonjol.
* Areola mammae hyperpigmentasi.
* Kolostrum sudah ada.
b. Jantung dan
paru-paru.
*
Tidak dilakukan pemeriksaan.
c. Abdomen.
Inspeksi :
* Pembesaran perut sesuai umur kandungan.
* Tampak striae albicanc.
* Tidak ada bekas luka operasi.
* Tonus otot perut sudah kendor.
Palpasi :
* Pemeriksaan
Leopold 1-4
1.Leopold 1
: TFU 3jbpx
2.Leopold 2
: di dapat punggung kiri
3.Leopold 3
: presentase kepala
4.Leopold 4
: kepala masuk PAP 4/5.
Auskultasi DJJ :
- Irama : Teratur.
- Frekwensi
: 140 X / menit
12. Inspeksi
genitalia ( Vulva dan anus ).
a.
Tampak pengeluaran lendir.
b.
Terdapat tanda chadwick.
c. Tidak
ada varises.
d. Tidak
ada flour albus.
13. Inspeksi /
palpasi tungkai bawah.
a.
Simetris kiri dan kanan.
b. Tidak
ada oedema pretibial.
c. Tidak ada varices.
14. Pemeriksaan panggul luar tidak dilakukakan.
15. Pemeriksaan Laboratorium
tidak dilakukan.
b. Pemeriksaan
Obstetric dalam periode inpartu.
* Kala Pembukaan :
* Keadaan umum ibu baik.
* TTV :
-
TD : 100 / 70 mmhg.
-
Nadi : 84 X / menit.
-
Suhu Badan : 36,5 Oc.
-
Pernapasan : 20 X / menit.
* Respon terhadap nyeri klien kadang-kadang
berteriak dan menangis.
*
Palpasi abdomen.
-
Leopold I : TFU 3 jbpst.
-
Leopold II : Punggung kiri.
-
Leopold III : Presentasi kepala.
-
Leopold IV :
Kepala masuk PAP 4/5.
*
Auskultasi DJJ :
-
Irama : Teratur.
-
Frekwensi : 140 X / menit.
-
Tidak ada bising tali pusat.
-
Tidak ada bising uterus dan bunyi aorta.
*
Pemeriksaan dalam Pervaginam.
Tanggal 15 – 12 – 2013 Jam 15.00 Wita.
-
Indikasi : Di saat ibu
tidak meneran atau tidak terjadi HIS
-
Keadaan dinding vagina etosis.
-
Arkus pubir membentuk sudut tumpul.
-
Partio tipis.
-
Pembukaan 8 cm.
-
Ketuban masih utuh.
-
Presentase kepala.
-
Kepala masuk PAP. H III
-
Akhir kala I tanggal 15 – 12 – 2013 jam 15.00 wita.
2.
Kala Pengeluaran.
* Awal kala II jam 15.20 Wita.
* Kontraksi uterus baik, teratur
dan kuat.
* Keadaan umum ibu baik.
* Bayi lahir jam 15.55 Wita.
* Keadaan Bayi :
-
APGAR Score : 8 / 9.
-
Jenis Kelamin : Perempuan.
-
BBL / PBL : 3200 gram / 50 cm.
-
Kelainan congenital : Tidak ada.
*
Perdarahan kala II :
± 100 cc.
*
Lamanya kala II
: ± 20 menit.
*
Perlangsungan kala II : Normal ( ± 20 menit )
3.
Kala Uri.
*
Awal kala III :
Jam 16.00 Wita.
*
Kontraksi uterus baik.
*
Keadaan umum ibu baik.
*
Plasenta lahir jam : Jam
16.15 Wita.
*
Keadaan plasenta :
-
Kotiledon : 16 buah.
-
Selaput amnion : Lengkap.
-
Insertio tali pusat : Sentralis.
-
Diameter placenta : ± 19
cm.
-
Tebal placenta : ± 3
cm.
-
Tidak ada kelainan placenta.
*
Keadaan Perineum.
-
Perineum tidak ruptur.
-
Perdarahan kala III : ± 200
cc.
-
Perlangsungan kala III : ± 10
menit
-
Tindakan obat-obatan : Oxitosin 10
unit secara I.M
4.
Kala Pengawasan.
*
Awal observasi : Jam 16.15 Wita.
*
Kontraksi Uterus : Baik, teraba, keras dan bundar.
*
Fundus uteri : 3 jari bawah pusat.
*
Perdarahan : ± 50
cc.
*
Keadaan umum ibu : Baik.
*
Tanda-Tanda Vital : TD
100/ 70 mmhg,
DN. 84 X /
menit.
*
Akhir kala IV : Jam 18.00 wita.
C. Data Psikologis / Sosiologis.
1.
Reaksi emosional selama proses persalinan.
* Rencana pertolongan persalinan ditolong oleh
bidan.
* Respon ibu selama proses persalinan cemas dan
tidak sabar.
* Respon suami selalu memberikan dukungan kepada istrinya.
* Jenis kelamin yang diinginkan tidak ada,
laki-laki dan perempuan sama saja.
2.
Peranan ibu dalam keluarga.
·
Pengambilan keputusan dilakukan
dengan cara musyawarah.
·
Konsultasi kesehatan dilakukan
di R.S.
·
Penentuan diet dan makanan
potongan dilakukan oleh ibu.
D. Data
Spritual.
* Ibu selalu berdoa semoga persalinannya dapat
berlangsung secara normal.
* Tidak ada pantangan menurut keyakinan ibu
selama persalinan.
LANGKAH II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH.
GII PI
Ao Kehamilan 38 – 40 mgg, letak
kepala, turunnya kepala 4/5, intra uterin, tunggal hidup, keadaan ibu dan janin
baik, inpartu kala I.
Fase aktif, dengan masalah nyeri karna kontraksi uterus.
v G II
PI A0
Dasar :
DS : - Ibu
mengatakan sudah dua kali hamil.
DO :
- Tonus otot perut sudah kendur.
- Tampak striae albicans dan
linea alba jelas.
Analisa dan
Interpretasi :
Ibu menyampaikan bahwa ibu hamil kedua didukung
dengan tampak striae lama ( albicans ) dan tonus otot perut sudah kendor
karena sudah ada peregangan sebelumnya.
v Hamil
33 – 40 minggu
Dasar
: DS :
- Ibu menyatakan HPHT tanggal 8 – 3 - 2013.
DO
: - TP.
tanggal 15 – 12 – 2013
-
TFU 3
jbspx.
Analisa dan
Interpretasi.
-
Dari HPHT tgl. 8 – 3 – 2013 s/d 15 - 12 – 2013 ( 282 hari ) sama dengan kehamilan 38 - 40
minggu.
-
Pada kehamilan 38 – 40 minggu
dipengaruhi oleh masuknya bagian terendah janin pada PAP ( 3 jbpx ).
v Letak kepala, puki, turunnya kepala 4 / 5.
Dasar :
DS :
- Ibu merasakan pergerakan
janinnya di daerah perut sebalah kanan
DO :
- Pada pemeriksaan palpasi.
·
TFU 3
jbpx.
·
Punggung kiri.
·
Turunnya 4 / 5.
Analisa dan
Interpretasi :
·
Leopold I :
Teraba bokong di daerah fundus.
·
Leopold II :
Teraba tahanan paling banyak disisi kiri perut ibu
dibanding sisi kanan.
·
leopold III : teraba bagian yang bundar dan keras pada
palpasi
·
Leopold IV : Kepala masuk PAP 4/5
v Auskultasi Djj terdengar pada kuadran kiri bawah jelas dan teratur.
v Intra uterin, janin tunggal hidup.
Dasar :
DS
: - Ibu merasa janin bergerak
kuat.
-
Djj 140
X / menit terdengar pada kuadrat kiri bawah.
Analisis dan
Interprestasi.
-
Bagian besar janin dapat diraba
saat palpasi leopold ibu tidak merasa nyeri ( intra uterin ).
-
Saat palpasi janin bergerak (
hidup ) ibu juga merasakan janinya bergerak kuat.
-
Pada saat palpasi hanya teraba,
bagian besar janin pada lokasi yang
berbeda, bagian kepala pada kuadrat bawah perut, bagian bokong pada kuadrat
atas perut ( tungga )
-
Djj dapat di dengar jelas, kuat,
teratur dengan steteskop laenec.
v Keadaan Ibu dan Janin baik.
Dasar :
DS : Ibu
merasakan janinnya bergerak.
DO :
- TTV :
TD 100 / 70 mmhg DN : 84 X / menit, SB : 36,5 O c,
P ;20 X / menit.
- Tidak ada oedema pada wajah.
-
Sklera mata tidak ikterus.
- Djj 140 X / menit.
Analisa dan Interpretasi :
-
Tanda vital ibu dalam batas
normal ibu dapat berkomunikasi dengan baik ( kesadaran baik ) dan tetap
koperatif.
-
Djj dalam batas normal, teratur
dan kuat.
v Inpartu Kala I Fase Aktif.
Dasar :
DS
: - Ibu merasakan timbul rasa
mules dan nyeri pada perut tembus
belakang dan mengganggu aktifitas.
DO :
- Kontraksi uterus adekuat 3 X dalam 10
menit, durasi 40 detik.
- Pelepasan lendir dan darah.
- Serviks membuka 9 cm.
Analisa dan
Interpretasi :
·
Nyeri yang timbul adalah nyeri
yang berasal dari adanya his persalinan. Mulainya persalinan ditandai adanya
his persalinan dan mulainya persalinan dipengaruhi oleh sistim endokrin ibu dan
janin.
·
Pada akhir kehamilan, janin
memproduksi hormon yang menstimulasi mulainya persalinan yang disebut oksitosin
dan prostaglanding, kedua hormon ini dialirkan dari janin masuk kesirkulasi
darah ibu, kemudian merangsang peningkatan oksitosin dan prostaglanding dari
ibu sendiri. Hal ini yang menjelaskan bahwa persalinan terjadi oleh karena
adanya faktor yang berasaldari ibu dan janin.
·
Pada saat yang bersamaan
plasenta, mengalami insulfisinsi
( ketidakmampuan) oleh karena terbentuknya fibrin yang
mengganggu fungsi plasenta, sehingga fungsi progesteron menurun dan estrogen
sebaliknya mengakibatkan uterus berkontraksi sebagai tanda awal persalinan.
·
Pelepasan lendir dan darah
terjadi karena pada saat terjadi kontraksi segmen bawah uterus ( Serviks ) yang
tegang dan tertarik sehingga pambulu darah kapiler disekitar mulut rahim pecah
dan mengakibatkan adanya pelepasan darah.
·
Hormon prostaglandin juga
memberi pengaruh terhadap pematangan dan terjadinya pembukaan serviks.
v Masalah nyeri karena kontraksi uterus.
Dasar :
DS : - Ibu
mengeluh timbul rasa mules dan nyeri perut tembus
belakangsejak jam
8.00 wita tanggal 15 – 12
– 2013.
- Nyeri perut ibu sifatbya
semakin lama semakin kuat dan
mengganggu
aktifitas.
DO : -
Kontraksi uterus 3 kali dalam 10 menit.
- Hasil PD. Tanggal 15 -12 - 2013 jam 15.40 wita
dilatasi serviks 9
cm partio tipis / lunak
Analisa dan
Interprestasi :
·
Nyeri perut terjadi karena
membukanya mulur rahim disertai peregangan otot rahim yang menimbulkan
rangsangan cukup kuat untuk timbulnya rasa nyeri.
·
Rangsangan nyeri disebabkan
karena tertekannya ujung-ujung saraf saat rahim (corpus) berkontraksi dan
terganggunya rahim bagian bawah ( Serviks )
·
Rahim bagian bawah teregang dan
tertarik agar memungkinkan bagian terendah janin lebih turun ditambah dengan
dorongan oleh kontraksi segmen atas rahim.
LANGKAH III.
ANTISIPASI KEMUNGKINAN / DIAGNOSA POTENSIAL.
Tidak ada data yang mendukung.
LANGKAH IV. EVALUASI PERLUNYA TINDAKAN SEGERA /
KOLABORASI
Tidak ada data yang mendukung.
LANGKAH V. RENCANA ASUHAN
Ä Tujuan : * Kala
I berlangsung normal ( ±7 jam )
*
Ibu mendapat dukungan psikologis dan fisik dari petugas dan keluarga.
* Ibu dapat beradaptasi secara
fisiologis terhadap nyeri akibat kontraksi uterus.
Ä Kriteria keberhasilan :
*
Pembukaan lengkap ½ jam kemudian (15.40 Wita )
*
Penurunan kepala 0/5 pada jam 15 .40 Wita.
*
Kontraksi uterus adekuat 5X dalam 10 menit Durasi > 40 detik.
*
Djj 130 x/menit ,kuat dan teratur.
*
TTV Dalam batas normal, hidrasi adekuat setiap 2 jam intake dan
autput seimbang.
*
Ibu memilih posisi yang menguntungkan bagi bayinya.
Ä Rencana Tindakan :
1.
Beri informasi tentang respon
nyeri bagi bayinya .
Rasional:
Nyeri perut terjadi karena membukanya mulut rahim disertai peregangan otot yang menimbulkan
rangsangan cukup kuat untuk timbulnya nyeri.
2. Ajarkan ibu cara relaksasi dengan
cara :
Pada saat kontraksi ibu menarik napas melalui hidung dan
pengeluaran napas melalui mulut
dilakukan selama timbul kontraksi.
Rasional:
Pada saat kontraksi timbul ketegangan yang hebat dan akan berkurang dengan adanya pengaturan napas
terutama pada saat mengeluarkan napas
melalui mulut
dan bukan melalui hidung.
3. Apakah ibu memilih posisi yang
menguntungkan bagi bayinya dengan tidur
miring kearah salah satu sisi secara bergantian.
Rasional
:
Tidur miring kesalah satu sisi dapat meningkatkan oksigen dari janin, karena tidur miring mencegah penekanan
vena kava inferior oleh uterus yang
membesar yang dapat mengurangi suplai darah
dari ibu kejanin yang juga mempengaruhi output jantung
4.
Lakukan pemantauan his (kontraksi uterus) tiap 30 menit dalam 10 menit.
Rasional:
Kontraksi uterus yang baik menggambarkan keadaan kemajuan persalinan yang baik.
5.
Lakukan pemantauan Djj hitung selama 1 menit setiap 30 menit.
Rasional:
Dengan Djj tidak normal ( <120 x/menit dan > 160 x/menit )
menggambarkan adanya gawat janin.
6. Beri
hidrasi dengan minum sumber kalori .
Rasional:
Hidrasi tiap 2 jam secara oral akan
mencegah dehidrasi serta pemakaian
cadangan kalori yang berlebihan.
7. Siapkan alat pertolongan persalinan.
Rasional :
Alat pertolongan yang lengkap dan sudah siap dapat mempermudah penolong
melakukan pertolongan persalinan jika
pembukaan sudah lengkap.
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 15 Desember jam 2013 08.00-13.55 Wita.
1. Mengalihkan perhatian ibu untuk
mengurangi nyeri dengan mengelus-elus
bagian yang nyeri.
2. Relaksasi
dan pengaturan napas terutama saat kontraksi dengan cara pada saat Kontraksi, ibu menarik napas melalui
hidung dan
mengeluarkan napas melalui mulut,
dilakukan selama timbul kontraksi.
3. Ibu memilih posisi yang
menguntungkan bagi janin dengan tidur miring kesalah satu sisi secara bergantian.
4. Meletakan tangan diatas fundus
uteri selama 10 menit dengan hasil 3x dalam
10 menit durasi 40 detik.
5. Mendengar Djj selama 1 menit
pada saat sesudah puncak his, dengan hasil
140 x / menit.
6.
Memberi minum susu 200 cc ( 2 gelas ).
7. Menyiapkan alat persalinan dengan hasil alat
persalinan sudah tersedia lengkap sesuai
APN ( bak partus lengkap ) dengan isinya sudah siap, air dtt , Larutan klorin 0,5 %, tempat sampah basah,
kering, tempat pakaian kotor ibu,
tempat plasenta, pakaian ibu dan bayi, oksitosin 1 ampul dan spoit
disposible.
LANGKAH VII. EVALUASI
Tanggal 15 Desember 2013
·
Ibu tampak dapat beradaptasi
dengan nyeri akibat kontraksi uterus di tandai dengan ibu mengelus-elus bagian
yang nyeri menarik napas panjang jika uterus berkontraksi, ibu tidur miring
kekiri serta ibu mau minum susu.
·
Hasil pemeriksaan kontraksi
uterus 3x dalam 10 menit durasi 40 detik, intensitas sedang dan Djj 140 x /
menit.
Alat persalinan sudah tersedia lengkap sesuai APN.
PROSES ASUHAN KEBIDANAN
KALA II PERSALINAN.
Tanggal 15 Desember 2013
LANGKAH I. DATA DASAR.
1.
Riwayat persalinan sekarang .
*
Ibu mengatakan ingin BAB.
*
Ibu merasa ada tahanan pada anus.
*
Ibu mengatakan sakitnya bertambah dan dirasakan tembus belakang .
*
Ibu mengatakan ada dorongan untuk meneran.
2. Pemeriksaan Fisik.
* Perineum menonjol.
* Vulva dan Anus terbuka.
* Jam 13.45 wita pemeriksaan dalam.
-
Dilatasi serviks 10 cm ( pembukaan lengkap ).
- Penurunan kepala 0/5 ( H IV )
- Cairan ketuban jernih keputih-putihan
* Kontraksi uterus 5 X / dalam 10 menit durasi
> 40 detik.
* TTV
: TD 100 / 70 mmhg. DN :
84 X / menit. P : 24 X
/ menit.
LANGKAH II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL.
Ä Inpartu Kala II : Ketuban sudah pecah, keadaan ibu dan janin
baik.
Dasar :
DS : - Ibu
mengatakan ingin BAB.
- Ibu merasa ada tekanan pada
anus.
- Ibu mengatakan sakitnya
bertambah dan dirasakan
tembus belakang.
- Ibu mengatakan ada dorongan
untuk meneran.
DS :
-
Perineum menonjol.
-
Vulva dan anus membuka.
-
Dilatasi serviks 10 cm.
-
Penurunan kepala 0/5 /H IV.
-
Cairan ketuban jernih keputih-putihan.
-
Kontraksi uterus 5x/ 10 menit durasi > 40 detik .
-
Tanda-tanda Vital: TD 100/70 mmhg, DN 84x/menit.
-
Djj 140 x/menit teratur.
Analisa dan
interpretasi.
-
Dengan adanya his yang adekuat
mengakibatkan segmen atas uterus berkontraksi dan mendorong isi uterus ( janin
) turun kesegmen bawah uterus yang merupakan gerakan pasif dari janin.
-
Serviks uteri yang tidak
mengandung otot ontratif berdilatasi sehingga membentuk suatu saluran yang akan
menerima bayi sampai mencapai dasar panggul dilatasi sempurna .
-
Hal ini mengakibatkan tahanan yang
hebat pada otot dasar panggul dan bagian terendah janin menekan fleksus saraf
yang mengakibatkan rasa nyeri
bertambah.
-
Kontraksi yang timbul disertai
dengan tekanan mengedan dari ibu yang berlangsung secara refleks yang merupakan
tanda gejala kala II.
-
Kondisi ibu dan janin baik
karena Djj dalam batas normal dan tanda vital ibu juga dalam batas normal.
-
Dilatasi serviks 9 cm ( dari
pembukaan 9 sampai menjadi
10 cm )
berlangsung 1 jam. Hal ini dipengaruhi oleh kontraksi
uterus yang
adekuat 5x dalam 10 menit.
LANGKAH III. ANTISIPASI
KEMUNGKINAN / DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak
ada data yang mendukung.
LANGKAH IV. EVALUASI
PERLUNYA TINDAKAN SEGERA / KONSULTASI.
Tidak
ada data yang mendukung.
LANGKAH V. RENCANA ASUHAN
.
Ä Tujuan :
F Kala II berlangsung normal (
± 20 menit )
F Tidak lebih dari 1 jam .
F Anak lahir sehat dan selamat tanpa trauma aspexia dan hipotermia
tidak terjadi.
Ä Kriteria keberhasilan :
F Bayi lahir spontan dan
menangis segera .
F Plasenta lahir komplit,
kontraksi uterus baik .
F Tidak terjadi ruptura
perineum, perdarahan dalam batas normal
tidak lebih
dari 250 cc.
F Tanda-tanda Vital dalam batas normal ( TD 100/70 mmhg, DN
84 x/ menit)
Ä Rencana tindakan :
1.
Pastikan perlengkapan alat pertolongan
persalinan.
Rasional :
Alat
pertolongan persalinan yang lengkap memperlancar pertolongan persalinan.
2.
Ajarkan ibu cara meneran yang baik dan
benar.
Rasional :
Cara meneran yang baik dan
benar pada saat his akan mempercepat
proses kelahiran.
3.
Beri intake minuman bila tidak ada his (
diantara 2 his ).
Rasional :
Mencegah dehidrasi dan kecelakaan
serta pemakaian cadangan kalori yang berlebihan.
4.
Pasang handuk kering diatas ibu.
Rasional :
Memudahkan perawatan bayi dan langsung
mengeringkan bayi dengan segera dan untuk mencegah hypotermi.
5.
Pasang doek kering dibawah bokong ibu.
Rasional :
Doek bersih (alas bokong) mencegah terjadinya infeksi silang dari tempat
tidur / tempat persalinan.
6.
Pimpin persalinan dan sokong perineum dan tahan puncak kepala.
Rasional :
Sokong perineum dan tahan puncak kepala mencegah terjadinya defleksi
kepala yang terlalu cepat sehingga tidak
menyebabkan ruptur perineum.
7.
Bersihkan mulut, hidung dan muka bayi dengan kasa DTT.
Rasional :
Mulut dan hidung merupakan alat saluran pernapasan karena lendir dan
air ketuban yang tertekan oleh bayi
dapat menghambat pernapasan.
8. Periksa lilitan tali pusat pada
leher bayi.
Rasional :
Lilitan tali pusat pada leher yang erat akan memperlambat lahirnya
bahu sehingga dapat terjadi asphyxia.
9. Tunggu kepala melakukan putaran
paksi luar.
Rasional :
Dengan putaran paksi luar yang sempurna kepala akan searah dengan punggung, sehingga memudahkan melahirkan bahu
anterior dan posterior.
10. Lahirkan bahu dengan biparietal.
Rasional :
Melahirkan bahu dengan biparietal mula-mula bahu depan kanan,
kemudian bahu belakang maka dapat
mencegah atau mengurangi ruptur perineum.
11. Lahirkan seluruh badan dengan
susur.
Rasional :
Badan bayi dilahirkan menyangga dan menyelusuri sampai bagian
tungkai bawah untuk mencegah terjadinya
ruptur dan trauma pada bayi.
12. Keringkan dan hangatkan seluruh
badan bayi.
Rasional :
Setelah bayi lahir segera keringkan dan bungkus dengan menggunakan
sarung, karena bayi yang basah pada suhu
ruangan kurang dari 33 Oc dapat menjadi hypotermi.
13. Jepit dan potong tali pusat.
Rasional :
Pemotongan tali pusat segera akan memudahkan perawatan bayi dan
tindakan resusitasi dan pencegahan
hiportemi pada bayi.
14. Serahkan bayi pada ibunya untuk
disusui.
Rasional :
Isapan bayi dapat memberikan rangsangan
ke hypotalamus untuk merangsang hypofise
posterior mengeluarkan oxitosin yang dapat memperbaiki kontraksi uterus dan untuk bayi dapat terjalin ikatan
kasih sayang/ ikatan batin antara ibu
dan anak.
15. Periksa fundus uteri.
Rasional :
Periksa fundus uteri memberi keyakinan bahwa janin / bayi tersebut tunggal atau kembar.
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI.
Tanggal 15 Desember
2005, Jam 15.45 Wita.
1. Memastikan kelengkapan
alat pertolongan persalinan antara lain :
- Partus set.
- Wadah yang berisi larutan clorin
0,5 %.
- Wadah yang berisi air DTT.
- Tempat sampah basah dan kering.
- Tempat placenta.
- Tempat pakaian kotor ibu.
-
Pakaian ibu dan bayi.
-
Persiapan diri /penolong memakai celemek , mencuci tangan pada air
megalir keringkan dengan handuk bersih ,tangan kanan memakai sarung tangan
kemudian mengambil spoit lalu diisi dengan oxitosin l0 unit ,(1 ampul).
2.
Menganjurkan ibu mengedan pada saat sedang his dengan posisi
setengah duduk.
3.
Memberikan susu ± 200 cc.
4.
Memasang handuk bersih diatas
perut ibu.
5.
Memasang doek ( alas bokong ) bersih dibawah bokong ibu.
6.
Memimpin persalinan.
7.
Membersihkan mulut,muka dan hidung bayi dengan kasa DTT.
8.
Memeriksa lilitan tali pusat, ternyata tidak ada lilitan.
9.
Menunggu kepala melakukan putaran paksi luar.
10.Mmelahirkan bahu dengan
biparietal, tarik kebawah untuk melahirkan bahu
depan tarik keatas melahirkan bahu belakang.
11.Melahirkan badan bayi dengan
sanggar susur.
12.Mengeringkan dan membungkus
badan bayi dengan cara Mengendong.
13. Menjepit tali pusat ± 3 cm.
dari pangkal pusat, jepit kedua ± 2 cm. dari kohor pertama dan memotong tali
pusat diantara 2 klem.
14. Menyerahkan Bayi pada ibunya
untuk disusui.
15. Memeriksa fundus uteri untuk
mengetahui apakah janin tunggal atau kembar
hasilnya, janin tunggal.
LANGKAH VII. EVALUASI.
Tanggal 15 Desember 2013 jam 15.55 Wita.
F Kala II berlangsung normal ± 20 menit serta bayi lahir sehat,
selamat tanpa
trauma, aspexia dan
hipotermi dan menangis segra, dengan nilai APSGAR
SCORE: menit I :
9 dan menit ke 5 :10.
PROSES ASUHAN KEBIDANAN
KALA III PERSALINAN
Tanggal 15 Desember 2013.
LANGKAH I. DATA DASAR.
1. Riwayat persalinan sekarang .
-
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.
-
Bayi lahir tanggal 15 Desember 2013 Jam 15.55 Wita Jenis kelamin
perempuan BB 3.200 gram, PB 48 cm, Nilai APSGAR SCORE : menit I : 9 dan menit
ke 5 : 10.
2.
Pemeriksaan fisik jam 16.00 Wita.
-
Kontraksi uterus baik (teraba bulat dan keras )
-
Tfu setinggi pusat.
-
Pada saat test pelepasan plasenta, tali pusat bertambah panjang.
-
Adanya pelepasan ( semburan darah )
LANGKAH II. IDENTIFIKASI
DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL.
Ä Kala III , keadaan ibu dan
Bayi baik.
Dasar :
Ds : – Ibu
mengatakan nyeri pada perut bagian bawah.
Do :
- Anak lahir tanggal 15 Desember
2013 jam 15.55 Wita ,jenis kelamin perempuan,
BBL 3.200 gram, PBL 48 cm, APSGAR SCORE
Menit I :9 dan menit ke 5: 10.
-
Kontraksi uterus baik ( teraba bulat dan keras )
-
Tfu. Setinggi pusat.
- Pada test
pelepasan plasenta, tali pusat bertambah panjang.
Analisa dan interpretasi.
Adanya kontraksi dan regangan tali pusat serta dorongan
uterus kearah dorso kranial, maka dengan sendirinya plasenta akan lepas dari
tempat tertanamnya dan akan bergerak kearah introitus vagina, dan menyebabkan
nyeri pada perut bagian bawah.
LANGKAH III. ANTISIPASI
KEMUNGKINAN / DIAGNOSA POTENSIAL.
Tidak
ada data yang mendukung.
LANGKAH IV. EVALUASI
PERLUNYA TINDAKAN SEGERA /KOLABORASI.
Tidak ada data yang mendukung.
LANGKAH V. RENCANA ASUHAN
Ä Tujuan : - Kala
III berlangsung normal ( ± 10 menit )
-
Tidak terjadi perdarahan.
Ä Rencana asuhan :
1.
Periksa apakah janinya tunggal.
Rasional :
Memastikan apakah janin tunggal atau ganda sehingga
memudahkan tindakan selanjutnya.
2. Beri suntikan oxytosin 10 unit ( 1 ampul )
intra muskulai.
Rasional :
Pemberian oxytosin dapat memperkuat kontraksi uterus
sehingga plasenta terlepas dan terjadi vaso kontraksi
pada
pembuluh darah yang dapat mencegah
perdarahan.
3. Lakukan
peregangan tali pusat terkendali.
Rasional :
Peregangan tali
pusat terkendali dan dibantu oleh
kontraksi yang baik serta dorongan uterus, kearah dorso
cranial maka dengan sendirinya plasenta akan terlepas
dan bergerak
kearah introitus vagina.
4. Lahirkan Plasenta.
Rasional :
Melahirkan
plasenta sesegra mungkin setelah anak lahir
mempercepat kala
III dan mencegah perdarahan yang
banyak.
5. Lakukan massase fundus uteri dengan palmar (
4 jari tangan )
simpan plasenta pada tempat yang
telah di sediakan.
Rasional :
Massase fundus
uteri akan menimbulkan kontraksi dan hal
ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan
mencegah
perdarahan post partum.
6.
Periksa plasenta ( kotiledon,
selaput insersi tali pusat, panjang tali pusat tebal plasenta ).
Rasional :
Sisa
plasenta yang merupakan benda asing dalam uterus
akan mengganggu kontraksi uterus,
sehingga terjadi
perdarahan.
7. Periksa jalan lahir dan observasi perdarahan.
Rasional :
Mengetahui adanya robekan jalan lahir dan apabila terjadi
perdarahan aktif.
8. Observasi kontraksi uterus.
Rasional :
Kontraksi uterus yang baik dapat mencegah terjadinya
perdarahan post partum.
9. Observasi kontraksi uterus, TTV ibu
Rasional
:
Mengetahui keadaan ibu sebagai langkah untuk
melanjutkan tindakan selanjutnya.
LANGKAH VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal 15 Desember 2013 Jam
16.05 Wita.
1.
Memeriksa uterus untuk memastikan
apakah janin tunggal / tidak
( ternyata
janin tunggal ).
2.
Memberikan injeksi oksitosin 10
menit ( 1 ampul ) secara I.M.
3.
Melakukan peregangan tali pusat
terkendali dengan cara tangan kanan menarik tali pusat, tangan kiri menekan
atas simpisis kearah dorso cranial.
4.
Melahirkan plasenta dengan cara
menarik sesuai sumber jalan lahir, kemudian memutar kearah jarum jam untuk
mencegah tertinggalnya selaput plasenta.
5.
Melakukan massase fundus uteri
dengan palmar ( empat jari tangan ).
6.
Memeriksa plasenta : Selaput
kotiledon lengkap insersi tali pusat, sentralis, tebal 3 cm. Diameter 19 cm,
panjang tali pusat ± 50 cm, dan
memasukan plasenta ditempat yang sudah disediakan.
7.
Memeriksa jalan lahir ternyata
tidak ada ruptur, perdarahan ± 200 cc.
8.
Mengobservasi uterus yang
teraba keras dan bundar.
9.
Memeriksa tanda-tanda vital :
TD:110 / 70 mmhg, DN : 80 X/menit
S : 36,5Oc
LANGKAH VII.
EVALUASI
Tanggal 15 Desember 2013 Jam
16.15 wita.
- Kala III
berlangsung normal ditandai dengan plasenta lahir lengkap
dengan waktu tidak lebih dari 30 menit. Kontraksi
uterus baik teraba
keras dan
bundar.
Dengan jumlah
perdarahan ± 100 cc, tidak terdapat
ruptur perineum.
PROSES ASUHAN KEBIDANAN
KALA IV. PERSALINAN.
Tanggal 15 Desember 2013.
LANGKAH I.
DATA DASAR
1. Riwayat persalinan.
- Ibu mengeluh nyeri perut.
- Ibu mengeluh capek.
2. Pemeriksaan fisik.
-
Plasenta lahir lengkap.
- Kontraksi uterus baik, teraba bundar dan
keras.
- TFU 2
jari bawah pusat.
- Perdarahan
± 100 cc.
- Tidak ada ruptur perineum.
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Ä Kala IV
Kala pengawasan.
Dasar :
DS
: -
Ibu mengeluh nyeri perut.
- Ibu mengeluh capek.
DO: - Plasenta lahir lengkap.
- Kontraksi uterus baik, teraba
bulat dan keras.
- TFU 2 jari bawah pusat.
- Tidak teraba ruptur perineum.
Analisa dan
Interpretasi.
-
Nyeri pada perut disebabkan
karena kontraksi uterus yang bertujuan untuk mengembalikan uterus pada keadaan
seperti sebelum hamil.
-
Pembuluh darah yang terdapat
pada otot uterus mengalami proses outolisis akibat dari adanya kontraksi uterus
yang menyebabkan perdarahan berkurang.
-
Perdarahan ± 100
cc menandakan tidak adanya sisa-sisa jaringan plasenta yang tertinggal dalam
dinding uterus.
LANGKAH III.
ANTISIPASI KEMUNGKINAN / DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada.
LANGKAH IV.
EVALUASI PERLUNYA TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Tidak ada.
LANGKAH V.
RENCANA ASUHAN.
Ä Tujuan :
- Kala IV
berlangsung normal ( ± 2 Jam )
Ä Kriteria Keberhasilan.
- Kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar.
- TFU 2 jari bawah pusat.
- Perdarahan dalam batas normal ± 50
cc.
- TTV dalam batas normal : TD :
100 / 70 mmhg. N : 80 X / menit.
- Keadaan ibu dan bayi baik.
Ä Rencana tindakan :
1. Observasi kontraksi uterus.
Rasioanl :
Kontraksi uterus yang baik dapat mencegah perdarahan.
2. Ikat dan merawat tali pusat.
Rasional :
Untuk mencegah terjadinya infeksi
dan perdarahan tali pusat.
3. Observasi TTV.
Rasional :
Salah satu indikator untuk mengetahui K.U ibu.
4. Ciptakan rasa nyaman pada ibu.
Rasional
:
Dengan membersihkan ibu dari sisa – sisa air ketuban, darah
dan meconium ibu dapat beristirahat dengan baik dan
tenang.
5. Observasi tinggi fundus uteri.
Rasional :
Untuk mengetahui keadaan kontraksi dan proses involusio
terjadi atau tidak.
6. Memberi makan dan minum.
Rasional :
Sebagai salah satu pengganti tenaga yang hilang pada saat
meneran.
7. Observasi perdaraha.
Rasional
:
Untuk mengetahui jumlah darah yang keluar sehingga dapat
diberi tindakan secepatnya
apabila ada tanda-tanda
perdarahan.
8. Serahkan bayi pada ibunya untuk disusui.
Rasional :
Rangsangan isapan oleh mulut bayi pada putting susu akan
mempengaruhi lobus hipofise posterior untuk mengeluarkan
hormon axitosin sehingga dapat
memperbaiki kontraksi
uterus.
9. Beri H.E
pada ibu tentang vulva hygiene.
Rasional
:
Mencegah masuknya
mikroorganisme.
LANGKAH VI.
IMPLEMENTASI.
Tanggal 15 Desember 2013 Jam 16.30 Wita.
1. Mengobservasi kontraksi uterus : Keras dan Bundar.
2. Mengikat tali pusat.
3. Mengobservasi TTV : TD : 100 / 70 mmhg, DN : 84 x/ menit.
4. Menciptakan rasa nyaman dengan membersihkan
darah dan air ketuban.
5. Mengobservasi tinggi fundus uteri ( 2 Jari
bawah pusat )
6. Mengobservasi perdarahan ± 50 cc.
7. Memberi makanan dan minuman sarapan pagi pada
ibu.
8. Menyerahkan bayi pada ibunya untuk disusui.
9. Memberi H.E pada ibu untuk melakukan vulva
hygiene ibu dengan cara :
Mengganti pembalut
ibu 3 x sehari, dan membersihkan derah vulva dan
sekitarnya selesai
BAB dan BAK.
10.
Memeriksa TTV : TD. 100 / 70 mmhg, DN : 84 x / menit.
LANGKAH VII.
EVALUASI
Tanggal 15 Desember 2013
1. Kala IV berlangsung normal ditandai dengan
kontraksi uterus ( treba keras
Dan bundar ). TFU 2 jbpst. Perdarahan ± 50
cc.
2. Keadaan ibu baik ditandai dengan TTV ibu
dalam batas normal : TD.
100 / 70 mmhg, DN : MANAJEMEN KEBIDANAN
INTRANATAL CARE FISIOLOGIS PADA NY “M” DENGAN PARTUS ATEREM “PBK”
DI PKM PASARWAJO
No register : -
Tanggal MRS : 15– 12 – 2013, Jam 14.54
Tanggal Pengkajian : 15 – 12 – 2013
Tanggal Partus : 15-12-2013
Nama Mahasiswa
: WA ODE KURNIATI, JUMIATI, HARDIANTI ALWIA,
SALMAWATI
Diagnosa :
LANGKAH I :
IDENTIFIKASI DATA DASAR.
A. Identifikasi Ibu / Suami.
1. Nama : Ny. M / Tn. H
2. Umur : 25 Tahun / 25 Tahun
3. Suku : Buton/
Buton
4. Agama : Islam
/ Islam
5. Pendidikan : SMU / SMU
6. Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
7. Alamat : Kelurahan
Wasaga
B. Data Biologis /
Fisiologis.
1. Keluhan
Utama : Nyeri
perut tembus belakang disertai pengeluaran lendir darah melalui jalan
lahir.
2. Riwayat Keluhan Utama :
F Mulai timbulnya : Sejak jam 8.00 Wita tanggal 15 – 12 –2013.
F Sifat keluhan : Semakin lama semakin
kuat.
F Lokasi Keluhan` : Perut bagian bawah tembus
belakang.
F Faktor Pencetus
: Kontraksi uterus ( HIS )
F Keluhan lain : Tidak ada
F Pengaruh keluhan terhadap aktifitas
: mengganggu.
F Usaha klien
untuk mengatasi keluhan adalah istirahat itempat tidur sambil mengelus-elus perut dan
menarik napas panjang.
3. Riwayat kesehatan yang lalu.
F
Imunisasi yang pernah diperoleh TT 3 X
F Tidak
pernah menderita penyakit sebelumnya(anemia,hipertensi,demam dan jantung)
4. Riwayat keluarga
a. Tidak ada riwayat penyakit
menular.
b. Tidak ada riwayat penyakit
keturunan.
5 . Riwayat Reproduksi :
a. Riwayat
haid :
F Menarche :
12 Tahun.
F Siklus :
28 – 30 hari.
F Durasi :
4 – 6 hari.
F Perlangsungan : Normal.
b. Riwayat Obstetri :
1. Kehamilan,
Persalinan dan Nifas yang lalu.
Kehamilan
|
Persalinan
|
Nifas
|
keadaan
|
||||||||
No
|
Tahun
|
Umur
mgg)
|
Tanggal
Persalinan
|
Jenis persalinan
|
Penolo-
ng
|
Perlang-sungan
|
BB Bayi
|
Keadaan Ibu/Bayi
|
Perlang-sungan
|
Lamanya
menyusui
|
|
1.
|
2010
|
40 mgg
|
24-05-2010
|
Spontan
|
Bidan
|
|
3900 gr
|
± Baik
|
|
3 Tahun
|
Hidup
|
2. Kehamilan sekarang.
F G
II P I
A 0
F HPHT : 8- 3- 2013.
F TP :
15 – 12 – 2013
F
Pergerakan janin dirasakan pada umur kehamilan 18 mgg.
F
Dirasakan pada area perut bagian bawah sebelah kiri.
F Sejak
amenorhoe :
-
Tidak ada spoting / blooding.
- Sakit
kepala / pusing timbul kadang-kadang.
-
Mual dan muntah pada trimester pertama.
c. Riwayat Gynekologi.
* Tidak ada riwayat penyakit
Neoplasma, PMS, Infertilitas dan Infeksi.
d. Riwayat KB.
* Klien pernah menjadi aseptor KB
Pil.
6. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar.
a. Kebutuhan Nutrisi.
Ø Kebiasaan :
- Pola makan ibu baik.
- Frekuwensi makan 3 X / sehari
- Kebutuhan minum / cairan : 7 – 8 gelas / hari.
Ø Selama Inpartu.
- Kosumsi makanan perhari :
1. Karbohidrat : Nasi.
2. Protein : Ikan, telur, tempe, tahu.
3. Lemak : Susu.
4. Besi / asam folat :
Sayur hijau.
5. Kalsium : Susu.
6. Iodium : Garam.
-
Nafsu makan baik.
-
Tidak ada masalah dengan gigi / mengunyah.
-
Tidak ada makanan pantangan.
b. Kebutuhan Eliminasi
Ø Kebiasaan :
- Frekuensi BAK
± 4-5 / hari.
- Warna / bau
khas : Kekurangan / khas amoniale.
- Tidak ada
gangguan eliminasi BAK.
- Frekuensi BAB
± 1 X / hari
- Warna /
konsistensi : Kekuningan / lunak.
Ø Selama Inpartu.
- Klien mengalami
poli uri, tidak mengalami inkontinesia uri.
- Klien mengalami
konstipasi.
- Klien tidak
mengalami disuria.
c. Kebutuhan kebersihan diri :
Ø Kebiasaan :
- Kebersihan
rambut : 3 X seminggu dicuci dengan menggunakan shampo.
- Kebersihan gigi
dan mulut : Sikat gigi setiap selsai makan dan bangun tidur.
- Kebersihan
genitalia : Dibersihkan setiap selesai mandi dan selesai BAK.
- Kebersihan kuku
tangan/kaki :Dipotong setiap minggu sekali
- Kebersihan
pakaian : Diganti 2X sehari.
Ø Selama Inpartu :
- Pada daerah genitalia tampak pengeluan lendir
campur darah.
d. Kebutuhan Istirahat / Tidur.
Ø Kebiasaan :
- Istirahat / tidur siang ± 1 jam.
- Istirahat / tidur malam ± 6
jam.
Ø Selama inpartu.
-
Klien tidak dapat beraktifitas dengan baik seperti biasanya karena adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan nyeri.
7.
Pemeriksaan Fisik.
a. Pemeriksaan fisik umum.
1.
Penampilan ibu baik.
2.
Kesadaran : Composmentis.
BB Ibu sebelum hamil 60 kg, dan BB
Ibu selama hamil 69 kg
3.
TTV :
- Tekanan Darah :
100 / 70 mmHg.
- Denyut Nadi :
84 X / menit.
- Suhu badan :
36,5 0c
- Pernapasan :
20 X / menit.
4.
Inspeksi kepala dan rambut :
* Rambut : Keras,
hitam, panjang.
* Kebersihan rambut : Bersih tidak berketombe.
5.
Inspeksi wajah / muka :
* Wajah tidak ada oedema.
*
Tidak terdapat cloasma gravidarum.
* Ekspresi wajah meringis dan lemas.
6.
Inspeksi mata :
*
Konjungtiva tidak anemis.
*
Sklera tidak ikterus.
*
Kelopak mata tidak oedema.
7. Ispeksi hidung :
*
Lubang hidung simetris kiri dan kanan.
*
Tidak ada sekret.
*
Tidak ada epistalesis.
8. Inspeksi gigi / mulut :
*
Kebersihan gigi / mulut : bersih.
*
Keadaan gigi lengkap.
*
Tidak ada caries pada gigi.
*
Keadaan gusi bersih, tidak ada sariawan.
*
Keadaan lidah bersih.
*
Mukosa bibi lembab.
9. Inspeksi telinga :
*
Keadaan telinga bersih.
*
Tidak ada sekret pada telinga.
*
Keadaan telinga luar simetris kiri dan kanan.
10. Inspeksi dan palpasi leher.
*
Tidak ada pemebesaran kelenjar gondok
11. Inspeksi , palpasi dan auskultasi dada dan perut.
a. Payudara.
* Payudara simetris kiri dan kanan.
* Putting susu bersih dan menonjol.
* Areola mammae hyperpigmentasi.
* Kolostrum sudah ada.
b. Jantung dan
paru-paru.
*
Tidak dilakukan pemeriksaan.
c. Abdomen.
Inspeksi :
* Pembesaran perut sesuai umur kandungan.
* Tampak striae albicanc.
* Tidak ada bekas luka operasi.
* Tonus otot perut sudah kendor.
Palpasi :
* Pemeriksaan
Leopold 1-4
1.Leopold 1
: TFU 3jbpx
2.Leopold 2
: di dapat punggung kiri
3.Leopold 3
: presentase kepala
4.Leopold 4
: kepala masuk PAP 4/5.
Auskultasi DJJ :
- Irama : Teratur.
- Frekwensi
: 140 X / menit
12. Inspeksi
genitalia ( Vulva dan anus ).
a.
Tampak pengeluaran lendir.
b.
Terdapat tanda chadwick.
c. Tidak
ada varises.
d. Tidak
ada flour albus.
13. Inspeksi /
palpasi tungkai bawah.
a.
Simetris kiri dan kanan.
b. Tidak
ada oedema pretibial.
c. Tidak ada varices.
14. Pemeriksaan panggul luar tidak dilakukakan.
15. Pemeriksaan Laboratorium
tidak dilakukan.
b. Pemeriksaan
Obstetric dalam periode inpartu.
* Kala Pembukaan :
* Keadaan umum ibu baik.
* TTV :
-
TD : 100 / 70 mmhg.
-
Nadi : 84 X / menit.
-
Suhu Badan : 36,5 Oc.
-
Pernapasan : 20 X / menit.
* Respon terhadap nyeri klien kadang-kadang
berteriak dan menangis.
*
Palpasi abdomen.
-
Leopold I : TFU 3 jbpst.
-
Leopold II : Punggung kiri.
-
Leopold III : Presentasi kepala.
-
Leopold IV :
Kepala masuk PAP 4/5.
*
Auskultasi DJJ :
-
Irama : Teratur.
-
Frekwensi : 140 X / menit.
-
Tidak ada bising tali pusat.
-
Tidak ada bising uterus dan bunyi aorta.
*
Pemeriksaan dalam Pervaginam.
Tanggal 15 – 12 – 2013 Jam 15.00 Wita.
-
Indikasi : Di saat ibu
tidak meneran atau tidak terjadi HIS
-
Keadaan dinding vagina etosis.
-
Arkus pubir membentuk sudut tumpul.
-
Partio tipis.
-
Pembukaan 8 cm.
-
Ketuban masih utuh.
-
Presentase kepala.
-
Kepala masuk PAP. H III
-
Akhir kala I tanggal 15 – 12 – 2013 jam 15.00 wita.
2.
Kala Pengeluaran.
* Awal kala II jam 15.20 Wita.
* Kontraksi uterus baik, teratur
dan kuat.
* Keadaan umum ibu baik.
* Bayi lahir jam 15.55 Wita.
* Keadaan Bayi :
-
APGAR Score : 8 / 9.
-
Jenis Kelamin : Perempuan.
-
BBL / PBL : 3200 gram / 50 cm.
-
Kelainan congenital : Tidak ada.
*
Perdarahan kala II :
± 100 cc.
*
Lamanya kala II
: ± 20 menit.
*
Perlangsungan kala II : Normal ( ± 20 menit )
3.
Kala Uri.
*
Awal kala III :
Jam 16.00 Wita.
*
Kontraksi uterus baik.
*
Keadaan umum ibu baik.
*
Plasenta lahir jam : Jam
16.15 Wita.
*
Keadaan plasenta :
-
Kotiledon : 16 buah.
-
Selaput amnion : Lengkap.
-
Insertio tali pusat : Sentralis.
-
Diameter placenta : ± 19
cm.
-
Tebal placenta : ± 3
cm.
-
Tidak ada kelainan placenta.
*
Keadaan Perineum.
-
Perineum tidak ruptur.
-
Perdarahan kala III : ± 200
cc.
-
Perlangsungan kala III : ± 10
menit
-
Tindakan obat-obatan : Oxitosin 10
unit secara I.M
4.
Kala Pengawasan.
*
Awal observasi : Jam 16.15 Wita.
*
Kontraksi Uterus : Baik, teraba, keras dan bundar.
*
Fundus uteri : 3 jari bawah pusat.
*
Perdarahan : ± 50
cc.
*
Keadaan umum ibu : Baik.
*
Tanda-Tanda Vital : TD
100/ 70 mmhg,
DN. 84 X /
menit.
*
Akhir kala IV : Jam 18.00 wita.
C. Data Psikologis / Sosiologis.
1.
Reaksi emosional selama proses persalinan.
* Rencana pertolongan persalinan ditolong oleh
bidan.
* Respon ibu selama proses persalinan cemas dan
tidak sabar.
* Respon suami selalu memberikan dukungan kepada istrinya.
* Jenis kelamin yang diinginkan tidak ada,
laki-laki dan perempuan sama saja.
2.
Peranan ibu dalam keluarga.
·
Pengambilan keputusan dilakukan
dengan cara musyawarah.
·
Konsultasi kesehatan dilakukan
di R.S.
·
Penentuan diet dan makanan
potongan dilakukan oleh ibu.
D. Data
Spritual.
* Ibu selalu berdoa semoga persalinannya dapat
berlangsung secara normal.
* Tidak ada pantangan menurut keyakinan ibu
selama persalinan.
LANGKAH II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH.
GII PI
Ao Kehamilan 38 – 40 mgg, letak
kepala, turunnya kepala 4/5, intra uterin, tunggal hidup, keadaan ibu dan janin
baik, inpartu kala I.
Fase aktif, dengan masalah nyeri karna kontraksi uterus.
v G II
PI A0
Dasar :
DS : - Ibu
mengatakan sudah dua kali hamil.
DO :
- Tonus otot perut sudah kendur.
- Tampak striae albicans dan
linea alba jelas.
Analisa dan
Interpretasi :
Ibu menyampaikan bahwa ibu hamil kedua didukung
dengan tampak striae lama ( albicans ) dan tonus otot perut sudah kendor
karena sudah ada peregangan sebelumnya.
v Hamil
33 – 40 minggu
Dasar
: DS :
- Ibu menyatakan HPHT tanggal 8 – 3 - 2013.
DO
: - TP.
tanggal 15 – 12 – 2013
-
TFU 3
jbspx.
Analisa dan
Interpretasi.
-
Dari HPHT tgl. 8 – 3 – 2013 s/d 15 - 12 – 2013 ( 282 hari ) sama dengan kehamilan 38 - 40
minggu.
-
Pada kehamilan 38 – 40 minggu
dipengaruhi oleh masuknya bagian terendah janin pada PAP ( 3 jbpx ).
v Letak kepala, puki, turunnya kepala 4 / 5.
Dasar :
DS :
- Ibu merasakan pergerakan
janinnya di daerah perut sebalah kanan
DO :
- Pada pemeriksaan palpasi.
·
TFU 3
jbpx.
·
Punggung kiri.
·
Turunnya 4 / 5.
Analisa dan
Interpretasi :
·
Leopold I :
Teraba bokong di daerah fundus.
·
Leopold II :
Teraba tahanan paling banyak disisi kiri perut ibu
dibanding sisi kanan.
·
leopold III : teraba bagian yang bundar dan keras pada
palpasi
·
Leopold IV : Kepala masuk PAP 4/5
v Auskultasi Djj terdengar pada kuadran kiri bawah jelas dan teratur.
v Intra uterin, janin tunggal hidup.
Dasar :
DS
: - Ibu merasa janin bergerak
kuat.
-
Djj 140
X / menit terdengar pada kuadrat kiri bawah.
Analisis dan
Interprestasi.
-
Bagian besar janin dapat diraba
saat palpasi leopold ibu tidak merasa nyeri ( intra uterin ).
-
Saat palpasi janin bergerak (
hidup ) ibu juga merasakan janinya bergerak kuat.
-
Pada saat palpasi hanya teraba,
bagian besar janin pada lokasi yang
berbeda, bagian kepala pada kuadrat bawah perut, bagian bokong pada kuadrat
atas perut ( tungga )
-
Djj dapat di dengar jelas, kuat,
teratur dengan steteskop laenec.
v Keadaan Ibu dan Janin baik.
Dasar :
DS : Ibu
merasakan janinnya bergerak.
DO :
- TTV :
TD 100 / 70 mmhg DN : 84 X / menit, SB : 36,5 O c,
P ;20 X / menit.
- Tidak ada oedema pada wajah.
-
Sklera mata tidak ikterus.
- Djj 140 X / menit.
Analisa dan Interpretasi :
-
Tanda vital ibu dalam batas
normal ibu dapat berkomunikasi dengan baik ( kesadaran baik ) dan tetap
koperatif.
-
Djj dalam batas normal, teratur
dan kuat.
v Inpartu Kala I Fase Aktif.
Dasar :
DS
: - Ibu merasakan timbul rasa
mules dan nyeri pada perut tembus
belakang dan mengganggu aktifitas.
DO :
- Kontraksi uterus adekuat 3 X dalam 10
menit, durasi 40 detik.
- Pelepasan lendir dan darah.
- Serviks membuka 9 cm.
Analisa dan
Interpretasi :
·
Nyeri yang timbul adalah nyeri
yang berasal dari adanya his persalinan. Mulainya persalinan ditandai adanya
his persalinan dan mulainya persalinan dipengaruhi oleh sistim endokrin ibu dan
janin.
·
Pada akhir kehamilan, janin
memproduksi hormon yang menstimulasi mulainya persalinan yang disebut oksitosin
dan prostaglanding, kedua hormon ini dialirkan dari janin masuk kesirkulasi
darah ibu, kemudian merangsang peningkatan oksitosin dan prostaglanding dari
ibu sendiri. Hal ini yang menjelaskan bahwa persalinan terjadi oleh karena
adanya faktor yang berasaldari ibu dan janin.
·
Pada saat yang bersamaan
plasenta, mengalami insulfisinsi
( ketidakmampuan) oleh karena terbentuknya fibrin yang
mengganggu fungsi plasenta, sehingga fungsi progesteron menurun dan estrogen
sebaliknya mengakibatkan uterus berkontraksi sebagai tanda awal persalinan.
·
Pelepasan lendir dan darah
terjadi karena pada saat terjadi kontraksi segmen bawah uterus ( Serviks ) yang
tegang dan tertarik sehingga pambulu darah kapiler disekitar mulut rahim pecah
dan mengakibatkan adanya pelepasan darah.
·
Hormon prostaglandin juga
memberi pengaruh terhadap pematangan dan terjadinya pembukaan serviks.
v Masalah nyeri karena kontraksi uterus.
Dasar :
DS : - Ibu
mengeluh timbul rasa mules dan nyeri perut tembus
belakangsejak jam
8.00 wita tanggal 15 – 12
– 2013.
- Nyeri perut ibu sifatbya
semakin lama semakin kuat dan
mengganggu
aktifitas.
DO : -
Kontraksi uterus 3 kali dalam 10 menit.
- Hasil PD. Tanggal 15 -12 - 2013 jam 15.40 wita
dilatasi serviks 9
cm partio tipis / lunak
Analisa dan
Interprestasi :
·
Nyeri perut terjadi karena
membukanya mulur rahim disertai peregangan otot rahim yang menimbulkan
rangsangan cukup kuat untuk timbulnya rasa nyeri.
·
Rangsangan nyeri disebabkan
karena tertekannya ujung-ujung saraf saat rahim (corpus) berkontraksi dan
terganggunya rahim bagian bawah ( Serviks )
·
Rahim bagian bawah teregang dan
tertarik agar memungkinkan bagian terendah janin lebih turun ditambah dengan
dorongan oleh kontraksi segmen atas rahim.
LANGKAH III.
ANTISIPASI KEMUNGKINAN / DIAGNOSA POTENSIAL.
Tidak ada data yang mendukung.
LANGKAH IV. EVALUASI PERLUNYA TINDAKAN SEGERA /
KOLABORASI
Tidak ada data yang mendukung.
LANGKAH V. RENCANA ASUHAN
Ä Tujuan : * Kala
I berlangsung normal ( ±7 jam )
*
Ibu mendapat dukungan psikologis dan fisik dari petugas dan keluarga.
* Ibu dapat beradaptasi secara
fisiologis terhadap nyeri akibat kontraksi uterus.
Ä Kriteria keberhasilan :
*
Pembukaan lengkap ½ jam kemudian (15.40 Wita )
*
Penurunan kepala 0/5 pada jam 15 .40 Wita.
*
Kontraksi uterus adekuat 5X dalam 10 menit Durasi > 40 detik.
*
Djj 130 x/menit ,kuat dan teratur.
*
TTV Dalam batas normal, hidrasi adekuat setiap 2 jam intake dan
autput seimbang.
*
Ibu memilih posisi yang menguntungkan bagi bayinya.
Ä Rencana Tindakan :
1.
Beri informasi tentang respon
nyeri bagi bayinya .
Rasional:
Nyeri perut terjadi karena membukanya mulut rahim disertai peregangan otot yang menimbulkan
rangsangan cukup kuat untuk timbulnya nyeri.
2. Ajarkan ibu cara relaksasi dengan
cara :
Pada saat kontraksi ibu menarik napas melalui hidung dan
pengeluaran napas melalui mulut
dilakukan selama timbul kontraksi.
Rasional:
Pada saat kontraksi timbul ketegangan yang hebat dan akan berkurang dengan adanya pengaturan napas
terutama pada saat mengeluarkan napas
melalui mulut
dan bukan melalui hidung.
3. Apakah ibu memilih posisi yang
menguntungkan bagi bayinya dengan tidur
miring kearah salah satu sisi secara bergantian.
Rasional
:
Tidur miring kesalah satu sisi dapat meningkatkan oksigen dari janin, karena tidur miring mencegah penekanan
vena kava inferior oleh uterus yang
membesar yang dapat mengurangi suplai darah
dari ibu kejanin yang juga mempengaruhi output jantung
4.
Lakukan pemantauan his (kontraksi uterus) tiap 30 menit dalam 10 menit.
Rasional:
Kontraksi uterus yang baik menggambarkan keadaan kemajuan persalinan yang baik.
5.
Lakukan pemantauan Djj hitung selama 1 menit setiap 30 menit.
Rasional:
Dengan Djj tidak normal ( <120 x/menit dan > 160 x/menit )
menggambarkan adanya gawat janin.
6. Beri
hidrasi dengan minum sumber kalori .
Rasional:
Hidrasi tiap 2 jam secara oral akan
mencegah dehidrasi serta pemakaian
cadangan kalori yang berlebihan.
7. Siapkan alat pertolongan persalinan.
Rasional :
Alat pertolongan yang lengkap dan sudah siap dapat mempermudah penolong
melakukan pertolongan persalinan jika
pembukaan sudah lengkap.
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 15 Desember jam 2013 08.00-13.55 Wita.
1. Mengalihkan perhatian ibu untuk
mengurangi nyeri dengan mengelus-elus
bagian yang nyeri.
2. Relaksasi
dan pengaturan napas terutama saat kontraksi dengan cara pada saat Kontraksi, ibu menarik napas melalui
hidung dan
mengeluarkan napas melalui mulut,
dilakukan selama timbul kontraksi.
3. Ibu memilih posisi yang
menguntungkan bagi janin dengan tidur miring kesalah satu sisi secara bergantian.
4. Meletakan tangan diatas fundus
uteri selama 10 menit dengan hasil 3x dalam
10 menit durasi 40 detik.
5. Mendengar Djj selama 1 menit
pada saat sesudah puncak his, dengan hasil
140 x / menit.
6.
Memberi minum susu 200 cc ( 2 gelas ).
7. Menyiapkan alat persalinan dengan hasil alat
persalinan sudah tersedia lengkap sesuai
APN ( bak partus lengkap ) dengan isinya sudah siap, air dtt , Larutan klorin 0,5 %, tempat sampah basah,
kering, tempat pakaian kotor ibu,
tempat plasenta, pakaian ibu dan bayi, oksitosin 1 ampul dan spoit
disposible.
LANGKAH VII. EVALUASI
Tanggal 15 Desember 2013
·
Ibu tampak dapat beradaptasi
dengan nyeri akibat kontraksi uterus di tandai dengan ibu mengelus-elus bagian
yang nyeri menarik napas panjang jika uterus berkontraksi, ibu tidur miring
kekiri serta ibu mau minum susu.
·
Hasil pemeriksaan kontraksi
uterus 3x dalam 10 menit durasi 40 detik, intensitas sedang dan Djj 140 x /
menit.
Alat persalinan sudah tersedia lengkap sesuai APN.
PROSES ASUHAN KEBIDANAN
KALA II PERSALINAN.
Tanggal 15 Desember 2013
LANGKAH I. DATA DASAR.
1.
Riwayat persalinan sekarang .
*
Ibu mengatakan ingin BAB.
*
Ibu merasa ada tahanan pada anus.
*
Ibu mengatakan sakitnya bertambah dan dirasakan tembus belakang .
*
Ibu mengatakan ada dorongan untuk meneran.
2. Pemeriksaan Fisik.
* Perineum menonjol.
* Vulva dan Anus terbuka.
* Jam 13.45 wita pemeriksaan dalam.
-
Dilatasi serviks 10 cm ( pembukaan lengkap ).
- Penurunan kepala 0/5 ( H IV )
- Cairan ketuban jernih keputih-putihan
* Kontraksi uterus 5 X / dalam 10 menit durasi
> 40 detik.
* TTV
: TD 100 / 70 mmhg. DN :
84 X / menit. P : 24 X
/ menit.
LANGKAH II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL.
Ä Inpartu Kala II : Ketuban sudah pecah, keadaan ibu dan janin
baik.
Dasar :
DS : - Ibu
mengatakan ingin BAB.
- Ibu merasa ada tekanan pada
anus.
- Ibu mengatakan sakitnya
bertambah dan dirasakan
tembus belakang.
- Ibu mengatakan ada dorongan
untuk meneran.
DS :
-
Perineum menonjol.
-
Vulva dan anus membuka.
-
Dilatasi serviks 10 cm.
-
Penurunan kepala 0/5 /H IV.
-
Cairan ketuban jernih keputih-putihan.
-
Kontraksi uterus 5x/ 10 menit durasi > 40 detik .
-
Tanda-tanda Vital: TD 100/70 mmhg, DN 84x/menit.
-
Djj 140 x/menit teratur.
Analisa dan
interpretasi.
-
Dengan adanya his yang adekuat
mengakibatkan segmen atas uterus berkontraksi dan mendorong isi uterus ( janin
) turun kesegmen bawah uterus yang merupakan gerakan pasif dari janin.
-
Serviks uteri yang tidak
mengandung otot ontratif berdilatasi sehingga membentuk suatu saluran yang akan
menerima bayi sampai mencapai dasar panggul dilatasi sempurna .
-
Hal ini mengakibatkan tahanan yang
hebat pada otot dasar panggul dan bagian terendah janin menekan fleksus saraf
yang mengakibatkan rasa nyeri
bertambah.
-
Kontraksi yang timbul disertai
dengan tekanan mengedan dari ibu yang berlangsung secara refleks yang merupakan
tanda gejala kala II.
-
Kondisi ibu dan janin baik
karena Djj dalam batas normal dan tanda vital ibu juga dalam batas normal.
-
Dilatasi serviks 9 cm ( dari
pembukaan 9 sampai menjadi
10 cm )
berlangsung 1 jam. Hal ini dipengaruhi oleh kontraksi
uterus yang
adekuat 5x dalam 10 menit.
LANGKAH III. ANTISIPASI
KEMUNGKINAN / DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak
ada data yang mendukung.
LANGKAH IV. EVALUASI
PERLUNYA TINDAKAN SEGERA / KONSULTASI.
Tidak
ada data yang mendukung.
LANGKAH V. RENCANA ASUHAN
.
Ä Tujuan :
F Kala II berlangsung normal (
± 20 menit )
F Tidak lebih dari 1 jam .
F Anak lahir sehat dan selamat tanpa trauma aspexia dan hipotermia
tidak terjadi.
Ä Kriteria keberhasilan :
F Bayi lahir spontan dan
menangis segera .
F Plasenta lahir komplit,
kontraksi uterus baik .
F Tidak terjadi ruptura
perineum, perdarahan dalam batas normal
tidak lebih
dari 250 cc.
F Tanda-tanda Vital dalam batas normal ( TD 100/70 mmhg, DN
84 x/ menit)
Ä Rencana tindakan :
1.
Pastikan perlengkapan alat pertolongan
persalinan.
Rasional :
Alat
pertolongan persalinan yang lengkap memperlancar pertolongan persalinan.
2.
Ajarkan ibu cara meneran yang baik dan
benar.
Rasional :
Cara meneran yang baik dan
benar pada saat his akan mempercepat
proses kelahiran.
3.
Beri intake minuman bila tidak ada his (
diantara 2 his ).
Rasional :
Mencegah dehidrasi dan kecelakaan
serta pemakaian cadangan kalori yang berlebihan.
4.
Pasang handuk kering diatas ibu.
Rasional :
Memudahkan perawatan bayi dan langsung
mengeringkan bayi dengan segera dan untuk mencegah hypotermi.
5.
Pasang doek kering dibawah bokong ibu.
Rasional :
Doek bersih (alas bokong) mencegah terjadinya infeksi silang dari tempat
tidur / tempat persalinan.
6.
Pimpin persalinan dan sokong perineum dan tahan puncak kepala.
Rasional :
Sokong perineum dan tahan puncak kepala mencegah terjadinya defleksi
kepala yang terlalu cepat sehingga tidak
menyebabkan ruptur perineum.
7.
Bersihkan mulut, hidung dan muka bayi dengan kasa DTT.
Rasional :
Mulut dan hidung merupakan alat saluran pernapasan karena lendir dan
air ketuban yang tertekan oleh bayi
dapat menghambat pernapasan.
8. Periksa lilitan tali pusat pada
leher bayi.
Rasional :
Lilitan tali pusat pada leher yang erat akan memperlambat lahirnya
bahu sehingga dapat terjadi asphyxia.
9. Tunggu kepala melakukan putaran
paksi luar.
Rasional :
Dengan putaran paksi luar yang sempurna kepala akan searah dengan punggung, sehingga memudahkan melahirkan bahu
anterior dan posterior.
10. Lahirkan bahu dengan biparietal.
Rasional :
Melahirkan bahu dengan biparietal mula-mula bahu depan kanan,
kemudian bahu belakang maka dapat
mencegah atau mengurangi ruptur perineum.
11. Lahirkan seluruh badan dengan
susur.
Rasional :
Badan bayi dilahirkan menyangga dan menyelusuri sampai bagian
tungkai bawah untuk mencegah terjadinya
ruptur dan trauma pada bayi.
12. Keringkan dan hangatkan seluruh
badan bayi.
Rasional :
Setelah bayi lahir segera keringkan dan bungkus dengan menggunakan
sarung, karena bayi yang basah pada suhu
ruangan kurang dari 33 Oc dapat menjadi hypotermi.
13. Jepit dan potong tali pusat.
Rasional :
Pemotongan tali pusat segera akan memudahkan perawatan bayi dan
tindakan resusitasi dan pencegahan
hiportemi pada bayi.
14. Serahkan bayi pada ibunya untuk
disusui.
Rasional :
Isapan bayi dapat memberikan rangsangan
ke hypotalamus untuk merangsang hypofise
posterior mengeluarkan oxitosin yang dapat memperbaiki kontraksi uterus dan untuk bayi dapat terjalin ikatan
kasih sayang/ ikatan batin antara ibu
dan anak.
15. Periksa fundus uteri.
Rasional :
Periksa fundus uteri memberi keyakinan bahwa janin / bayi tersebut tunggal atau kembar.
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI.
Tanggal 15 Desember
2005, Jam 15.45 Wita.
1. Memastikan kelengkapan
alat pertolongan persalinan antara lain :
- Partus set.
- Wadah yang berisi larutan clorin
0,5 %.
- Wadah yang berisi air DTT.
- Tempat sampah basah dan kering.
- Tempat placenta.
- Tempat pakaian kotor ibu.
-
Pakaian ibu dan bayi.
-
Persiapan diri /penolong memakai celemek , mencuci tangan pada air
megalir keringkan dengan handuk bersih ,tangan kanan memakai sarung tangan
kemudian mengambil spoit lalu diisi dengan oxitosin l0 unit ,(1 ampul).
2.
Menganjurkan ibu mengedan pada saat sedang his dengan posisi
setengah duduk.
3.
Memberikan susu ± 200 cc.
4.
Memasang handuk bersih diatas
perut ibu.
5.
Memasang doek ( alas bokong ) bersih dibawah bokong ibu.
6.
Memimpin persalinan.
7.
Membersihkan mulut,muka dan hidung bayi dengan kasa DTT.
8.
Memeriksa lilitan tali pusat, ternyata tidak ada lilitan.
9.
Menunggu kepala melakukan putaran paksi luar.
10.Mmelahirkan bahu dengan
biparietal, tarik kebawah untuk melahirkan bahu
depan tarik keatas melahirkan bahu belakang.
11.Melahirkan badan bayi dengan
sanggar susur.
12.Mengeringkan dan membungkus
badan bayi dengan cara Mengendong.
13. Menjepit tali pusat ± 3 cm.
dari pangkal pusat, jepit kedua ± 2 cm. dari kohor pertama dan memotong tali
pusat diantara 2 klem.
14. Menyerahkan Bayi pada ibunya
untuk disusui.
15. Memeriksa fundus uteri untuk
mengetahui apakah janin tunggal atau kembar
hasilnya, janin tunggal.
LANGKAH VII. EVALUASI.
Tanggal 15 Desember 2013 jam 15.55 Wita.
F Kala II berlangsung normal ± 20 menit serta bayi lahir sehat,
selamat tanpa
trauma, aspexia dan
hipotermi dan menangis segra, dengan nilai APSGAR
SCORE: menit I :
9 dan menit ke 5 :10.
PROSES ASUHAN KEBIDANAN
KALA III PERSALINAN
Tanggal 15 Desember 2013.
LANGKAH I. DATA DASAR.
1. Riwayat persalinan sekarang .
-
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.
-
Bayi lahir tanggal 15 Desember 2013 Jam 15.55 Wita Jenis kelamin
perempuan BB 3.200 gram, PB 48 cm, Nilai APSGAR SCORE : menit I : 9 dan menit
ke 5 : 10.
2.
Pemeriksaan fisik jam 16.00 Wita.
-
Kontraksi uterus baik (teraba bulat dan keras )
-
Tfu setinggi pusat.
-
Pada saat test pelepasan plasenta, tali pusat bertambah panjang.
-
Adanya pelepasan ( semburan darah )
LANGKAH II. IDENTIFIKASI
DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL.
Ä Kala III , keadaan ibu dan
Bayi baik.
Dasar :
Ds : – Ibu
mengatakan nyeri pada perut bagian bawah.
Do :
- Anak lahir tanggal 15 Desember
2013 jam 15.55 Wita ,jenis kelamin perempuan,
BBL 3.200 gram, PBL 48 cm, APSGAR SCORE
Menit I :9 dan menit ke 5: 10.
-
Kontraksi uterus baik ( teraba bulat dan keras )
-
Tfu. Setinggi pusat.
- Pada test
pelepasan plasenta, tali pusat bertambah panjang.
Analisa dan interpretasi.
Adanya kontraksi dan regangan tali pusat serta dorongan
uterus kearah dorso kranial, maka dengan sendirinya plasenta akan lepas dari
tempat tertanamnya dan akan bergerak kearah introitus vagina, dan menyebabkan
nyeri pada perut bagian bawah.
LANGKAH III. ANTISIPASI
KEMUNGKINAN / DIAGNOSA POTENSIAL.
Tidak
ada data yang mendukung.
LANGKAH IV. EVALUASI
PERLUNYA TINDAKAN SEGERA /KOLABORASI.
Tidak ada data yang mendukung.
LANGKAH V. RENCANA ASUHAN
Ä Tujuan : - Kala
III berlangsung normal ( ± 10 menit )
-
Tidak terjadi perdarahan.
Ä Rencana asuhan :
1.
Periksa apakah janinya tunggal.
Rasional :
Memastikan apakah janin tunggal atau ganda sehingga
memudahkan tindakan selanjutnya.
2. Beri suntikan oxytosin 10 unit ( 1 ampul )
intra muskulai.
Rasional :
Pemberian oxytosin dapat memperkuat kontraksi uterus
sehingga plasenta terlepas dan terjadi vaso kontraksi
pada
pembuluh darah yang dapat mencegah
perdarahan.
3. Lakukan
peregangan tali pusat terkendali.
Rasional :
Peregangan tali
pusat terkendali dan dibantu oleh
kontraksi yang baik serta dorongan uterus, kearah dorso
cranial maka dengan sendirinya plasenta akan terlepas
dan bergerak
kearah introitus vagina.
4. Lahirkan Plasenta.
Rasional :
Melahirkan
plasenta sesegra mungkin setelah anak lahir
mempercepat kala
III dan mencegah perdarahan yang
banyak.
5. Lakukan massase fundus uteri dengan palmar (
4 jari tangan )
simpan plasenta pada tempat yang
telah di sediakan.
Rasional :
Massase fundus
uteri akan menimbulkan kontraksi dan hal
ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan
mencegah
perdarahan post partum.
6.
Periksa plasenta ( kotiledon,
selaput insersi tali pusat, panjang tali pusat tebal plasenta ).
Rasional :
Sisa
plasenta yang merupakan benda asing dalam uterus
akan mengganggu kontraksi uterus,
sehingga terjadi
perdarahan.
7. Periksa jalan lahir dan observasi perdarahan.
Rasional :
Mengetahui adanya robekan jalan lahir dan apabila terjadi
perdarahan aktif.
8. Observasi kontraksi uterus.
Rasional :
Kontraksi uterus yang baik dapat mencegah terjadinya
perdarahan post partum.
9. Observasi kontraksi uterus, TTV ibu
Rasional
:
Mengetahui keadaan ibu sebagai langkah untuk
melanjutkan tindakan selanjutnya.
LANGKAH VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal 15 Desember 2013 Jam
16.05 Wita.
1.
Memeriksa uterus untuk memastikan
apakah janin tunggal / tidak
( ternyata
janin tunggal ).
2.
Memberikan injeksi oksitosin 10
menit ( 1 ampul ) secara I.M.
3.
Melakukan peregangan tali pusat
terkendali dengan cara tangan kanan menarik tali pusat, tangan kiri menekan
atas simpisis kearah dorso cranial.
4.
Melahirkan plasenta dengan cara
menarik sesuai sumber jalan lahir, kemudian memutar kearah jarum jam untuk
mencegah tertinggalnya selaput plasenta.
5.
Melakukan massase fundus uteri
dengan palmar ( empat jari tangan ).
6.
Memeriksa plasenta : Selaput
kotiledon lengkap insersi tali pusat, sentralis, tebal 3 cm. Diameter 19 cm,
panjang tali pusat ± 50 cm, dan
memasukan plasenta ditempat yang sudah disediakan.
7.
Memeriksa jalan lahir ternyata
tidak ada ruptur, perdarahan ± 200 cc.
8.
Mengobservasi uterus yang
teraba keras dan bundar.
9.
Memeriksa tanda-tanda vital :
TD:110 / 70 mmhg, DN : 80 X/menit
S : 36,5Oc
LANGKAH VII.
EVALUASI
Tanggal 15 Desember 2013 Jam
16.15 wita.
- Kala III
berlangsung normal ditandai dengan plasenta lahir lengkap
dengan waktu tidak lebih dari 30 menit. Kontraksi
uterus baik teraba
keras dan
bundar.
Dengan jumlah
perdarahan ± 100 cc, tidak terdapat
ruptur perineum.
PROSES ASUHAN KEBIDANAN
KALA IV. PERSALINAN.
Tanggal 15 Desember 2013.
LANGKAH I.
DATA DASAR
1. Riwayat persalinan.
- Ibu mengeluh nyeri perut.
- Ibu mengeluh capek.
2. Pemeriksaan fisik.
-
Plasenta lahir lengkap.
- Kontraksi uterus baik, teraba bundar dan
keras.
- TFU 2
jari bawah pusat.
- Perdarahan
± 100 cc.
- Tidak ada ruptur perineum.
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Ä Kala IV
Kala pengawasan.
Dasar :
DS
: -
Ibu mengeluh nyeri perut.
- Ibu mengeluh capek.
DO: - Plasenta lahir lengkap.
- Kontraksi uterus baik, teraba
bulat dan keras.
- TFU 2 jari bawah pusat.
- Tidak teraba ruptur perineum.
Analisa dan
Interpretasi.
-
Nyeri pada perut disebabkan
karena kontraksi uterus yang bertujuan untuk mengembalikan uterus pada keadaan
seperti sebelum hamil.
-
Pembuluh darah yang terdapat
pada otot uterus mengalami proses outolisis akibat dari adanya kontraksi uterus
yang menyebabkan perdarahan berkurang.
-
Perdarahan ± 100
cc menandakan tidak adanya sisa-sisa jaringan plasenta yang tertinggal dalam
dinding uterus.
LANGKAH III.
ANTISIPASI KEMUNGKINAN / DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada.
LANGKAH IV.
EVALUASI PERLUNYA TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Tidak ada.
LANGKAH V.
RENCANA ASUHAN.
Ä Tujuan :
- Kala IV
berlangsung normal ( ± 2 Jam )
Ä Kriteria Keberhasilan.
- Kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar.
- TFU 2 jari bawah pusat.
- Perdarahan dalam batas normal ± 50
cc.
- TTV dalam batas normal : TD :
100 / 70 mmhg. N : 80 X / menit.
- Keadaan ibu dan bayi baik.
Ä Rencana tindakan :
1. Observasi kontraksi uterus.
Rasioanl :
Kontraksi uterus yang baik dapat mencegah perdarahan.
2. Ikat dan merawat tali pusat.
Rasional :
Untuk mencegah terjadinya infeksi
dan perdarahan tali pusat.
3. Observasi TTV.
Rasional :
Salah satu indikator untuk mengetahui K.U ibu.
4. Ciptakan rasa nyaman pada ibu.
Rasional
:
Dengan membersihkan ibu dari sisa – sisa air ketuban, darah
dan meconium ibu dapat beristirahat dengan baik dan
tenang.
5. Observasi tinggi fundus uteri.
Rasional :
Untuk mengetahui keadaan kontraksi dan proses involusio
terjadi atau tidak.
6. Memberi makan dan minum.
Rasional :
Sebagai salah satu pengganti tenaga yang hilang pada saat
meneran.
7. Observasi perdaraha.
Rasional
:
Untuk mengetahui jumlah darah yang keluar sehingga dapat
diberi tindakan secepatnya
apabila ada tanda-tanda
perdarahan.
8. Serahkan bayi pada ibunya untuk disusui.
Rasional :
Rangsangan isapan oleh mulut bayi pada putting susu akan
mempengaruhi lobus hipofise posterior untuk mengeluarkan
hormon axitosin sehingga dapat
memperbaiki kontraksi
uterus.
9. Beri H.E
pada ibu tentang vulva hygiene.
Rasional
:
Mencegah masuknya
mikroorganisme.
LANGKAH VI.
IMPLEMENTASI.
Tanggal 15 Desember 2013 Jam 16.30 Wita.
1. Mengobservasi kontraksi uterus : Keras dan Bundar.
2. Mengikat tali pusat.
3. Mengobservasi TTV : TD : 100 / 70 mmhg, DN : 84 x/ menit.
4. Menciptakan rasa nyaman dengan membersihkan
darah dan air ketuban.
5. Mengobservasi tinggi fundus uteri ( 2 Jari
bawah pusat )
6. Mengobservasi perdarahan ± 50 cc.
7. Memberi makanan dan minuman sarapan pagi pada
ibu.
8. Menyerahkan bayi pada ibunya untuk disusui.
9. Memberi H.E pada ibu untuk melakukan vulva
hygiene ibu dengan cara :
Mengganti pembalut
ibu 3 x sehari, dan membersihkan derah vulva dan
sekitarnya selesai
BAB dan BAK.
10.
Memeriksa TTV : TD. 100 / 70 mmhg, DN : 84 x / menit.
LANGKAH VII.
EVALUASI
Tanggal 15 Desember 2013
1. Kala IV berlangsung normal ditandai dengan
kontraksi uterus ( treba keras
Dan bundar ). TFU 2 jbpst. Perdarahan ± 50
cc.
2. Keadaan ibu baik ditandai dengan TTV ibu
dalam batas normal : TD
100 / 70 mmhg, DN : 84 x / menit.
3. Keadaan bayi baik ditandai dengan bayi mau
menyusui pada ibunya.
84 x / menit.
3. Keadaan bayi baik ditandai dengan bayi mau
menyusui pada ibunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar