Sabtu, 19 Juli 2014

MAKALAH "FISIOLOGI PERSARAFAN"

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Sistem saraf manusia merupakan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengkoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seseornga individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagian besar system tubuh lainnya.
Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai system. Fenomena mengenai kesadaraan, daya pikir, daya ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan semuanya berasal dari system ini. Oleh, karena itu, kemampuan untuk memahami, belajar dan berespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari integrasi fungsi system saraf, yang memuncak dalam kepribadian dan perilaku seseorang
B.  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui fisiologi  persarafan tubuh manusia,




BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembagian Susunan Saraf
Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas sel neuron yang mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk atau menghentikan masukan dari indra, dan mengaktifkan aksi. Komponen utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel neuroglia, neuron memainkan peranan penting dalam koordinasi.
Secara garis besar, susunan saraf dibagi atas 2, yaitu:
1.    Sistem saraf pusat (SSP):
  1. Otak
1)   Otak besar (cerebrum)
2)   Otak Kecil (cerebellum)
3)   Batang otak (medulla oblongata)
  1. Medula spinalis
2.    Sistem saraf tepi / sensorik (SST)
Terdiri dari serat-serat saraf yang membawa informasi antara SSP dan bagian tubuh lain. SST di bagi menjadi devisi aferen dan eferen. Aferen membawa informasi ke SSP sedangkan eferen membawa instruksi dari SSP ke organ
Sistem saraf eferen di bagi 2 bagian:
a.       sistem saraf somatic (neuron motorik yg mempersarafi otot2 rangka), dan
b.      sistem saraf otonom ( yg mempersarafi otot polos, otot jantung dan kelenjar) dibagi 2:
1)      simpatis
2)      parasimpatis. 

1.    Otak
Otak terletak di dalam rongga kepala, yang pada orang dewasa sudah tidak dapat lagi membesar, sehingga bila terjadi penambahan komponen rongga kepala akan meningkatkan tekanan intra cranial.
Otak manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang besar, yakni belahan kiri dan belahan kanan. Oleh karena terjadi pindah silang pada tali spinal, belahan otak kiri mengendalikan sistem bagian kanan tubuh, sebaliknya belahan kanan mengendalikan sistem bagian kiri tubuh. Tali spinal (sumsum tulang belakang) merupakan tali putih kemilau yang berasal dari dasar otak hingga tulang belakang.
Korteks serebri atau substansia grisea dari serebrum mempunyai banyak lipatan yang disebut giri (tunggal girus). Beberapa daerah tertentu dari korteks serebri telah diketahui memiliki fungsi spesifik. Pada tahun 1909, Korbinian brodmann, seorang ahlu neurologis Jerman membagi korteks serebri menjadi 47 area. Telah dilakukan banyak upaya untuk menjelaskan berbagai makna fungsional tertentu dari area-area tersebut, tetapi dalam banyak keadaan ternyata fungsi spesifik area-area nini saling tumpang tindih. Kendatipun memiliki keterbatasan, pera Brodmann tetap merupakan petunjuk umum yang sangat berguna bagi pembahasan fungsi-fungsi korteks.



Tabel fungsi area utama korteks menurut Brodmann:

Area
Nama
Fungsi
Akibat Lesi
Keterangan
1, 2, 3
Korteks parietalis area somestetik primer (somatosensorik)
Memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih tinggi tingkatannya. Sensasi umum ini mencakup nyeri, suhu, raba, tekan, dan proprioseptor.
Gangguan sensorik kontralateral.
Terletak pada girus postsentralis, pararel terhadap korteks motorik, dan posterior dari siklus sentralis.
4
Korteks frontalis merupakan area motorik primer
Gerakan-gerakan volunter
Hemiplegia kontralateral.
Terletak di girus prasentalis (d depan siklus sentralis)
5 & 7
Asosiasi somestetik
Menerima dan mengintegraasi berbagai modalitas sensorik: kualitas, bentuk, tekstur, berat dan suhu. Kesadaran akan bentuk tubuh, latak berbagai bagian tubuh, sikap tubuh dan kesadaran akan diri sendiri juga merupakan fungsi area ini.
Lesi pada area ini menyebabkan penurunan pengindraan sebagai modalitas dari fungsi sensorik.
Terletak di lobus parietalis superior dan meluas sampai permukaaan medial hemisfer.
6
Korteks pramotorik
Gerakan terlatih: menulis, mengemudi, atau mengetik.
Hilangnya kemampuan menulis, agrafia.
8
Lapang pandang frontal
Mendeteksi gerakan volunter dan deviasi konjugat dari mata dan kepala.
Lesi menyebabkan penurunan kemampuan gerakan mata untuk berdeviasi
Gerakan mata volunter mendapat input dari area 4,6, 8, 9, dan 46
9 & 12
Korteks prafrontalis
Melakukan kegiatan intelektual kompleks, menerima informasi pengelihatan dan menyadari sensasi warna.
Lesi menyebabkan penurunan pengindraan dari kegiatan intelektual secara umum.
Berkaitan dengan kepribadian.
17
Korteks pengelihatan primer
Membuat informasi-informasi pengelihatan menjadi berarti. Area ini juga memegang peranan dalam refleks gerakan mata apabila sedang memandang/mengikuti suatu objek.
Gangguan lapang pandang
Terletak di lobus oksipitalis.
18 & 19
Korteks visual primer dan asosiasi visual.
Area penerimaan visual.
Kerusakan pada sisi yang dominan mengakibatkan kehilangan kemampuan mengenali benda-benda.
Korteks asosiasi visual terletak disebelah area no. 39 lobus temporalis.
22
Korteks pendengaran primer
Berfungsi sebagai penerima suara dan menjadi korteks asosiasi pendengaran  (daerah penerima pendengaraan)
Gangguan pendengaran
Lobus temporalis merupakan area sensorik reseptif untuk impuls pendengaran.
39
Pusat persepsi visio-lesik
Pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang bersangkutan dengan bahasa tulis atau isyarat visual.
Lesi pada temporoparietal kiri. Gangguan interpretasi bahasa tulis.
Lesi pada area ini disebut disfasia nominal
41 & 42
Area wernicke
Pusat persepsi auditoro-lesik, yaitu pengertian dan pengenalan bahasa lisan (verbal). Daerah interpretasi pendengaran.
Lesi akan mengakibatkan afasia wernicke.
Nama lain afasia wernicke adalah afasia sensorik (afasia reseptif)
44 & 45
Area broca
Pelaksanaan motorik berbicara.
Akibat lesi pada area ini menyebabkan kesulitan dalam artikulasi (afasia motorik atau afasia ekspresif).
Lesi pada daerah ini dapat mengakibatkan gangguan kesadaraan tubuh pada sisi kontralateral lesi.


Selaput otak :
1. Durameter
2. Arakhnoid
3. Piameter

Bagian-bagian otak :
1.      Medulla oblongata
Merupakan pusat refeleks pada jantung, pernafasan, bersin/batuk, menelan, dan pengeluaran air liur dan muntah
2.      Pons
Sebagai penghubung antara hemisfer serebri, serebelum dan mensensepalon dan penghubung kortikosereberalis, yaitu menghubungkan antara hemisfer serebri dengan serebelum
3.      Mensefalon
Otak tengah manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu mencolok. Di dalam otak tengah terdapat bagian-bagian seperti lobus optik yang mengatur gerak bola mata dan kolikulus inferior yang mengatur pendengaran. Otak tengah berfungsi menyampaikan impuls antara otak depan dan otak belakang, kemudian antara otak depan dan mata.
Mensefalon merupakan bagian pendek batang otak yang terletak di atas spons, yang terbagi atas dua bagian, yaitu :
·         Bagian anterior
·         Bagian posterior
Bagian ini bercabang mejadi dua lagi, yaitu : Kolikulus inferior dan kolikulus superior. Kolikulus superior mengurusi masalah penglihatan dan koordinasi gerakan penglihatan
4.      Serebelum
Sebagai pusat reflek yang berfungsi memepertahankan keseimbangan dan sikap badan. Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
5.      Diensepalon
Terdiri atas 4 bagian, yaitu :
1)      Talamus
Merupakan stasiun penerima yang penting dalam otak dan pengintegrasian
2)      Hipotalamus
Merupakan pusat pengatur susunan saraf otonom
3)      Subtalamus
Belum diketahui fungsinya secara jelas
4)      Epitalamus
Mempunyai peran sebagai :
·         Pendorong emosi dasar seseorang
·         Integrasi informasi olfaktorius
·         Pengaturan sirkadian tubuh
·         Penghambat hormone gonad
6.      Sistem limbic
Berfungsi dalam hal yang berkaitan dengan pengalaman, ekspresi kejiawaan dan emosi serta ingatan
7.      Serebrum
Otak depan manusia terbagi atas empat lobus (bagian), meliputi lobus frontalis (bagian depan), lobus temporalis (bagian samping), lobus oksipitalis (bagian belakang), dan lobus parietalis (bagian antara depan-belakang). Pada bagian kepala manusia, lobus frontalis berada pada bagian dahi; lobus temporalis berada pada bagian pelipis; lobus oksipitalis berada pada bagian belakang kepala; dan lobus parietalis berada pada bagian ubun-ubun.
Lobus-lobus ini memiliki fungsi yang beragam. Lobus frontalis berfungsi sebagai pusat berpikir; lobus temporalis sebagai pusat pendengaran dan berbahasa; lobus oksipitalis sebagai pusat penglihatan; dan lobus parietalis sebagai pusat sentuhan dan gerakan.
Otak depan juga mencakup bagian-bagian yang lain, seperti talamus, hipotalamus, kelenjar pituitari, dan kelenjar pineal.Sebelum diterima area sensorik serebrum, semua  rangsangan akan diproses terlebih dahulu oleh talamus. Hanya rangsangan penciuman saja yang tidak diterima oleh talamus tersebut. Sedangkan fungsi talamus yang lain misalnya mengatur suhu dan kandungan air dalam darah, kemudian juga mengkoordinasi aktivitas yang terkait emosi.
Hipotalamus merupakan bagian yang berfungsi mengatur suhu tubuh, selera makan, dan tingkah laku. Selain itu, hipotalamus juga mengontrol kelenjar pituitari, yakni kelenjar hormon yang berperan dalam mengontrol kelenjar-kelenjar homon lainya, seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenalin, dan pankreas.
Terdiri atas 2 hemisfer, yang dihubungkan oleh bagian putih yang disebut korpus kolosum. Setiap hemisfer terbagi menjadi 4 lobus, yaitu :
a.       Lobus Frontal
1)   Lobus pre frontal :
Berfungsi mengontrol emosi, kepribadian, penilaian, penafsiran, tingkah laku yang dipelajari danperkembangan pikiran
2) Area pre sentral (korteks motorik utama ) :
Terletak persis di bagian anterior sulkus sentral. Rangsangan menimbulkan pergerakan otot yang spesifik di sisi tubuh yanglain
b.      Lobus Perietal
1)   Area sensori somatic primer :
Menempati area setelah gyrus sentral, area ini menerima input sensori mayor, seperti rasa nyeri, suhu, sentuhan, fibrasi dan posisi dari sisi kontra leteral tubuh
2)      Area yang berhubungandengan sensori :
Fungsi utama dari area ini adalah mengintegrasikan informasi sensori, misalnya, ukuran, bentuk dan tekstur dari obyek
c.       Lobus Temporal
Area ini memungkinkan kita menerima dan mengintepretasikan pendengaran, pembauan dan rasa, dan juga menerima serta menyimpan memori yang singkat, memberikan integrasi somatic area auditori dan area yang berhubungan dengan penglihatan. Jenis pemikiran yang dialami merupakan memori pengalaman masa lalu yang sangat terperinci, seni, musik dan rasa.
d.      Lobus oksipital
1)   Area visul primer
Menerima input dari sebgaian ipsilateral retina bagian temporal dan sebagian konralateral retina bagian basal
2)   Area visual sekunder
Yang mengelilingi area visual primer, memungkinkan kita menginterpertasikan apa yang kita lihat dan mengenali makna kerja
Setiap hemisfer serebral/serenrum memproses informasi terhadap sisi tubuh yang berlawanan, misalnya korteks serebral kiri mengontrol pergerakan tangan kanan.
8.      Korteks serebri
Terdiri atas traktus yang berfungsi menyesuaikan kegiatan dari kedua hemisfer otak
9.      Basal gangli
Memegang peranan penting fungsi-fungsi motorik tubuh yang berhubungan dengan gerakan-gerakan otomatis dan halus
2.    Medulla Spinalis
Berfungsi sebagai pusat reflek spinal dan sebagai jalan impuls yang berjalan dari dan ke otak.
3.    Sistem Saraf Perifer (SST)
Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk menjalankan otot dan organ tubuh.
Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi tulang, membiarkannya rentan terhadap racun dan luka mekanis.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat. 
 

Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya

a. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1.    Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2.    Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3.    Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a.  Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
bPleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
b. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.


 Parasimpatik
·       Mengecilkan pupil
·       Menstimulasi aliran ludah
·       Memperlambat denyut jantung
·       Membesarkan bronkus
·       Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan 
·       Mengerutkan kantung kemih

Simpatik
·       Memperbesar pupil
·       Menghambat aliran ludah
·       Mempercepat denyut jantung
·       Mengecilkan bronkus
·       menghambat sekresi kelenjar pencernaan 
·       Menghambat kontraksi kandung kemih
4. Cairan Serebrospinalis
Merupakan cairan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau yang terdapat dalam ventrikel dan mengelilingi otak serta medulla spinalis (spinal cord). Berfungsi sebegai peredam bantingan dan bantalan otak dan spinal cord terhadap perlukaan akibat gerakan
Komponen:
Air, sejumlah kecil protein, oksigen dan CO2. Elektrolit seperti natrium, klorida. Glukosa dan kadang-kadang limfosit. Tekanan normal 60 – 180 mmH20.
Sirkulasi cairan serebro spinalis Sering disebut sirkulasi ke 3 sistem tertutup :
1. Cairan serebra spinalis dibentuk dalam kedua ventrikel lateral.
2. Masuk ke ventrikel ke-3 melalui foramen montro.
3. Masuk ke ventrikel ke-4 melalui aquaduktus sylvii.
4. Masuk ke ruang sub arakhnoid otak danmedulla spinalis melalui sepasang foramen Lucchca di bagian lateral dan foramen Magendi di bagian medial.

B. Jaringan Saraf
1. Neuron (sel saraf)
Merupakan unit anatomis dan fungsional sistem persarafan
bagian-bagian dari neuron :
-    Badan sel (inti sel terdapat didalamnya)
-    Dendrit : menghantarkan impuls menuju badan sel
-    Akson : menghantarkan impuls keluar dari badan sel



Klasifikasi neuron berdasarkan bentuk :
a.    Neuron unipolar
Terdpt satu tonjolan yg bercabang dua dekat dengan badan sel, satu cabang menuju perifer & cabang lain menuju SSP (neuron sensorik saraf spinal).
b. Neuron bipolar
Mempunyai dua tonjolan, 1 akson dan 1 dendrit.
c. Neuron multipolar
Terdpt beberapa dendrit dan 1 akson yg dapat bercabang-cabang banyak sekali. Sebagian besar organela sel pd neuron terdpt pada sitoplasma badan sel. Fungsi neuron : menghantarkan impuls saraf keseluruh tubuh (somatik dan viseral).
Impuls neuron bersifat listrik disepanjang neuron dan bersifat kimia diantara neuron (celah sinap / cleft sinaptik). Zat kimia yg disinteis neuron & disimpan didalam vesikel ujung akson disebut neurotransmiter yang dapat menyalurkan impuls. Contoh neurotransmiter : asetilcolin, norefineprin, dopamin, serotonin, gama-aminobutirat (GABA)
2. Sel penyokong (Neuroglia pada SSP & sel schwann pada SST). Ada 4 neuroglia
-    Mikroglia : berperan sbg fagosit.
-    Ependima : berperan dlm produksi CSF.
- Astrosit : berperan menyediakan nutrisi neuron dan mempertahankan potensial biolelektrik.
-    Oligodendrosit : menghasilkan mielin pd SSP yg merupakan selubung neuron.
3. Mielin
-    Komplek protein lemak berwarna putih yg menutupi tonjolan saraf (neuron)
-    Menghalangi aliran ion Na & K melintasi membran neural.
-    Daerah yg tidak bermielin disebut nodus ranvier
-    Transmisi impuls pd saraf bermelin lebih cepat dari pada yg tak bermelin, karena adanya loncatan impuls dari satu nodus kenodus lainnya (konduksi saltatorik)
C. Mekanisme Penghantaran Impuls
Membran plasma dan selubung sel membentuk membran semipermeabel yang memungkinkan difusi ion-ion tertentu melalui membran ini, tetapi menghambat ion lainnya. Dalam keadaan istirahat (keadaan tidak terstimulasi), ion-ion K+ berdifusi dari sitoplasma menuju cairan jaringan melalui membran plasma. Permeabilitas membran terhadap ion K+ jauh lebih besar daripada permeabilitas terhadap Na+ sehingga aliran keluar (efluks) pasif ion K+ jauh lebih besar daripada aliran masuk (influks) Na+. Keadaan ini memngakibatkan perbedaan potensial tetap sekitar -80mV yang dapat diukur di sepanjang membran plasma karena bagian dalam membran lebih negatif daripada bagian luar. Potensial ini dikenal sebagai potensial istirahat (resting potential). (Snell. 2007).
  
Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi perubahan yang cepat pada permeabilitas membran terhadap ion Na+ dan ion Na+ berdifusi melalui membran plasma dari jaringan ke sitoplasma. Keadaan tersebut menyebabkan membran mengalami depolarisasi. Influks cepat ion Na+ yang diikuti oleh perubahan polaritas disebut potensial aksi, besarnya sekitar +40mV. Potensial aksi ini sangat singkat karena hanya berlangsung selama sekitar 5msec. Peningkatan permeabilitas membran terhadap ion Na+ segera menghilang dan diikuti oleh peningkatan permeabilitas terhadap ion K+ sehingga ion K+ mulai mengalir dari sitoplasma sel dan mengmbalikan potensial area sel setempat ke potensial istirahat.
Potensial aksi akan menyebar dan dihantarkan sebagai impuls saraf. Begitu impuls menyebar di daerah plasma membran tertentu potensial aksi lain tidak dapat segera dibangkitkan. Durasi keadaan yang tidak dapat dirangsang ini disebut periode refrakter. Stimulus inhibisi diperkirakan menimbulkan efek dengan menyebabkan influks ion Cl- melalui membran plasma ke dalam neuron sehingga menimbulkan hiperpolarisasi dan mengurangi eksitasi sel. (Snell. 2007) 
D. Komponen Saraf Kranial
Komponen Saraf  Kranial
a.  Komponen sensorik somatik : N I, N II, N VIII.
b.  Komponen motorik omatik : N III, N IV, N VI, N XI, N XII.
c. Komponen campuran sensorik somatik dan motorik somatik : N V, N VII, N IX, N X.
d.  Komponen motorik viseral
Eferen viseral merupakan  otonom mencakup  N III, N VII, N IX, N X. Komponen eferen viseral yang 'ikut' dengan beberapa saraf kranial ini, dalam  sistem saraf otonom tergolong pada divisi parasimpatis kranial.
1.  N. Olfactorius
Saraf ini berfungsi sebagai saraf sensasi penghidu, yang terletak dibagian atas dari mukosa hidung di sebelah atas dari concha nasalis superior.
2.  N. Optikus
Saraf ini penting untuk fungsi penglihatan dan merupakan saraf eferen sensori khusus. Pada dasarnya saraf ini merupakan penonjolan dari otak ke perifer.


3.  N. Oculomotorius
Saraf ini mempunyai nucleus yang terdapat pada mesensephalon. Saraf ini berfungsi sebagai saraf untuk mengangkat bola mata
4.  N.  Trochlearis
Pusat saraf ini terdapat pada mesencephlaon. Saraf ini mensarafi muskulus oblique yang berfungsi memutar bola mata
5.   N. Trigeminus
Saraf ini terdiri dari tiga buah saraf yaitu saraf optalmikus, saraf maxilaris dan  saraf mandibularis yang merupakan gabungan saraf sensoris dan motoris. Ketiga saraf ini mengurus sensasi umum pada wajah dan sebagian kepala, bagian dalam hidung, mulut, gigi dan meningen.
6.   N. Abducens
Berpusat di pons bagian bawah. Saraf ini menpersarafi muskulus rectus lateralis. Kerusakan saraf ini dapat menyebabkan bola mata dapat digerakan ke lateral dan sikap bola mata tertarik ke medial seperti pada Strabismus konvergen.
7.   N. Facialias
Saraf ini merupakan gabungan saraf aferen dan eferen. Saraf aferen  berfungsi untuk sensasi umum dan pengecapan sedangkan saraf eferent untuk otot wajah.
8.   N. Statoacusticus
Saraf ini terdiri dari komponen saraf  pendengaran dan saraf  keseimbangan
9.   N. Glossopharyngeus
Saraf ini mempersarafi lidah dan pharing. Saraf ini mengandung serabut sensori khusus. Komponen motoris saraf ini mengurus otot-otot pharing untuk menghasilkan gerakan menelan. Serabut sensori khusus mengurus pengecapan di lidah. Disamping itu juga mengandung serabut sensasi umum di bagian belakang lidah, pharing, tuba, eustachius dan telinga tengah.
10  N. Vagus
Saraf ini terdiri dari tiga komponen: a) komponen motoris yang mempersarafi otot-otot pharing yang  menggerakkan pita suara, b) komponen sensori yang mempersarafi bagian bawah pharing, c) komponen saraf parasimpatis yang mempersarafi sebagian alat-alat dalam tubuh.
11. N. Accesorius
Merupakan komponen saraf kranial yang berpusat pada nucleus ambigus dan komponen spinal yang dari nucleus motoris segmen C 1-2-3. Saraf ini mempersarafi muskulus Trapezius dan Sternocieidomastoideus.
12. Hypoglosus
Saraf ini merupakan saraf eferen atau motoris yang mempersarafi otot-otot lidah. Nukleusnya terletak pada medulla di dasar ventrikularis IV dan menonjol sebagian pada trigonum hypoglosi.

 



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses perkembangan otak terdiri dari berbagai tahapan yang meliputi induksi neuroektoderm hingga pembentukan tabung saraf, lipatan cephalic, proliferasi neuron, migrasi, sinaptogenesis dan pertumbuhan sel-sel penyangga otak. Sistem persarafan berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Sistem saraf pusat meliputi otak   (ensefalon)    dan sumsum tulang belakang   (Medula spinalis).  Sistem perifer mencakup saraf kranial yang berasal dari otak, saraf spinal, yang berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.



DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8 vol.3.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
C.Pearce, Evelyn. 2002 .Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Fransisca B. Bateteicaca, 2008. Asuhan keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem persarafan. Jakarta: Salemba medika.
Guyton anda Hall, 2007. Buku aar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Akarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC
Sylvia A. Price& Lorraine M. Wilson.2002. Patofisiologi edisi 6 vol. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar