Minggu, 06 Juli 2014

MAKALAH "Anatomi Kepala Janin"

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
            Kepala janin merupakan organ yang sangat sulit dikeluarkan dalam proses persalinan. Ukuran kepala janin yang bermacam-macam perlu diketahui agar pengukuran lingkar kepala dan kesesuaian dengan pintu panggul dapat diperbandingkan, sehingga proses persalinan normal melewati jalan lahir dapat berjalan dengan baik.
            Secara umum  bentuk kepala janin dan orang dewasa sama, yang membedakan hanya pada ukuran, kekuatan struktur jaringan tulang, dan sutura.  Jaringan lunak kepala janin terdiri dari lima lapisan (S-C-A-L-P) yaitu : Skin (S : Kulit),Connective tissue ,Aponeurosis Galea (A : fascia) lapisan ini merupakan lapisan terkuat, berupa fascia yang melekat pada tiga otot yaitu ke anterior – m. frontalis, Ke posterior – m. occipitalis, Ke lateral – m. temporoparietalis. Loose areolar tissue (L: jaringan areolar longgar), lapisan ini mengandung vena emissary yang menghubungkan SCALP, vena diploica, dan sinus vena intracranial (mis. Sinus sagitalis superior). Jika terjadi infeksi pada lapisan ini, akan dengan mudah menyebar ke intracranial. Dan Perikranium (P: periosteum), merupakan periosteum yang melapisi tulang tengkorak, melekat erat terutama pada sutura karena melalui sutura ini periosteum akan langsung berhubungan dengan endostium (yang melapisi permukaan dalam tulang tengkorak).
B.  Rumusan Masalah
Bagaimanakah anatomi kepala pada janin?
C.  Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui anatomi kepala pada janin.


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Gambar Anatomi Kepala Janin
           Kepala janin terdiri dari bagian muka dan bagian tengkorak. 



B.  Bagian tengkorak (Neuro Cranium)
            Tengkorak merupakan bagian terpenting dalam persalianan, yang terdiri dari:
a)  Tulang dahi (os. Frontale) 2 buah
b)  Tulang ubun-ubun (os. Parietale) 2 buah
c)  Tulang pelipis (os. Temporal) 2 buah
d)  Tulang belakang kepala (os. Occipital)
C. Bagian muka (Splachno Cranium)
     Susunan tulang muka dan dasar kepala sangat rapat sehingga tidak dapat melakukan atau terjadi moulage. Kedudukan tulang muka ditentukan dengan meraba hidung, dagu, mulut, dan rongga mata
a)  Tulang hidung (os. Nassal)
b)  Tulang pipi (os. Zigomatikum)
c)  Tulang rahang atas (os. Maxillare)
d)  Tulang rahang bawah (os. Mandibulare)
D. Hubungan antara tulang tengkorak
      Hubungan tulang tengkorak janin belum rapat sehingga kemungkinan mendekat saat persalinan tanpa membahayakan jaringan otak, disebut moulage. Celah-celah diantara tulang tengkorak yang ditutup dengan jaringan ikat disebut sutura.
a)  Sutura sagitalis (selah panah) antara tulang parietal.
b)  Sutura koronaria (sela mahkota) antara tulang frontalis dan tulangparietalis.
c)  Sutura lamboidea antara tulang occipitalis dan tulang parietalis.
d)  Sutura frontalis : antara ke-2 frontalis.
Disamping itu terdapat pertemuan antara sutura-sutura yang membentuk ubun-ubun (fontanella).
1)  Ubun-ubun besar (fontanella mayor)
-    Bentuk segi empat laying merupakan pertemuan antarasutura sagitalis, dan sutura koronaria, dan sutura frontalis.
-    Sudut lancipnya terletak di sutura sagitalis.
-    Sebagai petunjuk letak puncak kepala.
2)  Ubun-ubun kecil (fontanella minor)
-    Dibentuk oleh sutura sagitalis dan sutura lamboidea.
-    Sebagai petunjuk letak belakang kepala.
“Sutura dan ubun-ubun tertutup pada bayi sekitar 1,5 sampai 2 tahun.”
E. Ukuran Tulang Kepala Bayi Aterm
a.  Diameter suboksipito-bregmatika
-    Antara foramen magnum ke ubun-ubun basar.
-    Jaraknya 9,5 cm
-    Akan melalui jalan lahir pada letak belakang kepala, dengan lingkaran sirkumferensia suboksipito-bregmatikadengan ukuran 32 cm.
b. Diameter suboksipito-frontalis
-    Antara foramen magnum ke pangkal hidung
-    Jaraknya 11 cm
-    Ukuran yang melalui jalan lahir sirkumferensia suboksipito-frontalis dengan kedudukan fleksi sedang, belakang kepala.
c. Diameter fronto-oksipitalis
-    Antara titik pangkal hidung ke jarak terjauh pada belakang kepala
-    Jaraknya 12 cm
-    Lingkaran fronto-oksipitalis dengan sirkumferensia 34 cm melalui jalan lahir pada letak puncak kepala.
d.  Diameter mento-oksipitalis
-    Antara dagu ke titik terjauh belakang kepala.
-    Jaraknya 13,5 cm
-    Dengan sirkumferensia 35 cm melalui jalan lahir pada letak dahi.
e.  Diameter submento-bregmatika
-    Antara os hyoid ke ubun-ubun besar.
-    Jaraknya 9 cm.
-    Dengan sirkumferensia 32 cm melalui jalan lahir pada letak muka.
f. Ukuran Melintang
1.    Diameter biparietalis, antara kedua parietalis dengan ukuran 9,5 cm.
2.   Diameter bitemporalis, antara kedua tulang temporalis dengan ukuran 8,5 cm






BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
            Kepala janin terdiri dari bagian tengkorak (Neuro Cranium) dan bagian muka (Splachno Cranium). Hubungan antara tulang tengkorak disebut sutura, terdiri dari Sutura sagitalis,  Sutura koronaria,  Sutura lamboidea dan Sutura frontalis.
            Disamping itu terdapat pertemuan antara sutura-sutura yang membentuk ubun-ubun (fontanella).
B.  Saran
            Mengetahui anatomi kepala janin dan ukuran kepala akan memberikan landasan bagi tenaga bidan dalam menentukan jenis persalinan, ketika kepala janin lebih besar dari pintu panggul maka sebaiknya persalinan normal dipertimbangkan.





DAFTAR PUSTAKA

Bambang. 2009. Kepala Janin. file:/// kepala%20janin/ INFORMASI %20 REPRODUKSI%20%20KEPALA%20JANIN.htm. Diakses Desember 2013.
Lina. 2011. Anatomi Kepala Janin. http://kepala%20janin/midwife% 20lina%20%20Anatomi%20Kepala%20Bayi.htm. Diakses Desember 2013.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC

Winkjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar