Senin, 07 Juli 2014

ASKEB KB

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk, hal ini dapat dilihat dari program Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia tahun 2001- 2010 adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang diinginkan. Pencegahan kematian dan kesakitan itu merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan KB misalnya membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, terjadinya gangguan fisik, psikologik akibat tindakan abortus yang tidak aman, dll.
KB suntik Depo Progestin merupakan alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh masyarakat, karena selain murah, efeknya yang tidak terlalu membahayakan. Depo Progestin adalah Demo medroksiprogesteron asetat mengandung 150 mg DMPA yang diberikan tiap 3 bulan sekali/ dengan interval 12 minggu dari penyuntikan pertama. Masyarakat biasanya mengeluh pusing dan mengeluh haidnya tidak teratur setelah pemakaian KB ini, maka dari iut konseling sangat dibutuhkan dalam pelayanan alat kontrasepsi ini.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil kasus pada Ny.”S” dengan KB suntik Depo Progestin. Sehingga di kemudian hari, makalah ini bisa dimanfaatkan oleh pembaca dalam pengembangan pengetahuan.
B.  Rumusan Masalah
            Bagaimanakah asuhan kebidanan pada keluarga berencana  dengan contoh kasus kontrasepsi suntik 3 bulanan..?



BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar KB
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya itu dapat sementara, dapat bersifat permanen, pengunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilisasi.
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk :
1.    Mendapatkan data obyektif tertentu
2.    Menghindari kelahiran yang tidak di inginkan
3.    Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
4.    Mengatur interval diantara kelahiran pertama dan kedua dan selanjutnya
5.    Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan suami istri
6.    Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Keluarga berencana adalah pelayanan kependudukan yang dapat diberikan sebagai berikut :
1.    Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
2.    Konseling pelayanan kontrasepsi
3.    Pelayanan infertilitas
4.    Pendidikan Px
5.    Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
6.    Konsultasi genetik
7.    Tes keganasan
8.    Adopsi
            Macam-macam metode kontrasepsi
1.    Metode sederhana
a.    Tanpa alat
1)   KB ilmiah
a)  Pantang berkala
b)   Metode kalender
c)   Metode suhu basah
d)   Metode lendir serviks (billing)
e)    Metode simtotermal
f)     MAL (Metode Amenore Laktasi)
2)  Koitus interuptus (senggama terputus)
b.      Dengan alat
1)   Mekanisme (barier)
Kondom pria, barier intra vagina (diafragma, kap serviks, spon, kondom wanita)
2)   Kimiawi
Spermatid (vaginal kream, vaginal foam, vaginal jellu, vaginal supositoria, vagina tablet/busa, vaginal soloble film)
2.    Metode modern
a.    Kontrasepsi hormonal
1)   Kontrasepsi kombinasi
a)  Pil kombinasi
b)  Suntikan kombinasi
2)   Kontrasepsi progestin
a)  Kontrasepsi suntikan progestin
b)  Kontrasepsi pil progestin/mini pil
c)   Kontrasepsi implant
d)   AKDR
3)   Intra uterin device (IUD AKDR)
4)   Kontrasepsi mantap
a)  Tubektomi
b)   Vasektomi
c)    Rekanalisasi
            Syarat-syarat dan metode kontrasepsi yang baik dan idealsebagai berikut :
1.    Aman, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat bila digunakan.
2.    Berdaya guna, dalam arti bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah terjadinya kehamilan.
3.    Dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan budaya di masyarakat.
4.    Terjangkau harganya oleh masyarakat
5.  Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, klien akan segera kembali kesuburannya, kecuali untuk kontrasepsi mantap.
Menurut cara pelaksanaannya kontrasepsi dibagi 2 yaitu :
1.    Cara temporer (spacing)
Yaitu menjarangkan kelahiran selama beberapa tahun sebelum hamil lagi.
2.    Cara permanen (kontrasepsi mantap)
Yaitu mengakhiri kesuburan dengan cara mencegah kehamilan secara permanen pada wanita disebut sterilisasi, pada pria disebut vasektomi.
            Dalam mempelajari kontrasepsi, pengetahuan tentang bagaimana terjadinya kehamilan dan cara kerja kontrasepsi harus dipahami benar-benar.
1.    Jangan menumpahkan sel mani kedalam vagina
2.    Mengelakkan masa subur wanita => sistem kalender
3.    Menutup mulut rahim untuk menghalangi masuknya sperma kedalam rahim dan saluran telur => diafragma.
4.    Mematikan sperma dalam vagina => spermisida
5.    Mencegah konsepsi atau nidasi => IUD
6.    Menekan/melumpuhkan sel mani => pil KB pria
7.    Menekan ovulasi sehingga sel telur tidak keluar – kontrasepsi hormonal
8.    Memotong, mengikat atau menjepit saluran telur dan saluran sperma => kontrasepsi mantap
B.        Konsep Kontrasepsi Suntik 3 Bulanan
Didalam kontrasepsi suntik 3 bulanan penulis mendapatkan jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin yaitu terdapat 2 jenis, dibedakan menurut kandungan progestinnya.
1.  Depo Medroksi Progesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong).
2.    Depo Norestisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 50 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong).
1. Profil Kontrasepsi Suntik 3 Bulanan
a.    Sangat efektif
b.    Aman
c.    Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi
d.   Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan
e.    Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI
2. Cara Kerja Suntik KB
a.    Mencegah ovulasi
b.    Mengentalkan lendir servik sehingga menurunkan penetrasi sperma
c.    Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrof
d.   Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
3. Evektifitas
            Kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan/tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
4. Keuntungan Suntik KB
a.    Sangat efektif
b.    Pengecahan kehamilan jangka panjang
c.    Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri
d.   Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
e.    Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
f.     Sedikit efek samping
g.    Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
h.    Dapat digunakan perempuan usia > 35 tahun sampai perimenophause
i.      Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
j.      Menurunkan kejadian penyakit anak payudara
k.    Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
l.      Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sidele cell).
5.  Keterbatasan
a.       Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
1)      Siklus haid yang memendek atau memanjang
2)      Perdarahan yang banyak atau sedikit
3)      Perdarahan tidak teratur/perdarahan bercak (spooting)
4)      Tidak haid sama sekali
b.      Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan)
c.       Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
d.      Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
e.       Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B, virus, infeksi virus HIV.
f.       Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
g.      Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya perusakan/ kelamaan pada organ genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
h.      Terjadi perubahan pada lipid serum pada pengunaan jangka panjang
i.        Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas).
j.        Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, jerawat.
6. Yang Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
a.    Usia produksi
b.    Nulipara dan yang telah memiliki anak
c.    Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi.
d.   Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e.    Setelah abortus/keguguran
f.     Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
g.    Perokok
h.    Tekanan darah < 180/110 mmHg dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
i.      Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitonin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (nofampisin)
j.      Tidak dapat memakain kontrasepsi yang mengandung estrogen
k.    Sering lupa menggunakan kontrasepsi pil kontrasepsi
l.      Anemia defisiensi besi
m.  Mendekati usia menopouse dan tidak mau / tidak boleh menggunakan pil kombinasi.
7. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
a.    Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
b.    Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c.    Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorhoe
d.   Penderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e.    Diabetes mellitus disertai komplikasi
8. Waktu Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin
a.    Setiap saat selama siklus haid, asal Ibu tersebut tidak hamil
b.    Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
c.    Ibu yang tidak haid, injeksi pertama tersebut dapat diberikan setiap saat asalkan saja Ibu tersebut tidak hamil, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
d.   Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila Ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar dan Ibu tersebut tidak hamil suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
e.    bila Ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
f.     Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama konrtasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja Ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila Ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, Ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
g.    Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, adal saja yakin Ibu tersebut tidak hamil.
h.    Ibu tidak haid atau Ibu dengan perdarahan tidak teratur, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja Ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
i.      Kontrasepsi suntikan DPMA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM dalam daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan, noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
9. Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan
a.    Kontrasepsi suntikan DPMA diberikan setiap 3 bulan sekali diberikan dengan cara disuntik intramuskuler dalam didaerah pantat.
b.    Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil / isopropil alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik, setelah kulit kering baru disuntik.
c.    Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara, kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya.
10. Informasi Yang Perlu Disampaikan
a.    Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorhea) bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.
b.    Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara, efek samping ini jarang tidak berbahaya dan dapat hilang.
c.    Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada Ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi Ibu yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.
d.   Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali pada umumnya setelah 6 setelah, selama itu dapat saja terjadi kehamilan. Bila 3-6 bulan haid tidak kunjung tiba, maka segera periksakan ke tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebabnya.
e.    Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga diberikan 2 minggu setelah jadwal asal tidak ada kehamilan.
f.     Bila klien sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian meminta untuk diganti dengan kontrasepsi suntikan yang lain, sebaliknya jangan dilakukan. Bila terpaksa dilakukan diberikan sesuai dengan jadwal dari kontrasepsi sebelumnya.
11. Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Progestin
a.    Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
b.    Nyeri abdoment bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu.
c.    Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
d.   Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya penglihatan.
e.    Perdarahan berat 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam satu period masa haid.
f.     Bila terjadi hal-hal diatas, hubungan segera tenaga kesehatan atau klinik.


ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny “S” UMUR 21 TAHUN P10001
AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
 
I.     Pengkajian
Tanggal    :
Jam          :
A.                       Data Subyektif
a. Identitas Klien
Nama klien                     :  Ny. “S”                      Nama suami  :  Tn. “D”
Umur                              :  21 tahun                    Umur             :  23 tahun
Agama                            :  Islam                          Agama          :  Islam
Suku/bangsa                   :  Jawa/Indonesia          Suku/bangsa  :  Jawa/Indonesia
Pendidikan                     :  SMP                          Pendidikan    :  SMP
Pekerjaan                        :  IRT                            Pekerjaan      :  wiraswasta
Alamat                           :  Wringinjejer Mojowarno
b.                                    Status perkawinan
Menikah ke 1, lama menikah 1 tahun, umur menikah 20 tahun
c.    Keluhan utama
Setelah melahirkan anak pertama ini, klien ingin berKB yang cocok dan sesuai dengan dirinya saat ini.
d.  Riwayat kebidanan
1.    Riwayat haid
Menarche                               :  15 tahun
Siklus                                     :  teratur 28 hari
Lamanya                                :  7 hari
Warna                                    :  merah
Bau                                        :  anyir
2.  Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang
Perkwn ke
Kehamilan
Persalinan
Anak
Nifas
Ke
UK
Jenis
Peno
long
Tempat
Penyulit
BBL
JK
Hidup/mati
Usia anak
Penyulit
Nifas
1
1
39
mgg
Spontan
Bidan
Polindes
-
3,4000 gr/ 52 cm
Hidup/9 bln
-
baik
e.  Riwayat kesehatan
1.    Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menahun seperti asma, TBC, diabetes, hepatitis, jantung, penyakit menurun seperti asma, kencing manis, TBC, hepatitis, penyakit menular seperti asma, TBC tidak pernah operasi ataupun opname.
2.    Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menahun seperti asma, TBC, diabetes, hepatitis, jantung, penyakit menurun seperti asma, kencing manis, TBC, hepatitis, penyakit menular seperti asma, TBC, dan klien tidak pernah operasi atau opname.
f. Riwayat KB
Klien tidak pernah menggunakan alakon KB sebelumnya, karena setelah menikah tidak memakai KB, lama menikah 1 tahun lalu hamil.


g.    Keadaan psikososial
Pandangan suami pada alakon yang Ibu pilih mendukung, sesuai dengan kehendak klien.
h. Data sosial budaya
Pandangan masyarakat sekitar tentang alat kontrasepsi yang klien pilih sama dengan alakon yang masyarakat sekitar gunakan, kecenderungan masyarakat disekitar menggunakan alakon suntik.
i.      Pola kebiasaan sehari-hari
1.    Pola nutrisi
Makan 2-3 x/hari, makanan yang dikunsumsi, nasi, lauk-pauk, sayuran, dl dalam masa hamil maupun masa nifas.
2.    Pola aktivitas
Ibu mengatakan setelah melahirkan ini aktivitas sehari-hari sebagai Ibu rumah tangga saja. Baik masa hamil ataupun pada saat masa nifas saat ini.
3.    Pola istirahat
Tidur siang : kadang-kadang (pukul 12.00-14.00 wib)
Tidur malam : 20.00-04.00 wib (8 jam)
Baik dalam masa hamil ataupun masa nifas.
4.    Pola eliminasi
BAB : 1x/hari
BAK : 6-7 x/hari
Muntah : -
5.    Pola seksualitas
Setelah melahirkan anak pertama, Ibu belum berhubungan initim dengan suami.
6.    Pola persepsi dan konsep diri
Klien merasa siap dan mampu dengan status menjadi seorang Ibu dari satu orang anak sekaligus menjadi seorang istri dalam rumah tangganya.
7.    Pola hubungan dan peran
Sebagai Ibu rumah tangga hubungan klien dengan suami, orang tua, dan tetangga baik.
8.  Pola koping dan toleransi stres
Klien mengatakan bila muncul masalah, klien lebih memilih sikap diam
9      Pola tata nilai dan kepercayaan
Klien menganut agama Islam dan menjalankan sesuai dengan syariat dan tuntunan agama Islam.
B.  Data Obyektif
1.    Pemeriksaan umum
a.  Kesadaran                 :    composmentis
b.  Keadaan umum         :    baik
c.   BB/TB                      :    55 kg/153 cm
d.   TTV                              
     TD                            :    110/80 mmHg 
     S                               :    36,5 0C
     N                              :    88 x/menit       
     RR                            :    20 x/menit
2.    Pemeriksaan fisik
Kepala        :    rambut hitam lurus, tidak berketombe, tidak ada benjolan/lesi.
Muka          :    tidak oedema, tidak pucat dan tidak ada hyperpigmentasi
Mata           :    simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih dan palpebra tidak oedema.
Hidung       :    pernapasan spontan, simetris, kebersihan cukup, tidak ada sekret atau polip
Mulut         :    simetris, tidak ada stomatitis, caries, tonsil, bibir tidak kering dan mukosa
Telinga       :    simetris, tidak ada serumen/purulenta
Leher          :    pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis tidak ada
Ketiak        :    tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada          :    simetris, puting susu menonjol, kebersihan cukup, tidak ada nyeri tekan, tidak ada retraksi dada dan tidak terdengar wheezing atau ronchy
Perut           :    bentuk simetris, tidak ada bekas luka operasi, tidak ada benjolan abnormal, dan tidak terdengar kembung bising usus, tidak ada nyeri tekan.
Genetalia    :    kebersihan cukup, tidak ada kelainan seperti tumor, kondiloma ataupun varices, tidak ada pengeluaran flour albus.
Anus           :    tidak ada haemoroid
Ekstrimitas :    tidak ada oedema, varices, tidak ada gangguan pergerakan dan reflek patella +/+
II.           ANALISA DATA
Dx  :    Ny “S” umur 21 tahun P10001akseptor baru KB suntik 3 bulan
       Masalah           :    -
      Kebutuhan      :      -    
·       Nutrisi
·       Personal hygiene
·       Konseling keuntungan dan kerugian jenis-jenis KB
·       Persiapan alat
·       Observasi TTV
·       Prosedur pelaksanaan
III.  PENATALAKSANAAN
1.       Lakukan pendekatan terapeutik. Melakukan pendeketan terapeutik. Tercipta hubungan saling percaya antara pasien dengan klien.
2.     Lakukan konseling tentang KB suntik. Melakukan konseling tentang KB suntik. Keuntungan, kelebihan dan efek sampingnya. Ibu mengerti dan paham atas penjelasan dari bidan
3.       Lakukan observasi TTV. Melakukan observasi TTV. Didapatkan hasil TD: 120/80 mmhg S:36˚c RR:22x/menit N: 88x/menit
4.       Lakukan persiapan alat. Melakukan persiapan alat. Timbang berat badan (54,5 kg), tempat tidur periksa untuk tempat berbaring pasien. Spuit 3cc dan 1 vial Deponeo 3cc.
5.       Lakukan prosedur penyuntikan. Melakukan prosedur penyuntikan.
·         Kocok vial berisi cairan deponeo 3bulan
·         Menyedot kedalam spuit 3cc
·         Bebaskan gelembung udara yang ada didalam spuit
·         Hapushamakan tempat yang akan disuntik menggunakan kapas alkohol
·         Melakukan suntikan di 1/3 antara spina iliaca dan cocygis secara IM
6.       Merapikan alat habis pakai
7.     Lakukan konseling kapan klien harus kembali. Melakukan konseling kapan klien harus kembali. Klien mengerti atas penjelasan dr bidan dan akan kembali 3 bulan kemudian.
8.       Dokumentasikan pada kartu KB. Mendokumentasikan pada kartu KB. Klien mengerti kapan harus kembali.
IV.   EVALUASI
Tanggal :                                                             Jam :
S : Ibu mengatakan tenang dan lega setelah dilakukannya suntik KB 3 bulan
O : K/U : Baik
                Kesadaran : composmentis
   TTV :
TD : 120/80 mmhg
            N : 84x/menit
            RR : 22x/menit
            S : 36˚c
    BB : 54,5 Kg
A : Ny “S” umur 21 tahun P10001 akseptor baru KB suntik 3 bulan
P :
·      Konseling efek samping, keuntungan dan kekurangan
·      Dokumentasi pasca tindakan
·      Follow up






BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakuan asuhan kebidanan pada Ny “W” dapat diambil kesimpulan bahwa :
1.    Konseling yang jelas dan mudah dipahami akan menjadikan klien puas, yakin dengan pelayanan dan pilihan yang diharapkan sehingga mempermudah prosedur tindakan pemberian kontrasepsi.
2.    Terdapat kesamaan yang dilakukan bidan dengan teori yang ada terhadap praktek yaitu mulai dari langkah awal persiapan awal, lingkungan, persiapan tenaga kesehatan, prosedur tindakan, melakukan konseling dan pendokumentasian.
Jadi semua apa yang direncanakan sampai tindakan yang telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur teori, sehingga pelayanan dapat berjalan dengan aman dan lancar.
B.  Saran
1.       Bagi Mahasiswa
Lebih giat belajar dan mengkaji teori dan kondisi dilapangan, sehingga dapat menguasai situasi bertindak dengan aman dan tepat serta cepat.
2.     Institusi Pendidikan
Dapat selalu senantiasa membimbing mahasiswa dalam proses pembuatan asuhan kebidanan, khususnya pada Ibu yang berkaitan dengan masalah alakon KB.



DAFTAR PUSTAKA

Bennet and Brown (1999). Myles Texbook for Midwives (13th Ed). UK London.
Dickason. E. J. (1998). Maternal – Infant Nursing (3rd Ed.)St.. Louis: Mosby Sarwono. 2008. ILMU Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. PT bina Pustaka.
DEPKES RI. 2002. Panduan Buku Klinis Program Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta
JNPK-KR. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta
Reeder. S. J. (1997). Nursing, Family Health and reproduction (18th Ed.) Philadelpia: Lippincot – Raven
Saifudin AB. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Matrenal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Varney, helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan kebidanan. Jakarta.  
WHO. (2001). Panduan Praktis maternal dan Neonatal. Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar