Sabtu, 19 Juli 2014

Makalah "Faktor Yang Mempengaruhi Psikologi Ibu dan Anak"

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium, untuk dapat mengembalikan alat genitalia internakedalam keadaan normal, dengan tenggang waktu sekitar 42 hari atau enam minggu atau satu bulan tujuh hari.(Ilmui kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Manuaba, hal 195).
Masa nifas akan menyebabkan terjadinya perubahan – perubahan pada organ reproduksi. Begitupun halnya dengan kondisi kejiwaan ( psikologis ) ibu, juga mengalami perubahan. Dari yang semula belum memiliki anak, kemudian lahirlah seorang bayi mungil nan lucu yang kini mendampingi ibu. Menjadi orangtua merupakan suatu krisis tersendiri dan ibu harus mampu melewati masa transisi. Secara psikologi, seorang ibu akan mengalami gejala – gejala psikiatrik setelah melahirkan.
Menurut Levine (2005) menjadi orang tua sesungguhnya merupakan proses yang dinamis. Situasi keluarga acap kali berubah. Tidak ada yang bersifat mekanis dalam proses tersebut. Akan tetapi, dengan memahami bahwa kepribadian mengaktifkan energy, mengembangkan langkah demi langkah, serta menyadari semua implikasi setiap langkah terhadap diri anak, para orang tua secara perlahan akan mampu menumpuk rasa percaya diri pada diri anak.
Selanjutnya, Levine (2005) menegaskan bahwa kepribadian orang tua akan berpengaruh terhadap caraorang tua tersebut dalam mendidik dan membesarkan anaknya yang pada gilirannya juga berpengaruh pada kepribadian si anak tersebut. 
 B. Rumusan Masalah
1.    Apa faktor –faktor yang  mempengaruhi psikologi ibu dan anak?
2.    Bagaimana Hubungan Psikologi Antara Ibu Nifas Dan Anak?
C. Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui  faktor –faktor yang  mempengaruhi psikologi ibu dan anak.
2.    Untuk mengetahui Hubungan Psikologi Antara Ibu Nifas Dan Anak.




BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor –Faktor yang  Mempengaruhi Psikologi Ibu dan Anak
1. Ibu
Faktor-faktor yang mempengaruhi psikologi ibu pada masa nifas bisa karna faktor internal yaitu fakror dari ibu dan faktor ekternal yaitu kondisi luar yang mempengaruhi psikologi ibu.
a. Faktor Intrernal
1.  Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan  aspirasi
                 Hal yang di alami oleh ibu ketika melahirkan akan sangat mewarnai alam perasaannya terhadap perannya sebagai seorang ibu. Ia akhirnya menjadi tahu bahwa begitu beratnya ia harus berjuang untuk melahirkan bayinya dan hal tersebut akan memperkaya pengalaman hidupnya untuk lebih dewasa. Banyak kasus yang terjadi, setelah seorang ibu melahirkan anaknya yang pertama, ia akan bertekad untuk meningkatkan kualitas hubungannya dengan ibunya.
2.  Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu
                 Walaupun kali adalah bukan lagi pengalamannya yang pertama melahirkan bayinya, namun kebutuhan untuk mendapatkan dukungan positif dari lingkungannya tidak berbeda dari ibu yang melahirkan anak anak pertama. Hanya perbedaannya adalah tekhnik penyampaian dukungan yang diberikan lebih kepada support dan apresiasi dari keberhasilannya dalam melewati saat-saat sulit pada persalinannya yang lalu.
b. Faktor eksternal
1. Respon dan dukungan keluarga dan teman
            Bagi ibu post partum, apalagi pada ibu yang pertama kali melahirkan akan sangat membutuhkan dukungan orang-orang terdekat karna ia belum sepenuhnya berada pada kondisi stabil, baik fisik mapun psikologisnya. Ia masih sangat asing terhadap perubahan peran barunya yang begitu fantastis terjadi dalam waktu yang begitu cepat, yaitu peran sebagai seorang “Ibu”.Dengan respon positif dari lingkungan, akan mempercepat proses adaptasi peran ini sehingga akan memudahkan bagi bidan untuk memberikan asuhan yang sehat.
2.  Pengaruh budaya
                 Adanya adat istiadat yang dianut oleh lingkungan dan keluarga sedikit banyak akan mempengaruhi keberhasilan ibu dalam melewati saat transisi ini. Apalagi jika ada hal yang tidak sinkron antara arahan dari tenaga kesehatan dengan budaya yang dianut. Dalam hal ini, bidan harus bijaksana dalam menyikapi, namun tidak mengurangi kualitas asuhan yang harus diberikan. Keterlibatan keluarga dari awal dalam menetukan bentuk asuhan dan perawatan yang diberikan pada ibu dan bayi akan memudahkan bidan dalam memberikan asuhan.
2. Anak
Tampaknya terdapat kesepakatandi kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu. Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :

1.    Kecakapan dan keterampilan seorang anak. 
Seorang anak yang cakap dan terampil akan lebih mudah dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya: seorang anak yang pandai bergaul, akan lebih mudah dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.
2. Harga diri.
Seorang anak yang dapat menghargai dirinya sendiri dengan baik tidak akan mengalami kesulitan dalam menghadapi berbagai hal yang dihadapinya.  
3. Persepsi seseorang anak mengenai diri sendiri. 
Pandangan seorang anak terhadap dirinya dapat mempengaruhi dalam perkembangan konatifnya. Seorang anak yang memandang dirinya buruk akan lebih sulit dalam mengembangkan potensi dalam dirinya.
Contoh: seorang anak yang kurang percaya diri akan merasa malu untuk menunjukkan kemampuannya. 
4. Keinginan.
Anak yang memiliki keinginan dipastikan memiliki motivasi yang tinggi untuk meraih keinginannya. 
Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah : 
1.    Adanya orang terdekat yang dapat dipercaya. 
Dengan adanya orang-orang yang mempunyai hubungan erat/dekat dan orang tersebut dapat memberikan kepercayaan sehingga melalui orang-orang terdekatnya itu perkembangan konatif anak dapat meningkat karena adanya dorongan dari orang-orang yang tersayang. Contohnya: sahabat, orang tua, kakak, dan adik.



2.    Cara orang tua mendidik dan membina anak. 
Orang tua yang mendidik anak dengan cara bertahap dalam menjelaskan sesuatu hal, dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, biasanya anak-anak mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mereka akan mudah dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Contohnya: orang tua mengajarkan tentang kepercayaan diri kepada seorang anak disertai dengan memberikan dorongan kepada anak. 
3.    Jenis dan sifat pergaulan. 
Pergaulan seorang anak dalam lingkungannya akan berpengaruh terhadap motivasi yang dimunculkan dalam dirinya. 
4. Kelompok bermain dimana seseorang anak bergabung.
Kelompok bermain yang diikuti oleh seorang anak berpengaruh dalam pengembangan potensi seorang anak.
Selanjutnya, Levine (2005) menegaskan bahwa kepribadian orang tua akan berpengaruh terhadap cara orang tua tersebut dalam mendidik dan membesarkan anaknya yang pada gilirannya juga berpengaruh pada psikologi si anak tersebut. Ada Sembilan tipe kepribadian orang tua dalam membesarkan anaknya yang juga dapat berpengaruh pada psikologi si anak, yaitu sebagai berikut :
a. Penasihat moral, terlalu menekankan pada perincian, analisis dan moral.
b.  Penolong, terlalu mengutamakan kebutuhan anak dengan mengabaikan akibat dari tindakan si anak.
c.  Pengatur, selalu ingin bekerja sama dengan si anak dan menciptakan tugas-tugas yang akan membantu memperbaiki keaadan.
d.  Pemimipin, selalu berupaya untuk selalu berhubungan secara emosional dengan anak-anak dalam setiap keadaan dan mencari solusi kreatif bersama-sama.
e.  Pengamat, selalu mencari sudut pandang yang menyeluruh, berupaya mengutamakan objektifitas dan perspektif.
f.  Pencemas, selalu melakukan tanya jawab mental dan terus bertanya-tanya , ragu-ragu dan memiliki gambaran terburuk bahkan meraka sampai yakin bahwa anak merka benar-benar memahami situasi.
g.  Penghibur, selalu menerapakan gaya yang selalu santai.
h.  Pelindung, cenderung untuk mengambil alih tanggung jwab dan bersikap melindungi, berteriak pada si anak akan tetapi kemudian melindunginnya dari ancaman yang datang.
i.   Pendamai, dipengaruhi psikologi mereka yanag selalu menghindar dari konflik.
B. Hubungan Psikologi Antara Ibu Nifas Dan Anak
1. Bounding
a. Pengertian Bounding
            Pengertian menurut para ahli:
1)   Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
2)   Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
3)   Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir;attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
4)   Bennet dan Brown (1999), bounding:  terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.
5)   Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
6)   Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
7)   Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan;attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
8)   Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
9)   Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
b. Cara untuk melakukan bounding
            Cara untuk melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain:
1)   Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2)   Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya.
3)   Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat dengan bayinya.
4)   Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang.

5)   Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya.
6)   Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa.
7)   Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme).
c. Tahap-tahap bounding attachment
1)   Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2)   Bounding (keterikatan)
3)   Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan indivudu lain
Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan. 
d. Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment
1)      Menit pertama jam pertama
2)      Sentuhan orang tua pertama kali
3)      Adanya ikatan yang baik dan sistematis
4)      Terlibat proses persalinan
5)      Persiapan PNC sebelumnya
6)      Adaptasi
7)      Kontak sedini mungkin sehingga dapat membangut dalam member kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta member rasa nyaman
8)      Fasilitas untuk kontak lebih lama
9)      Penekanan pada hal-hal positif
10)  Perawat meternitas khusus (bidan)
11)  Libatkan anggota keluarga lainnya
12)  Informasi bertahap mengenai bounding attachment
e.  Dampak positif bounding attachment
-    Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social
-    Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
f. Hambatan bounding attachment
-    Kurang support sistem
-    Ibu dengan risiko
-    Bayi dengan risiko
-    Kehadiaran bayi yang tidak diinginkan
2. IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
1.    Pengertian Imd (Inisiasi Menyusui Dini)
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah lahiran. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari Tuhan yang sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam.
Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.
b. Informasi Seputar Inisasi Menyusu Dini
Berikut informasi tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang dapat mendorong Anda untuk melakukan IMD sesaat setelah bayi Anda dilahirkan:
1)   Percayalah bayi dapat melakukan ini sendiri. Sebenarnya, ada kodrat alami seorang bayi untuk menyusu dari ibu bahkan saat dia baru lahir. Jadi Anda tidak perlu terlalu mengkuatirkan bayi Anda.
2)   IMD merupakan tahap awal yang sangat baik bila Anda ingin memberikan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama. Bayi akan menyukai ASI dan ibu tidak akan kekurangan untuk memberikannya. IMD juga mengurangi rasa nyeri saat harus menyusui.
3)   Jangan kuatir bayi Anda kedinginan karena tanpa pakaian apapun harus dibiarkan selama kurang lebih 1 jam untuk mencari puting susu ibu. Karena kulit ibu dapat menghangatkan bayi secara sempurna. Bila bayi merasa kedinginan, suhu tubuh ibu akan meningkat 2 derajat Celcius, sedangkan bila bayi kepanasan, kulit ibu akan menyesuaikan dengan menurunkan suhu sebanyak 1 derajat Celcius.
4)   Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga mengurangi tingkat kematian bayi yang baru lahir.
5)   Gerakan bayi yang merangkak mencari puting susu dapat menekan rahim dan mengelurkan hormon yang membantu menghentikan pendarahan ibu.
6)   Bila bayi dalam melakukan IMD menangis, jangan cepat-cepat Anda menyerah untuk memberikan ASI. Bayi menangis belum tentu karena merasa lapar. Biarkan bayi Anda menemukan susu sendiri.
7)   Bila persalinan harus melalui proses Cesar, Anda dapat tetap melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) walaupun kemungkinan berhasilnya sekitar 50% daripada persalinan normal.
8)   IMD membantu meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak.
c. Proses Inisiasi Menyusu Dini
1)   Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, bayi langsung diletakan di dada si ibu tanpa membersihkan si bayi kecuali tangannya, kulit bertemu kulit. Ternyata suhu badan ibu yang habis melahirkan 1 derajat lebih tinggi. Namun jika si bayi itu kedinginan, otomatis suhu badan si ibu jadi naik 2 derajat, dan jika si bayi kepanasan, suhu badan ibu akan turun 1 derajat. Jadi Tuhan sudah mengatur bahwa si ibu yang akan membawa si bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada si ibu, biasanya si bayi hanya akan diam selama 20-30 menit, dan ternyata hal ini terjadi karena si bayi sedang menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan.
2)   Setelah si bayi merasa lebih tenang, maka secara otomatis kaki si bayi akan mulai bergerak-gerak seperti hendak merangkak. Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena ternyata kaki si bayi itu pasti hanya akan menginjak-injak perut ibunya di atas rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan si ibu. Lama dari proses ini tergantung dari si bayi.
3)   Setelah melakukan gerakan kaki tersebut, bayi akan melanjutkan dengan mencium tangannya, ternyata bau tangan si bayi sama dengan bau air ketuban. Dan juga ternyata wilayah sekitar puting si ibu itu juga memiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya, si bayi membantu untuk mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akan mulai bergerak mendekati puting ibu. Ketika sudah mendekati puting si ibu, si bayi itu akan menjilat-jilat dada si ibu. Ternyata jilatan ini berfungsi untuk membersihkan dada si ibu dari bakteri-bakteri jahat dan begitu masuk ke tubuh si bayi akan diubah menjadi bakteri yang baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi karena hanya si bayi yang tahu seberapa banyak dia harus membersihkan dada si ibu.
4)   Setelah itu, si bayi akan mulai meremas-remas puting susu si ibu, yang bertujuan untuk kegiatan ini juga tergantung dari si bayi itu.
5)   Terakhir baru mulailah si bayi itu menyusu.
d. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
1)   Untuk bayi
a) Kehangatan
Christensson et al, (1992) melaporkan bahwa dibandingkan bayi-bayi yang diletakan dalam boks ternyata bayi-bayi yang kontak kulit dengan kulit ibunya mempunyai suhu tubuh yang lebih hangat dan stabil.
b) Kenyamanan
Ternyata bayi-bayi yang di lakukan inisiasi dini lebih jarang menangis di bandingkan dengan bayi-bayi yang dipisahkan dari ibunya.
c) Kualitas perlekatan
Di banding bayi yang dipiosahkan dari ibunya, bayi-bayi yang di lakukan inisiasi dini mempunyai kemampuan perlekatan mulut yang lebih baik pada waktu menyusu.
2)   Untuk ibu
a)    Inisiasi dini akan merangsang sekeresi hormon oksitosin yang membantu proses pelepasan plasenta. sehingga yang lebih cepat akan mengurangi resiko terjadinya pendarahan.
e. Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu
1)   Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan).
2)   Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
3)   Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
4)   Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
5)   Asi yang pertama (colostrums) mengandung beberapa Antibodi yang dapat mencegah infeks pada bayi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
6)   Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
7)   Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
8)   Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya oksitosin yang penting karena:
a)    Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.
b)   Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
c)    Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.

 
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang memepengaruhi psikologi yaitu faktor hereditas atau genetika yang meliputi unsur fisik yang diturunkan oleh orang tua seperti bentuk tubuh, cairan tubuh, dan sifat-sifat yang diturunkan dari orang tua. Selanjutnya faktor lingkungan yaitu antara lain lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Di samping itu, meski psikologi seseorang itu relatif konstan, kenyataannya sering ditemukan perubahan psikologi. Perubahan itu terjadi dipengaruhi oleh faktor gangguan fisik dan lingkungan.
Mengingat pentingnya ASI dan keterikatan kasih sayang (Bounding Attechment) antara ibu dan anak, dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat dengan hal tersebut, maka didalam makalah ini akan dibahas tentang ASI dan bagaimana cara mewujudkan kasih sayang tersebut. Keterikatan kasih sayang bisa terwujud dari janin masih berada didalam kandungan dan untuk mempereratnya bayi yang baru lahir bisa dilakukan IMD (inisiasi menyusu dini), dari hal tersebut selain manfaat ASI yang didapatkan begitu besar juga sangat bermanfaat untuk psikologis ibu dan anak karena sebuah kasih sayang bisa berawal dari sebuah sentuhan,dan dekapan ibu kepada anaknya disaat dilakukan IMD.
B.  Saran
            Psikologi ibu dan anak sangat dipengaruhi oleh bermacammacam faktor, mulai dari pola kepribadian, maupun lingkungan namun yang terpenting dalam membina hubungan psikologi antara ibu dan bayi harus dimulai sejak bayi dalam kandungan hingga lepas kala IV persalinan melalui pemberian inisisasi menyusu dini. Salah satu peran bidan dalam situasi ini adalah memberikan penjelasan serta pendidikan kepada pasien dan keluarga mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi psikologi ibu dan bayi. Dukungan ayah keluarga dalam menjaga dan merawat anak akan membantu mengurangi tekanan-tekanan psikologis ibu.
DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Janah , Nurul. 2011. Biologi Reproduksi. Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA.
Saleha,Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Samsyu, Yusuf dan Juntika Nurihsan, Teori Kepriadian, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.
Sarwono, 1999. Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP.
Sjarkawi, (2006), Pembentukan Psikologi Anak, Jakarta: Bumi Aksara.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jogjakarta: ANDY
W. Sarwono, Sarlito, Pengantar psikologi Umum, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010.
Sujanto, Agus, Psikologi Kepriadian, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1997.
Wulanda,Ayu Febri. 2011 .Biologi reproduksi. Jakarta : Salemba Medika






Tidak ada komentar:

Posting Komentar