BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi
penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk, hal ini dapat dilihat dari
program Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia tahun 2001- 2010 adalah bahwa
setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang diinginkan. Pencegahan kematian
dan kesakitan itu merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan KB misalnya
membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap terjadinya kehamilan yang tidak
diinginkan, terjadinya gangguan fisik, psikologik akibat tindakan abortus yang
tidak aman, dll.
KB suntik Depo Progestin merupakan alat kontrasepsi yang
banyak digunakan oleh masyarakat, karena selain murah, efeknya yang tidak
terlalu membahayakan. Depo Progestin adalah Demo medroksiprogesteron asetat
mengandung 150 mg DMPA yang diberikan tiap 3 bulan sekali/ dengan interval 12
minggu dari penyuntikan pertama. Masyarakat biasanya mengeluh pusing dan
mengeluh haidnya tidak teratur setelah pemakaian KB ini, maka dari iut konseling
sangat dibutuhkan dalam pelayanan alat kontrasepsi ini.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil kasus
pada Ny.”S” dengan KB suntik Depo Progestin. Sehingga di kemudian hari, makalah
ini bisa dimanfaatkan oleh pembaca dalam pengembangan pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan kebidanan pada
keluarga berencana dengan contoh kasus kontrasepsi suntik 3 bulanan..?
BAB
II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar KB
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan, upaya itu dapat sementara, dapat bersifat permanen, pengunaan
kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilisasi.
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu
atau pasangan suami istri untuk :
1. Mendapatkan
data obyektif tertentu
2. Menghindari
kelahiran yang tidak di inginkan
3. Mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur
interval diantara kelahiran pertama dan kedua dan selanjutnya
5. Mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan suami istri
6. Menentukan
jumlah anak dalam keluarga.
Keluarga berencana adalah pelayanan kependudukan yang
dapat diberikan sebagai berikut :
1. Komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE)
2. Konseling
pelayanan kontrasepsi
3. Pelayanan
infertilitas
4. Pendidikan Px
5. Konsultasi pra
perkawinan dan konsultasi perkawinan
6. Konsultasi genetik
7. Tes keganasan
8. Adopsi
Macam-macam metode kontrasepsi
1. Metode
sederhana
a. Tanpa alat
1) KB ilmiah
a) Pantang berkala
b) Metode kalender
c) Metode suhu basah
d) Metode lendir serviks (billing)
e) Metode simtotermal
f) MAL (Metode Amenore
Laktasi)
2) Koitus interuptus (senggama terputus)
b. Dengan alat
1) Mekanisme
(barier)
Kondom pria, barier intra vagina
(diafragma, kap serviks, spon, kondom wanita)
2) Kimiawi
Spermatid (vaginal kream, vaginal foam,
vaginal jellu, vaginal supositoria, vagina tablet/busa, vaginal soloble film)
2. Metode modern
a. Kontrasepsi
hormonal
1) Kontrasepsi
kombinasi
a) Pil kombinasi
b) Suntikan kombinasi
2) Kontrasepsi
progestin
a) Kontrasepsi suntikan progestin
b) Kontrasepsi pil progestin/mini pil
c) Kontrasepsi implant
d) AKDR
3) Intra uterin
device (IUD AKDR)
4) Kontrasepsi
mantap
a) Tubektomi
b) Vasektomi
c) Rekanalisasi
Syarat-syarat dan metode kontrasepsi
yang baik dan idealsebagai berikut :
1. Aman, artinya tidak
akan menimbulkan komplikasi berat bila digunakan.
2. Berdaya guna,
dalam arti bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah terjadinya
kehamilan.
3. Dapat diterima,
bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan budaya di masyarakat.
4. Terjangkau
harganya oleh masyarakat
5. Bila metode tersebut dihentikan
penggunaannya, klien akan segera kembali kesuburannya, kecuali untuk
kontrasepsi mantap.
Menurut cara pelaksanaannya kontrasepsi
dibagi 2 yaitu :
1. Cara temporer
(spacing)
Yaitu menjarangkan kelahiran selama
beberapa tahun sebelum hamil lagi.
2. Cara permanen
(kontrasepsi mantap)
Yaitu mengakhiri kesuburan dengan cara
mencegah kehamilan secara permanen pada wanita disebut sterilisasi, pada pria
disebut vasektomi.
Dalam mempelajari kontrasepsi,
pengetahuan tentang bagaimana terjadinya kehamilan dan cara kerja kontrasepsi
harus dipahami benar-benar.
1. Jangan
menumpahkan sel mani kedalam vagina
2. Mengelakkan
masa subur wanita => sistem kalender
3. Menutup mulut
rahim untuk menghalangi masuknya sperma kedalam rahim dan saluran telur =>
diafragma.
4. Mematikan
sperma dalam vagina => spermisida
5. Mencegah
konsepsi atau nidasi => IUD
6. Menekan/melumpuhkan
sel mani => pil KB pria
7. Menekan ovulasi
sehingga sel telur tidak keluar – kontrasepsi hormonal
8. Memotong,
mengikat atau menjepit saluran telur dan saluran sperma => kontrasepsi
mantap
B. Konsep
Kontrasepsi
Suntik 3 Bulanan
Didalam kontrasepsi suntik 3 bulanan penulis mendapatkan
jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin yaitu terdapat 2
jenis, dibedakan menurut kandungan progestinnya.
1. Depo Medroksi
Progesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap
3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong).
2. Depo
Norestisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 50 mg DMPA yang
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong).
1. Profil Kontrasepsi Suntik 3 Bulanan
a. Sangat efektif
b. Aman
c. Dapat dipakai
oleh semua perempuan dalam usia reproduksi
d. Kembalinya
kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan
e. Cocok untuk
masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI
2. Cara Kerja Suntik KB
a. Mencegah
ovulasi
b. Mengentalkan
lendir servik sehingga menurunkan penetrasi sperma
c. Menjadikan
selaput lendir rahim tipis dan atrof
d. Menghambat
transportasi gamet oleh tuba.
3. Evektifitas
Kontrasepsi
suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan/tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang
telah ditentukan.
4. Keuntungan Suntik KB
a. Sangat efektif
b. Pengecahan
kehamilan jangka panjang
c. Tidak
berpengaruh pada hubungan suami-istri
d. Tidak
mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung
dan gangguan pembekuan darah.
e. Tidak memiliki
pengaruh terhadap ASI
f. Sedikit efek
samping
g. Klien tidak
perlu menyimpan obat suntik
h. Dapat digunakan
perempuan usia > 35 tahun sampai perimenophause
i. Membantu
mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
j. Menurunkan
kejadian penyakit anak payudara
k. Mencegah
beberapa penyebab penyakit radang panggul
l. Menurunkan
krisis anemia bulan sabit (sidele cell).
5.
Keterbatasan
a. Sering
ditemukan gangguan haid, seperti :
1) Siklus haid
yang memendek atau memanjang
2) Perdarahan yang
banyak atau sedikit
3) Perdarahan
tidak teratur/perdarahan bercak (spooting)
4) Tidak haid sama
sekali
b. Klien sangat
tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
suntikan)
c. Tidak dapat
dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
d. Permasalahan
berat badan merupakan efek samping tersering.
e. Tidak menjamin
perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B, virus,
infeksi virus HIV.
f. Terlambatnya
kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
g. Terlambatnya
kembali kesuburan bukan karena terjadinya perusakan/ kelamaan pada organ
genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya
(tempat suntikan).
h. Terjadi
perubahan pada lipid serum pada pengunaan jangka panjang
i.
Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan
kepadatan tulang (densitas).
j.
Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit
kepala, jerawat.
6. Yang Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
a. Usia produksi
b. Nulipara dan
yang telah memiliki anak
c. Menghendaki
kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi.
d. Menyusui dan
membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e. Setelah
abortus/keguguran
f. Telah banyak
anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
g. Perokok
h. Tekanan darah
< 180/110 mmHg dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan
sabit.
i. Menggunakan
obat untuk epilepsi (fenitonin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis
(nofampisin)
j. Tidak dapat
memakain kontrasepsi yang mengandung estrogen
k. Sering lupa
menggunakan kontrasepsi pil kontrasepsi
l. Anemia
defisiensi besi
m. Mendekati usia
menopouse dan tidak mau / tidak boleh menggunakan pil kombinasi.
7.
Yang Tidak
Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
a. Hamil atau
dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
b. Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Tidak dapat
menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorhoe
d. Penderita
kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e. Diabetes
mellitus disertai komplikasi
8.
Waktu
Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin
a. Setiap saat
selama siklus haid, asal Ibu tersebut tidak hamil
b. Mulai hari
pertama sampai hari ke-7 siklus haid
c. Ibu yang tidak
haid, injeksi pertama tersebut dapat diberikan setiap saat asalkan saja Ibu
tersebut tidak hamil, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
d. Ibu yang
menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi
suntikan. Bila Ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara
benar dan Ibu tersebut tidak hamil suntikan pertama dapat segera diberikan.
Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
e. bila Ibu sedang
menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis
kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan
dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
f. Ibu yang
menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi
hormonal, suntikan pertama konrtasepsi hormonal yang akan diberikan dapat
segera diberikan, asal saja Ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya tidak
perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila Ibu disuntik setelah hari ke-7
haid, Ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
g. Ibu ingin
menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat diberikan
pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid atau dapat diberikan setiap saat
setelah hari ke-7 siklus haid, adal saja yakin Ibu tersebut tidak hamil.
h. Ibu tidak haid
atau Ibu dengan perdarahan tidak teratur, suntikan pertama dapat diberikan
setiap saat, asal saja Ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
i. Kontrasepsi
suntikan DPMA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM dalam daerah pantat.
Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan
akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90
hari. Pemberian kontrasepsi suntikan, noristerat untuk 3 injeksi berikutnya
diberikan setiap 8 minggu mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12
minggu.
9. Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan
a. Kontrasepsi
suntikan DPMA diberikan setiap 3 bulan sekali diberikan dengan cara disuntik
intramuskuler dalam didaerah pantat.
b. Bersihkan kulit
yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil / isopropil
alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik, setelah kulit kering
baru disuntik.
c. Kocok dengan
baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara, kontrasepsi suntik
tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan
menghilangkannya dengan menghangatkannya.
10. Informasi Yang
Perlu Disampaikan
a. Pemberian
kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorhea) bersifat
sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.
b. Dapat terjadi
efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara,
efek samping ini jarang tidak berbahaya dan dapat hilang.
c. Karena
terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada Ibu usia muda
yang ingin menunda kehamilan, atau bagi Ibu yang merencanakan kehamilan
berikutnya dalam waktu dekat.
d. Setelah
suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali pada
umumnya setelah 6 setelah, selama itu dapat saja terjadi kehamilan. Bila 3-6
bulan haid tidak kunjung tiba, maka segera periksakan ke tempat pelayanan
kesehatan untuk dicari penyebabnya.
e. Bila klien
tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat diberikan
2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga diberikan 2 minggu setelah jadwal asal
tidak ada kehamilan.
f. Bila klien
sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian meminta untuk
diganti dengan kontrasepsi suntikan yang lain, sebaliknya jangan dilakukan.
Bila terpaksa dilakukan diberikan sesuai dengan jadwal dari kontrasepsi
sebelumnya.
11. Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Progestin
a. Setiap
terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
b. Nyeri abdoment
bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu.
c. Timbulnya abses
atau perdarahan tempat injeksi.
d. Sakit kepala
migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya penglihatan.
e. Perdarahan
berat 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam satu
period masa haid.
f. Bila terjadi
hal-hal diatas, hubungan segera tenaga kesehatan atau klinik.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny “S” UMUR 21 TAHUN P10001
AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
I. Pengkajian
Tanggal :
Jam :
A. Data Subyektif
a.
Identitas Klien
Nama klien : Ny. “S” Nama
suami : Tn.
“D”
Umur : 21 tahun Umur
: 23 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Wringinjejer Mojowarno
b.
Status
perkawinan
Menikah ke 1, lama menikah 1 tahun,
umur menikah 20 tahun
c. Keluhan utama
Setelah melahirkan anak pertama ini,
klien ingin berKB yang cocok dan sesuai dengan dirinya saat ini.
d.
Riwayat
kebidanan
1. Riwayat haid
Menarche : 15 tahun
Siklus : teratur 28 hari
Lamanya : 7 hari
Warna : merah
Bau : anyir
2. Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas sekarang
Perkwn ke
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Anak
|
Nifas
|
|||||||
Ke
|
UK
|
Jenis
|
Peno
long
|
Tempat
|
Penyulit
|
BBL
|
JK
|
Hidup/mati
Usia anak
|
Penyulit
|
Nifas
|
|
1
|
1
|
39
mgg
|
Spontan
|
Bidan
|
Polindes
|
-
|
3,4000 gr/ 52 cm
|
♂
|
Hidup/9 bln
|
-
|
baik
|
e. Riwayat
kesehatan
1. Riwayat
kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit menahun seperti asma, TBC, diabetes, hepatitis, jantung, penyakit
menurun seperti asma, kencing manis, TBC, hepatitis, penyakit menular seperti
asma, TBC tidak pernah operasi ataupun opname.
2. Riwayat
kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit menahun seperti asma, TBC, diabetes, hepatitis,
jantung, penyakit menurun seperti asma, kencing manis, TBC, hepatitis, penyakit
menular seperti asma, TBC, dan klien tidak pernah operasi atau opname.
f.
Riwayat KB
Klien tidak pernah menggunakan alakon
KB sebelumnya, karena setelah menikah tidak memakai KB, lama menikah 1 tahun
lalu hamil.
g. Keadaan
psikososial
Pandangan suami pada alakon yang Ibu
pilih mendukung, sesuai dengan kehendak klien.
h.
Data sosial budaya
Pandangan masyarakat sekitar tentang
alat kontrasepsi yang klien pilih sama dengan alakon yang masyarakat sekitar
gunakan, kecenderungan masyarakat disekitar menggunakan alakon suntik.
i. Pola kebiasaan
sehari-hari
1. Pola nutrisi
Makan 2-3 x/hari, makanan yang
dikunsumsi, nasi, lauk-pauk, sayuran, dl dalam masa hamil maupun masa nifas.
2. Pola aktivitas
Ibu mengatakan setelah melahirkan ini
aktivitas sehari-hari sebagai Ibu rumah tangga saja. Baik masa hamil ataupun
pada saat masa nifas saat ini.
3. Pola istirahat
Tidur siang : kadang-kadang (pukul
12.00-14.00 wib)
Tidur malam : 20.00-04.00 wib (8 jam)
Baik dalam masa hamil ataupun masa
nifas.
4. Pola eliminasi
BAB : 1x/hari
BAK : 6-7 x/hari
Muntah : -
5. Pola
seksualitas
Setelah melahirkan anak pertama, Ibu
belum berhubungan initim dengan suami.
6. Pola persepsi
dan konsep diri
Klien merasa siap dan mampu dengan
status menjadi seorang Ibu dari satu orang anak sekaligus menjadi seorang istri
dalam rumah tangganya.
7. Pola hubungan
dan peran
Sebagai Ibu rumah tangga hubungan klien
dengan suami, orang tua, dan tetangga baik.
8. Pola koping dan
toleransi stres
Klien mengatakan bila muncul masalah,
klien lebih memilih sikap diam
9 Pola tata nilai
dan kepercayaan
Klien menganut agama Islam dan
menjalankan sesuai dengan syariat dan tuntunan agama Islam.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan
umum
a. Kesadaran : composmentis
b. Keadaan umum : baik
c. BB/TB : 55 kg/153 cm
d. TTV
TD : 110/80 mmHg
S : 36,5 0C
N : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan
fisik
Kepala : rambut hitam lurus, tidak berketombe, tidak
ada benjolan/lesi.
Muka : tidak oedema, tidak pucat dan tidak ada
hyperpigmentasi
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera
putih dan palpebra tidak oedema.
Hidung : pernapasan spontan, simetris, kebersihan
cukup, tidak ada sekret atau polip
Mulut : simetris, tidak ada stomatitis, caries,
tonsil, bibir tidak kering dan mukosa
Telinga : simetris, tidak ada serumen/purulenta
Leher : pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis tidak ada
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : simetris, puting susu menonjol, kebersihan
cukup, tidak ada nyeri tekan, tidak ada retraksi dada dan tidak terdengar
wheezing atau ronchy
Perut : bentuk simetris, tidak ada bekas luka
operasi, tidak ada benjolan abnormal, dan tidak terdengar kembung bising usus,
tidak ada nyeri tekan.
Genetalia : kebersihan cukup, tidak ada kelainan seperti
tumor, kondiloma ataupun varices, tidak ada pengeluaran flour albus.
Anus : tidak ada haemoroid
Ekstrimitas : tidak ada oedema, varices, tidak ada
gangguan pergerakan dan reflek patella +/+
II. ANALISA DATA
Dx : Ny “S” umur 21 tahun P10001akseptor
baru KB suntik 3 bulan
Masalah : -
Kebutuhan : -
·
Nutrisi
·
Personal hygiene
·
Konseling keuntungan dan kerugian jenis-jenis KB
·
Persiapan alat
·
Observasi TTV
·
Prosedur pelaksanaan
III. PENATALAKSANAAN
1. Lakukan pendekatan
terapeutik. Melakukan pendeketan terapeutik. Tercipta hubungan saling percaya
antara pasien dengan klien.
2. Lakukan
konseling tentang KB suntik. Melakukan konseling tentang KB suntik. Keuntungan,
kelebihan dan efek sampingnya. Ibu mengerti dan paham atas penjelasan dari
bidan
3. Lakukan
observasi TTV. Melakukan observasi TTV. Didapatkan hasil TD: 120/80 mmhg S:36˚c
RR:22x/menit N: 88x/menit
4. Lakukan
persiapan alat. Melakukan persiapan alat. Timbang berat badan (54,5 kg), tempat
tidur periksa untuk tempat berbaring pasien. Spuit 3cc dan 1 vial Deponeo 3cc.
5. Lakukan
prosedur penyuntikan. Melakukan prosedur penyuntikan.
·
Kocok vial
berisi cairan deponeo 3bulan
·
Menyedot
kedalam spuit 3cc
·
Bebaskan gelembung
udara yang ada didalam spuit
·
Hapushamakan
tempat yang akan disuntik menggunakan kapas alkohol
·
Melakukan
suntikan di 1/3 antara spina iliaca dan cocygis secara IM
6. Merapikan alat
habis pakai
7. Lakukan
konseling kapan klien harus kembali. Melakukan konseling kapan klien harus
kembali. Klien mengerti atas penjelasan dr bidan dan akan kembali 3 bulan
kemudian.
8. Dokumentasikan
pada kartu KB. Mendokumentasikan pada kartu KB. Klien mengerti kapan harus
kembali.
IV. EVALUASI
Tanggal : Jam
:
S : Ibu mengatakan tenang dan lega
setelah dilakukannya suntik KB 3 bulan
O : K/U : Baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
TD : 120/80 mmhg
N : 84x/menit
RR : 22x/menit
S : 36˚c
BB : 54,5 Kg
A : Ny “S” umur
21 tahun P10001 akseptor baru KB suntik 3 bulan
P :
· Konseling efek
samping, keuntungan dan kekurangan
· Dokumentasi
pasca tindakan
· Follow up
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakuan asuhan kebidanan pada Ny “W” dapat
diambil kesimpulan bahwa :
1. Konseling yang
jelas dan mudah dipahami akan menjadikan klien puas, yakin dengan pelayanan dan
pilihan yang diharapkan sehingga mempermudah prosedur tindakan pemberian
kontrasepsi.
2. Terdapat
kesamaan yang dilakukan bidan dengan teori yang ada terhadap praktek yaitu
mulai dari langkah awal persiapan awal, lingkungan, persiapan tenaga kesehatan,
prosedur tindakan, melakukan konseling dan pendokumentasian.
Jadi semua apa yang direncanakan sampai tindakan yang
telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur teori, sehingga pelayanan dapat
berjalan dengan aman dan lancar.
B.
Saran
1. Bagi Mahasiswa
Lebih giat belajar dan mengkaji teori
dan kondisi dilapangan, sehingga dapat menguasai situasi bertindak dengan aman
dan tepat serta cepat.
2. Institusi Pendidikan
Dapat selalu senantiasa membimbing
mahasiswa dalam proses pembuatan asuhan kebidanan, khususnya pada Ibu yang
berkaitan dengan masalah alakon KB.
DAFTAR PUSTAKA
Bennet and Brown (1999). Myles
Texbook for Midwives (13th Ed). UK London.
Dickason. E. J. (1998). Maternal –
Infant Nursing (3rd Ed.)St.. Louis: Mosby Sarwono. 2008. ILMU Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta. PT bina Pustaka.
DEPKES RI.
2002. Panduan Buku Klinis Program Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta
JNPK-KR. 2006. Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta
Reeder. S. J. (1997). Nursing,
Family Health and reproduction (18th Ed.) Philadelpia: Lippincot – Raven
Saifudin AB. (2002). Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Matrenal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Varney, helen, dkk. 2007. Buku Ajar
Asuhan kebidanan. Jakarta.
WHO. (2001). Panduan Praktis
maternal dan Neonatal. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar