BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepala
janin merupakan organ yang sangat sulit dikeluarkan dalam proses persalinan.
Ukuran kepala janin yang bermacam-macam perlu diketahui agar pengukuran lingkar
kepala dan kesesuaian dengan pintu panggul dapat diperbandingkan, sehingga
proses persalinan normal melewati jalan lahir dapat berjalan dengan baik.
Secara
umum bentuk kepala janin dan orang
dewasa sama, yang membedakan hanya pada ukuran, kekuatan struktur jaringan
tulang, dan sutura. Jaringan lunak kepala
janin terdiri dari lima lapisan (S-C-A-L-P) yaitu : Skin (S : Kulit),Connective tissue ,Aponeurosis Galea (A : fascia) lapisan ini merupakan
lapisan terkuat, berupa fascia yang melekat pada tiga otot yaitu ke anterior –
m. frontalis, Ke posterior – m. occipitalis, Ke lateral – m. temporoparietalis. Loose areolar tissue (L: jaringan areolar longgar),
lapisan ini mengandung vena emissary yang menghubungkan SCALP, vena diploica,
dan sinus vena intracranial (mis. Sinus sagitalis superior). Jika terjadi infeksi
pada lapisan ini, akan dengan mudah menyebar ke intracranial. Dan Perikranium (P: periosteum), merupakan periosteum
yang melapisi tulang tengkorak, melekat erat terutama pada sutura karena
melalui sutura ini periosteum akan langsung berhubungan dengan endostium (yang
melapisi permukaan dalam tulang tengkorak).
B. Rumusan
Masalah
Bagaimanakah anatomi kepala pada janin?
C. Tujuan
Penulisan
Untuk mengetahui anatomi kepala pada janin.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Gambar Anatomi
Kepala Janin
B.
Bagian
tengkorak (Neuro Cranium)
Tengkorak
merupakan bagian terpenting dalam persalianan, yang terdiri dari:
a) Tulang dahi (os. Frontale) 2 buah
b) Tulang ubun-ubun (os. Parietale) 2
buah
c) Tulang pelipis (os. Temporal) 2
buah
d) Tulang belakang kepala (os.
Occipital)
C. Bagian
muka (Splachno Cranium)
Susunan
tulang muka dan dasar kepala sangat rapat sehingga tidak dapat melakukan atau
terjadi moulage. Kedudukan tulang muka ditentukan dengan meraba hidung, dagu,
mulut, dan rongga mata
a) Tulang
hidung (os. Nassal)
b) Tulang pipi (os. Zigomatikum)
c) Tulang rahang atas (os. Maxillare)
d) Tulang rahang bawah (os. Mandibulare)
D. Hubungan
antara tulang tengkorak
Hubungan
tulang tengkorak janin belum rapat sehingga kemungkinan mendekat saat
persalinan tanpa membahayakan jaringan otak, disebut moulage.
Celah-celah diantara tulang tengkorak yang ditutup dengan jaringan ikat
disebut sutura.
a) Sutura sagitalis (selah panah)
antara tulang parietal.
b) Sutura koronaria (sela mahkota)
antara tulang frontalis dan tulangparietalis.
c) Sutura lamboidea antara
tulang occipitalis dan tulang parietalis.
d) Sutura frontalis : antara
ke-2 frontalis.
Disamping itu terdapat pertemuan antara
sutura-sutura yang membentuk ubun-ubun (fontanella).
1) Ubun-ubun
besar (fontanella mayor)
- Bentuk
segi empat laying merupakan pertemuan antarasutura sagitalis, dan sutura
koronaria, dan sutura frontalis.
- Sudut
lancipnya terletak di sutura sagitalis.
- Sebagai
petunjuk letak puncak kepala.
2) Ubun-ubun
kecil (fontanella minor)
- Dibentuk
oleh sutura sagitalis dan sutura lamboidea.
- Sebagai
petunjuk letak belakang kepala.
“Sutura dan ubun-ubun tertutup
pada bayi sekitar 1,5 sampai 2 tahun.”
E. Ukuran
Tulang Kepala Bayi Aterm
a. Diameter suboksipito-bregmatika
- Antara foramen
magnum ke ubun-ubun basar.
- Jaraknya
9,5 cm
- Akan
melalui jalan lahir pada letak belakang kepala, dengan lingkaran sirkumferensia
suboksipito-bregmatikadengan ukuran 32 cm.
b. Diameter suboksipito-frontalis
- Antara foramen
magnum ke pangkal hidung
- Jaraknya
11 cm
- Ukuran
yang melalui jalan lahir sirkumferensia suboksipito-frontalis dengan
kedudukan fleksi sedang, belakang kepala.
c. Diameter fronto-oksipitalis
- Antara
titik pangkal hidung ke jarak terjauh pada belakang kepala
- Jaraknya
12 cm
- Lingkaran fronto-oksipitalis dengan sirkumferensia 34
cm melalui jalan lahir pada letak puncak kepala.
d. Diameter mento-oksipitalis
- Antara
dagu ke titik terjauh belakang kepala.
- Jaraknya
13,5 cm
- Dengan sirkumferensia 35
cm melalui jalan lahir pada letak dahi.
e. Diameter
submento-bregmatika
- Antara os
hyoid ke ubun-ubun besar.
- Jaraknya
9 cm.
- Dengan sirkumferensia 32
cm melalui jalan lahir pada letak muka.
f. Ukuran
Melintang
1. Diameter biparietalis, antara
kedua parietalis dengan ukuran 9,5 cm.
2. Diameter bitemporalis, antara
kedua tulang temporalis dengan ukuran 8,5 cm
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepala janin terdiri dari bagian
tengkorak (Neuro Cranium) dan bagian
muka (Splachno Cranium). Hubungan antara tulang tengkorak disebut sutura, terdiri dari Sutura sagitalis, Sutura
koronaria,
Sutura lamboidea dan Sutura frontalis.
Disamping itu terdapat pertemuan antara
sutura-sutura yang membentuk ubun-ubun (fontanella).
B.
Saran
Mengetahui
anatomi kepala janin dan ukuran kepala akan memberikan landasan bagi tenaga
bidan dalam menentukan jenis persalinan, ketika kepala janin lebih besar dari
pintu panggul maka sebaiknya persalinan normal dipertimbangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang. 2009. Kepala Janin. file:///
kepala%20janin/ INFORMASI %20 REPRODUKSI%20%20KEPALA%20JANIN.htm. Diakses Desember 2013.
Lina. 2011.
Anatomi Kepala Janin. http://kepala%20janin/midwife% 20lina%20%20Anatomi%20Kepala%20Bayi.htm.
Diakses Desember 2013.
Mochtar, Rustam,
1998, Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC
Winkjosastro,
Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar