KONSEP MEDIS
A. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik,
difus atau local (Soepaman,
1998). Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999). Gastritis adalah
radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Gastritis merupakan suatu keadaan
peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal (Patofisiologi, Sylvia A Price hal
422)
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis
merupakan inflamasi mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal.
B. Etiologi
1. Gastritis Akut
Merupakan inflamasi akut dari dinding lambung, biasanya terbatas pada
mukosanya saja.
a. Gastritis
eksogen akut, disebabkan faktur dari luar
yang terdiri dari beberapa bagian:
§ Gastritis eksogen
akut yang simple, disebabkan oleh :
~ Makanan dan minuman panas yang
dapat merusak mukosa lambung, seperti rempah-rempah, alcohol dan
sebagainya.
~ Obat-obatan seperti, digitalis,
iodium, SF, kortison, dsb.
§ Gastritis
akute korosiva, disebabkan oleh:
~ Obat-obatan seperti :
Analgetik, Anti inflamasi, antibiotik dsb.
~ Bahan kimia dan minuman yang
bersifat korosif, bahan alkali yang kuat seperti, soda, kaustik,
(non-hydroxide) korosif sublimat.
b. Gastritis endogen akut, disebabkan
kelainan dalam tubuh yang terdiri dalam beberapa bagian :
1. Gastritis infektiosa akut, disebabkan oleh
toxin atau bakteri yang beredar dalam darah dan masuk ke jantung,
misalnya morbili, dipteri, variola dsb.
2. `Gastritis egmonos akute, di sebabkan
oleh invasi langsung dari bakteri pirogen pada dinding lambung, seperti
streptococcus, stpilacoccus dsb.
2. Gastritis Kronis
Merupakan suatu inflamasi kronik yang terjadi pada waktu lama pada
permukaan mukosa lambung, penyebabnya belum diketahui secara langsung, namun
diduga disebabkan oleh :
a.
Bakteri,
infeksi stapilococcus (akute) mungkin pada akhirnya akan menjadi kronis.
b.
Infeksi lokal,
infeksi pada sinus, gigi dan post nasal dapat menimbulkan gastritis.
c.
Alkohol dapat
menyebabkan kelainan pada mukosa lambung.
d.
Faktor,
psikologis dapat menimbulkan hipersekresi asam lambung.
C. Patofisiologi
Bahan-bahan makanan, minuman, obat maupun zat kimia yang masuk kedalam
lambung menyebabkan iritasi atau erosi pada mukosanya sehingga lambung
kehilangan barrier (pelindung). Selanjutnya terjadi peningkatan difusi balik
ion hidrogen. Gangguan difusi pada mukosa dan penngkatan sekresi asam lambung
yang meningkat / banyak. Asam lambung dan enzim-enzim pencernaan. Kemudian
menginvasi mukosa lambung dan terjadilah reaksi peradangan.
Demikian juga terjadi peradangan dilambung karena invasi langsung pada
sel-sel dinding lambung oleh bakteri dan terinfeksi. Peradangan ini
termanifestasi seperti perasaan perih di epigastrium, rasa panas / terbakar dan
nyeri tekan.
Spasme lambung juga mengalami peningkatan diiringi gangguan pada spinkter
esophagus sehingga terjadi mual-mual sampai muntah. Bila iritasi / erosi pada mukosa lambung sampai pada jaringan lambung dan
mengenai pembuluh darah. Sehingga
kontinuitasnya terputus dapat mennimbulkan hematemesis maupun melena.
PATHWAY GASTRITIS
D. Manifestasi Klinis
(Tanda dan Gejala)
1. Gastritis
Akut
a. Gastritis
Akute Eksogen Simple :
~ Nyeri
epigastrik mendadak.
~ Nausea yang
di susul dengan vomitus.
~ Saat serangan pasien
berkeringat, gelisah, sakit perut, dan kadang disertai panas serta tachicardi.
~ Biasanya dalam 1-2 hari sembuh kembali.
b. Gastritis
Akute Eksogen Korosiva :
~ Pasien kolaps dengan kulit yang
dingin.
~ Tachicardi dan sianosis.
~ Perasaan seperti terbakar, pada
epigastrium.
~ Nyeri hebat / kolik.
c. Gastritis
Infeksiosa Akute :
~ Anoreksia
~ Perasaan tertekan pada
epigastrium.
~ Vumitus.
~ Hematemisis
d. Gastritis
Hegmonos Akute :
~ Nyeri hebat mendadak di
epigastrium. ~
Neusia.
~ Rasa tegang pada epigastrium.
~ Vomitus.
~ Panas tinggi dan
lemas
~ Tachipneu.
~ Lidah kering sedikit
ekterik.
~ Tachicardi
~ Sianosis pada
ektremitas.
~ Diare.
~ Abdomen
lembek.
~ leukositosis
2. Gastritis
Kronis
a. Gastritis Superfisialis
~ Rasa tertekan yang samar pada epigastrium.
~ Penurunan BB.
~ Kembung / rasa penuh pada epigastrium.
~ Nousea.
~ Rasa perih sebelun dan sesudah
makan.
~ Terasa pusing.
~ Vomitus.
b. Gastritis
Atropikan
~ Rasa tertekan pada
epigastrium.
~ Anorexia.
~ Rasa penuh pada
perut.
~ Nousea.
~ Keluar angin pada
mulut.
~ Vumitus.
~ Mudah tersinggung.
~ Gelisah.
~ Mulut dan tenggorokan terasa kering.
c. Gastritis
Hypertropik Kronik
~ Nyeri pada epigastrium yang tidak selalu berkurang setelah minum susu.
~ Nyeri biasanya timbul pada malam hari.
~ Kadang disertai melena.
E. Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan menelan,
dapat berakhir sebagai syak hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu
dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperhatikan hamper sama.
Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobakter pytori,
sebesar 100% pada hikak duodenum dan 60-90% pada tikak lambung. Diagnosis pasti
dapat di tegakkan dengan endoskopi.
a. Gastritis Akute
- Perdarahan
saluran cerna atas, hingga anemia dan kematian.
- Ulkus pada
lambung.
- Perforasi
lambung.
b. Gastritis Kronis
- Gangguan penyerapan Vitamin B12 karena atropi lambung dan akan
terjadi anemia pernisiosa.
- Gangguan penyerapan zat besi.
- Penyempitan daearah fillorus.
- Kanker lambung.
F. Prognosis
Infeksi lambung pada umumnya mempunyai prognosis ysng baik, gastritis akut
dan Kronik tidak ada yang mati, kematian di jumpai pada waktu perdarahan yang
berat shock yang tidak teratasi, efus, lambung yang berat dan infeksi, Kematian
dapat juga disebabkan oleh sepsis karena tindakan dan lingkungan rumah sakit
yang kurang baik dan bersih, kematian terjadi pada kasus berat yaitu muncul
pada komplikasi sistem saraf, kardiovaskuler, pernapasan, darah dan organ lain.
G. Pemeriksaan Penunjang
1.
Faktor
predisposisi dan presipitasi
Faktor predisposisi adalah bahan-bahan kimia, merokok, kafein, steroid,
obat analgetik, anti inflamasi, cuka atau lada.
Faktor presipitasinya adalah kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan rokok,
penggunaan obat-obatan, pola makan dan diet yang tidak teratur, serta gaya
hidup seperti kurang istirahat.
2.
Test
dignostik
·
Endoskopi :
akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknya tersebar.
·
Pemeriksaan
Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati
mukosa muskularis.
·
Pemeriksaan
radiology.
·
Pemeriksaan
laboratorium.
·
Analisa
gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada klien
dengan gastritis kronik.
·
Kadar serum
vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar vitamin B12 yang rendah
merupakan anemia megalostatik.
·
Kadar
hemagiobi, hematokrit, trombosit, leukosit dan albumin.
·
Gastroscopy.
Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan) mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsy
Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan) mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsy
H. Penatalaksanaan Medis
1. Gastritis
Akut
a. Gastritis Eksogen Akute Simple
~ Fase akute,
istirahat total 1-2 hari.
~ Hari I sebaiknya jangan diberikan makan, setelah mual dan muntah berkurang,
coba berikan teh hangat dan air minum.
~ Hari kedua berikan susu hangat,
benintton dengan garam terutama setelah banyak muntah.
~ Hari ketiga boleh makan bubur dan bisa makan lembek lainnya.
~ Kolaborasi
medik :
1. Pemberian cairan.
2. Antimentek untuk
mengurangi muntah ~ Sotatik.
3. Anti spasmodik untuk
memperbaiki spasme otot.
b. Gastritis Infektiosa Akute
~ Pengaturan
diet.
~ Beri makanan lembek dan tidak merangsang mual dan muntah.
~ Kolaborasi
medik :
1. Pemberian antibiotik
untuk penanganan factor penyebab.
2. Pembrian anti spasmodik.
c. Gastritis Hegmonos Akute.
~ Pengaturan
diet.
~ Pada abses
lokal perlu dilakukan drainase.
~ Pada pasien
dengan hegmonos dispus perlu gastriktomy.
~ Kolaborasi
medik :
1. Antibiotik untuk
penanganan faktor penyebab.
2. Gastritis Kronis
a. Gastritis Superfisialis.
~ Istirahat
yang cukup.
~ Pemberian makanan yang cair utuk penderita yang mengalami erosi dan
perdarahan sedikit.
~ Makanan lembek untuk yang tidak terjadi perdarahan.
~ Kolaborasi
medik :
1. Pemberian anti spasmodic.
b. Gastritis Atropikan.
~ Setelah makan sebaiknya istirahat untuk mnecegah terjadinya neusea dan
vumitus.
~ Beri makanan
lembek dan porsi kecil tapi sering.
~ Kolaborasi
medik :
1. Pemberian anti spasmodik.
2. Beri ekstrak hati, Vit.
B12, dan zat besi.
c. Gastritis Hypertropikan.
~ Istirahat
yang cukup.
~ Hindari
merokok.
~ Beri makanan cair dan lembek.
~ Kolaborasi
medik :
1. Anti spasmodik.
2. Anti perdarahan k/p.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
GASTRITIS
A. PENGKAJIAN
1.
Biodata Pasien
Nama
: Tn. S
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Umur
: 35 tahun
Agama
: Islam
Suku/bangsa
: Indonesia
Pendidikan :
SMA
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Pasarwajo
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien
mengeluh nyeri perut.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan bahwa setiap pagi hari setelah bangun tidur pasien sering
merasa nyeri pada perut bagian sebelah kirinya. Rasa nyerinya itu seperti
diremas-remas serta terasa panas. Rasa nyerinya berada di skala 7 dari skala
nyeri 0-10 menurut Bourbanis. Menurut Bourbanis skala 7 menggambarkan nyeri
berat terkontrol dimana terkadang tidak dapat mengikuti perintah tetapi respon
terhadap tindakan, dapat menunjukkan nyeri tetapi tidak dapat
mendiskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan
distraksi.Pasien mengatakan merasa lebih baik jika dibuat
berbaring.Pasien juga mengeluh mual dan muntah yang membuat nafsu makan pasien
menurun. Pasien mengatakan keluhan ini terjadi hampir seminggu sampai
akhirnya dia dibawa keIGD RSI Sultan Agung pada tanggal 28 September 2012 pukul 21.00 WITA.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien
mengatakan bahwa pernah dirawat di RSI Sultan Agung dengan penyakit yang sama (gastritis) pada tanggal 5 April 2014, dan diberi obat Antasida.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai
penyakit keturunan seperti Diabetes
Mellitus dan Hipertensi serta penyakit menular seperti Hepatitis dan TBC.
3. Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap
penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien
terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, kecemasan terhadap penyakit.
4. Pengkajian Fisik
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelemahan / kelelahan.
Tanda : Takhikardi,
takipnoe, ( hiperventilasi ).
b. Sirkulasi
Gejala : Hipotensi.
Takhikardi. Disritmia.
Kelemahan nadi / perifer
Pengisian kapiler lambat.
Warna kulit pucat, sianosis.
Kelembaban kulit, berkeringat.
c. Integritas Ego
Gejala : Faktor stress
akut / psikologi.
Perasaan tidak berdaya.
Tanda : Tanda ansietas, misalnya ; pucat, gelisah, berkeringat.
Perhatian menyempit.
d. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola
defekasi / karakteristik feces.
Tanda : tekan abdomen.
Distensi abdomen. Peningkatan bunyi usus.
Karakteristik feses ; diare dan konstipasi.
e. Makanan / Cairan
Gejala : Anorexia, mual,
dan muntah, cegukan.
Tidak toleran terhadap makanan.
Tanda : Muntah,
membran mukosa kering, turgor kulit menurun.
f. Neorosensori
Gejala : Pusing,
sakit kepala, terasa berdengung.
·tatus mental, tingkat kesadaran terganggu, cenderung mengantuk,
disorientasi, bingung.
g. Nyeri /
Kenyamanan
Gejala : Nyeri
digambarkan tajam, dangkal, rasa terbakar, perih
Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah banyak makan &
hilang setelah minum obat antasida.
Nyeri epigastrium kiri menyebar ketengah dan menjalar tembus kepinggang 1-2
jam setelah makan ( ulkus peptik ).
Nyeri
epigastrium kanan ± 4 jam setelah makan dan hilang setelah diberi antasida ( ulkus
doudenum ).
Faktor
pencetus, makanan, rokok, alkohol penggunaan obat tertentu.
Stress psikologis.
h. Keamanan
Gejala : Alergi terhadap obat.
Tanda : Peningkatan
suhu.
B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1. Perubahan kenyamanan; Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa gaster
Tujuan jangka pendek
: Pasien mengatakan rasa nyeri berkurang.
Tujuan jangka panjang
: Tidak terjadi iritasi berlanjut.
Kriteria evaluasi :
- klien mengatakan nyeri hilang
- klien nampak rileks dan dapat
berinteraksi dengan orang sekitar
Rencana Tindakan.
1. Puasakan pasien pada 6 jam pertama.
2. Berikan makanan
lunak sedikit demi sedikit dan beri minum yang hangat.
3. Identifikasi
dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan.
4. Observasi
keluhan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitasnya, ( skala 0-10 ), serta
perubahan karakteristik nyeri.
5. Kolaborasi pemberikan anti nyeri,
anti inflamasi, anti spasmodik dll:
Rasionalisasi.
1. Mengurangi inflamasi pada mukosa lambung.
2. Dilatasi gaster
dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat etelah periode puasa.
3. Dapat
menyebabkan distres pada bermacam-macam individu / dispepsia.
4. Perubahan
karakteristik nyeri dapat menunjukan penyebaran penyakit / terjadinya
komplikasi.
5. Mengurangi rasa nyeri dan
mengurangi peradangan pada mukosa lambung
2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anorexia, mual dan
muntah
Tujuan jangka pendek
: Pemasukan nutrisi yang adekuat.
Tujuan jangka panjang
: Mempertahankan BB tetap seimbang.
Kriteria evaluasi :
- Makanan pasien dapat dihabiskan
- BB badan pasien kembali normal
Rencana Tindakan
1. Buat program
kebutuhan nutrisi harian & standar BB minimum.
2. Berikan
perawatan mulut sebelum & sesudah makan.
3. Monitor
aktivitas fisik dan catat tingkat aktivitas tersebut.
4. Hindari makanan
yang menimbulkan gas.
5. Sediakan
makanan dengan ventilasi yang baik, lingkungan yang menyenangkan, dengan
situasi yang tidak terburu-buru.
Rasionalisasi
1. Sebagai acuan
dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.
2. Memberikan
rasa nyaman pada mulut dan dapat mengurangi rasa mual.
3. Membantu dalam
mempertahankan tonus otot dan berat badan juga untuk mengontrol tingkat
pembakaran kalori.
4. Dapat mempengaruhi nafsu makan / pencernaan dan membatasi masukan nutrisi.
5. Lingkungan yang
mennyenangkan dapat menurunkan stress dan lebih kondusif untuk makan.
3. Ansietas tahap sedang berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan jangka pendek : Pasien dapat mendiskusikan permasalahan yang
dihadapinya.
Tujuan jangka panjang: Pasien dapat memecahkan masalah dengan
menggunakan sumber yang efektif.
Kriteria Evaluasi :
- klien mengatakan tidak lagi
cemas
Rencana Tindakan
1. Observasi respon fisiologis, mis : takipnoe, palpitasi, pusing.
2. Catat petunjuk
perilaku, mis : gelisah, mudah tersinggung.
3. Dorong
pernyataan takut dan ansietas, berikan respon umpan balik.
4. Berikan
lingkungan yang tenang untuk beristirahat.
5. Berikan tekhnik
relaksasi, mis: latihan nafas dalamdan bimbingan imaginasi.
6. Bantu pasien
untuk mengidentifikasi dan melakukan koping positif.
Rasionalisasi
1. Dapat menjadi indikasi derajat ansietas yang dialami pasien.
2. Indikator
derajat ansietas.
3. Membuat
hubungan therafiutik, membantu pasien untuk menerima perasaan dan menurunkan
ansietas yang tidak perlu tentang ketidak tahuan.
4. Memindahkan
pasien dari stresor luar dan meningkatkan relaksasi, juga dapat meningkatkan
ketrampilan koping.
5. Cara relaksasi
dapat membantu menurunkan takut dan ansietas.
6. Perilaku
yang berhasil dapat menguatkan pasien dalam menerima ansietas, meningkatkan
rasa pasien terhadap kontrol diri dan memberikan keyakinan.
C. Implementasi dan
Evaluasi
Hari/tgl
|
Dx
|
Implementasi
Keperawatan
|
Evaluasi Keperawatan
|
Rabu
18-6-14
|
1
|
Jam 14.00
1. Mempuasakan pasien pada 6 jam
pertama
Jam 14.15
2. Memberikan makanan lunak sedikit demi sedikit dan beri minum yang hangat.
3. Mengidentifikasi dan membatasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan.
Jam 14.30
4. Observasi keluhan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitasnya, ( skala
0-10 ), serta perubahan karakteristik nyeri
5. Kolaborasi pemberikan anti
nyeri, anti inflamasi, anti spasmodik
|
Jam 22.00
S:
- Klien mengatakan nyeri mulai berkurang
O:
- nampak rileks,
dapat berinteraksi dgn org lain
A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan tindakan keperawatan bila sakit masih muncul nyeri
|
Rabu
18-6-14
|
Dx 2
|
Jam 17.00
1. Membuat program kebutuhan nutrisi harian & standar BB minimum
2. Memberikan perawatan mulut sebelum & sesudah makan.
Jam 17.30
3. Monitor aktivitas fisik dan catat tingkat aktivitas tersebut
Jam 19.00
4. Menyediakan
makanan dengan ventilasi yang baik, lingkungan yang menyenangkan,
dengan situasi yang tidak terburu-buru.
5. Hindari
makanan yang menimbulkan gas
|
Jam 22.00
S:
- Klien mengatakan mulai ada napsu
makan
O:
- Makanan yang disajikan habis ½
porsi
- BB 57 kg
- Bibir tampak kering
A:
Masalah nutrisi belum teratasi
P:
Lanjutkan intevensi keperawatan
|
|
|
Jam 14.00
1. Observasi respon fisiologis,
mis : takipnoe, palpitasi, pusing.
2. Catat
petunjuk perilaku, mis : gelisah, mudah tersinggung
3. Dorong
pernyataan takut dan ansietas, berikan respon umpan balik
Jam 14.15
4. Berikan lingkungan yang tenang untuk beristirahat.
5. Berikan tekhnik relaksasi, mis: latihan nafas dalamdan bimbingan
imaginasi
6. Bantu
pasien untuk mengidentifikasi dan melakukan koping positif
|
Jam 17.00
S:
- Klien mengatakan sdh kurang kwatir dan keadaanya
sdh mulam membaik
O:
- nampak rileks,
dapat berinteraksi dgn org lain
A:
Masalah teratasi
P:
Berikan informasi yang cukup dan
motivsi pasien untuk selalu posotif thingking
|
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta :
EGC.
Hadi, Sujono. (1999). Gastroentrologi. Jakarta : Penerbit
Alumni.
Inayah. Lin. (2004). Asuhan Keperawatan Pada Klien denagn gangguan sistem
Masjoer, Arif dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta :
Media Aesculapius FKUI
Price, Sylvia A. Wilson, L. M. (1994). Patofisiologi Konsep Proses
Penyakit, edisi 4, Alih Bahasa Peter Anugrah. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara,
Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta : EGC.
Underwood, J. C. E. (1996). Patologi Umum dan Sitemik, edisi
2. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan
dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC
http://www.indofarma.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=27&Itemid=125
http://firwanintianur93.blogspot.com/2013/04/laporan-pendahuluan-gastritis.html
http://firwanintianur93.blogspot.com/2013/04/laporan-pendahuluan-gastritis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar