Rabu, 09 Juli 2014

ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di negara maju maupun negara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena risiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pasca persalinan. Keadaan ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, di samping ketidak tersediaan pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas kesehatan dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas.
Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini serta penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada masa pascapersalinan. Oleh karena itu, pelayanan pascapersalianan harus terselenggara pada masa nifas atau puerperium untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan kebidanan pada masa nifas..?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada masa nifas





BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Nifas
1.    Masa antara kelahiran plasenta & membrane yang menandai berakhirnya periode intra partum sampai waktu menuju kembalinya system reproduksi wanita tersebut ke kondisi tidak hamil.
2.    Masa nifas adalah pulih kembali, mulai dari partus selesai sampai alat – alat kandungan kembali sebelum hami, lamanya 6 – 8 minngu.
3.    Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, Masa ini berlangsung selama 6-8 minggu.
 B. Tujuan Masa Nifas
            Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik. Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
C. Periode Masa Nifas
Masa nifas ini di bagi menjadi dalam 3 periode antara lain :
1.    Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.
2.    Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital.
3.    Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu,bulan atau tahun.
D. Perubahan Trias Nifas
1. Involusi
                 Involusi uterius adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterius dan jalan lahir setelah bayi lahir hingga mencapai keadaan sebelum hamil. Proses involusi terjadi karena adanya proses autolisis aktifitas otot-otot dan iskhemia dimana protein dindig rahim di pecah,diaborsi dan kemudian di buang melalui uriene.
2. Lokhea
                 Lokhea adalah sekret luka yang berasal dari luka dalam rahim terutama luka plasenta dan keluar melalui fagina .Lokhea di bedakan sesuai tingkat penyembuhan luka yaitu :
a.    Lokhea Rubra
Lokhea ini berwarna merah segar seperti darah haid karena banyak mengandung darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban ,sel-sel decidua,vernix caseosa,lanugo meconium.pengeluarannya segera setelah persalinan sampai 2 hari post partum jumlah makin sedikit.
b.    Lokhea Sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendir karena pengaruh plasma darah,penggeluarannya pada hari ke 3-7 hari post partum
c.    Lokhea Serosa
Lokhea ini berwarnah kuning kecoklatan atau serum,pengeluarnnya pada hari 7-14 post Partum.
d.   Lokhea Alba
Berupacairan putih kekuningan pengeluran Setelah 2 minggu hari port partum kadang-kadang. Bila lokhea tetap berwarna merah setelah2 minggu post partum kemungkinantertinggal sisa plasenta atau selaput amnion.
3.  Laktasi
                 Laktasi adalah proses pembentukan dan pengeluaran ASI. Fisiologi laktasi itu sendiri adalah pada saat persalinan hormone estrogen dan progesteronmenurun sedangkan prolaktin meningkat.hisapan bayi pada putting susu memacu atau merangsang kelenjar hipofise anterior untuk mempruduksi atau melepaskan proklatin sehingga terjadi sekreksi ASI.
                 Hal-hal yang mempengaruhi pembentukan dan pengeluarkan ASI
a.    Faktor Antomi payudara
b.    Faktor fisologis nutrisi ibu
c.    Faktor istirahat
d.   Faktor isapan bayi
e.    Obat – obatan
f.     Psikologi
4. Masalah – masalah pada nifas :
·       Suhu badan
·       Rasa nyeri
·       Urine
·       Darah
·       Penurunan berat badan
·       Defekasi
5. Kebutuhan masa nifas
a. Fisik
Istirahat, makanan bergizi, udara segar, lingkungan yang bersih
b. Psikologi
Distress waktu persalinan segera distabilkan dengan sikap badan atau keluarga yang menunjukan simpati, mengakui, menghargai, sebagai mana adanya
c. Social
1)  Menemani ibu bila kelihatan kesepian
2)  Ikut menyayangi anaknya
3)  Menanggapi bila memperhatikan kebahagiaan
4)  Menghibur bila terlihat sedih
d. Psikososial
1) Fase taking in atau tahap tergantungan
Terjadi pada hari 1-2 post partum,perhatian ibu terhadap kebutuhan dirinya,pasif dan tergantung.Ibu tidak menginginkan kontak dengan bayinya bukan berarti tidak memperhatikan.Dalam fase ini yang diperlukan ibu adalah informasi tentang bayinya,bukan cara merawat bayi.
2) Fase Taking Hold
Fase ini berlangsung sampai kira-kira 10 hari.Ibu berusaha mandiri dan berinisiatif,perhatian terhadap dirinya mengatasi tubuhnya,misalnya kelancaran miksi dan defikasi,melakukan aktefitas duduk,jalan,belajar tentang perawatan diri dan bayinya,timbul kurang percaya diri sehingga mudah mengatakan tidak mampu melakukan perawatan.Pada saat ini sangat dibutuhkan sistem pendukung terutama bagi bagi ibu muda atau primipara karena pada fase ini seiring dengan terjadinya post partum blues.
3)  Fase letting Go atau saling ketergantungan
Dimulai sekarang minggu ke 5-6 pasca kelahiran.Tubuh ibu telah sembuh,secara fisik ibu mampun menerima tanggung jawab normaldan tidak lagi menerima peran sakit.Kegiatan seksualnya telah dilakukan kembali
E. Perubahan Terjadi Pada Masa Nifas
Masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” yang berarti melahirkan. Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.
Selama hamil, terjadi perubahan pada sistem tubuh wanita, diantaranya terjadi perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem musculoskeletal, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler, sistem hematologi, dan perubahan pada tanda-tanda vital. Pada masa postpartum perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi seperti saat sebelum hamil. Adapun perubahannya adalah sebagai berikut :
1. Involusi Uterus
                 Involusi Uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Proses involusio uterus adalah sebagai berikut :
a. Autolysis
     Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan.
b.  Terdapat polymorph phagolitik dan macrophages di dalam system vascular dan system limphatik
c. Efek oksitosin (cara bekerjanya oksitosin)
     Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.



Waktu
Bobot Uterus
Diameter Uterus
Palpasi Serviks
Pada akhir persalinan
900 gram
12,5 cm
Lembut/lunak
Akhir minggu ke-1
450 gram
7,5 cm
2 cm
Akhir minggu ke-2
200 gram
5,0 cm
1 cm
Akhir minggu ke-6
60 gram
2,5 cm
Menyempit

2. Lokhea
                 Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi necrotic (layu/mati). Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Campuran antara darah dan desidua tersebut dinamakan lokhea, yang biasanya berwarna merah muda atau putih pucat.
     Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokhea mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokhea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, seperti pada tabel berikut ini:
Lokhea
Waktu
Warna
Ciri-ciri
Rubra
1-3 hari
Merah kehitaman
Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah
Sanginolenta
3-7 hari
Putih bercampur merah
Sisa darah bercampur lendir
Serosa
7-14 hari
Kekuningan/ kecoklatan
Lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta
Alba
>14 hari
Putih
Mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
3. Laktasi
                   Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI), yang merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. Bagi setiap ibu yang melahirkan akan tesedia makanan bagi bayinya, dan bagi si anak akan merasa puas dalam pelukan ibunya, merasa aman, tenteram, hangat akan kasih sayang ibunya. Hal ini merupakan faktor yang penting bagi perkembangan anak selanjutnya.
                   Produksi ASI masih sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak terjadi produksi ASI. Ibu yang sedang menyusui juga jangan terlalu banyak dibebani urusan pekerjaan rumah tangga, urusan kantor dan lainnya karena hal ini juga dapat mempengaruhi produksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan tenang.
                   Ada 2 refleks yang sangat dipengaruhi oleh keadaan jiwa ibu, yaitu :
a. Refleks Prolaktin
Pada waktu bayi menghisap payudara ibu, ibu menerima rangsangan neurohormonal pada putting dan areola, rangsangan ini melalui nervus vagus diteruskan ke hypophysa lalu ke lobus anterior, lobus anterior akan mengeluarkan hormon prolaktin yang masuk melalui peredaran darah sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI dan merangsang untuk memproduksi ASI.
b. Refleks Let Down
Refleks ini mengakibatkan memancarnya ASI keluar, isapan bayi akan merangsang putting susu dan areola yang dikirim lobus posterior melalui nervus vagus, dari glandula pituitary posterior dikeluarkan hormon oxytosin ke dalam peredaran darah yang menyebabkan adanya kontraksi otot-otot myoepitel dari saluran air susu, karena adanya kontraksi ini maka ASI akan terperas ke arah ampula.
4. Perubahan system pencernaan
                 Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong dengan pemberian huknah atau glyserin spuit atau diberikan obat yang lain.
5. Perubahan system perkemihan
                 Dinding kandung kencing memperlihatkan oedem dan hyperemia. Kadang-kadang oedema trigonum, menimbulkan abstraksi dari uretra sehingga terjadi retensio urine. Kandung kencing dalam puerperium kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih tertinggal urine residual (normal + 15 cc). Sisa urine dan trauma pada kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi.
                 Dilatasi ureter dan pyolum normal dalam waktu 2 minggu. Urine biasanya berlebihan (poliurie) antara hari kedua dan kelima, hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai akibat retensi air dalam kehamilan dan sekarang dikeluarkan. Kadang-kadang hematuri akibat proses katalitik involusi. Acetonurie terutama setelah partus yang sulit dan lama yang disebabkan pemecahan karbohidrat yang banyak, karena kegiatan otot-otot rahim dan karena kelaparan. Proteinurine akibat dari autolisis sel-sel otot.
6. Perubahan system muskulektal
                 Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.
                 Sebagai akibat putusnya serat-serat elastik kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat besarnya uterus pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara waktu. Pemulihan dibantu dengan latihan.
7. Perubahan system endokrin
a. Hormon plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 postpartum
b. Hormon pituitary
Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hipotalamik Pituitary Ovarium
Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi. Seringkali menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron. Diantara wanita laktasi sekitar 15% memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu. Diantara wanita yang tidak laktasi 40% menstruasi setelah 6 minggu, 65% setelah 12 minggu dan 90% setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi 50% siklus pertama anovulasi.
8. Perubahan Tanda – Tanda Vital
a. Suhu Badan
Satu hari (24jam) postprtum suhu badan akan naik sedikit (37,5°C – 38°C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, tractus genitalis atau sistem lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.
c. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklampsi postpartum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas.
9. Perubahan sitem kardiovaskuler
                 Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterin. Penarikan kembali esterogen menyebabkan diuresis terjadi, yang secara cepat mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urin. Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma selama persalinan.
                 Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300 – 400 cc. Bila kelahiran melalui seksio sesarea, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri dari volume darah (blood volume) dan hematokrit (haemoconcentration). Bila persalinan pervaginam, hematokrit akan naik dan pada seksio sesaria, hematokrit cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
                 Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung, dapat menimbulkan decompensation cordia pada penderita vitum cordia. Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala, umumnya hal ini terjadi pada hari 3-5 postpartum.
10. Perubahan system Hematologi
                 Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih dapat mencapai 15000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa postpartum. Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa naik lagi sampai 25000 atau 30000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama. Jumlah hemoglobine, hematokrit dan erytrosyt akan sangat bervariasi pada awal-awal masa postpartum sebagai akibat dari volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah. Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita tersebut. Kira-kira selama kelahiran dan masa postpartum terjadi kehilangan darah sekitar 200-500 ml. Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobine pada hari ke 3-7 postpartum dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu postpartum.

F. Tujuan Asuhan Masa Nifas
1.     Menjelaskan pengertian masa nifas
2.     Menjelaskan tujuan asuhan masa nifas
3.     Menjelaskan peran dan tanggungjawab bidan dalam masa nifas
4.     Menjelaskan tahapan masa nifas
5.     Mengetahui kebijakan program nasional masa nifas
G. Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas
Kunjungan
Waktu
Asuhan
I
6-8 jam post partum
Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
Pemberian ASI awal.
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
II
6 hari post partum
Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
III
2 minggu post partum
Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
IV
6 minggu post partum
Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
Memberikan konseling KB secara dini.


CONTOH ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny.A UMUR 26 TAHUN, P1A0Ah1 4 JAM POSTPARTUM DENGAN PARTUS PERVAGINAM

I. PENGKAJIAN 
A. Biodata          
                                             Ibu                                                 Suami
1. Nama                          :     Ny. ”A”                                        Tn. ”B”
2. Umur                          :     26 tahun                                                30 tahun
3. Agama                        :     Islam                                            Islam
4. Suku/Bangsa               :     Jawa/Indonesia                                     Jawa/Indonesia
5. Pendidikan                      :     SMA                                                S1
6. Pekerjaan                    :     Ibu rumah tangga                         Dosen
7. Alamat                        :     Ngampilan                                   Ngampilan
8. No telp                        :     081xxxxxxx                                 085xxxxxxx

B.    Data Subjektif                
1.    Alasan Masuk Ruang perawatan nifas
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kondisinya berkaitan dengan masa nifasnya.
2.    Keluhan Sekarang
Ibu mengatakan ingin segera pulang karena diminta oleh orang tuanya.
3.    Riwayat Menstruasi
HPHT  : 21 Januari 2012
HPL    : 28 Oktober 2012
Menarche: Umur 13 tahun, Lamanya 7 hari, Siklus 28 hari,Jumlah 75 cc, keluhan tidak ada
4.    Riwayat Perkawinan
a.    Kawin                   : 1 kali, sah
b.    Usia kawin            : 25 tahun
c.    Lama perkawinan  : 1 tahun
5.    Riwayat Obstetri
P1 A0 AH1
6.    Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Hamil ke-
Persalinan
Nifas
Lahir
Umur khamilan
Jns prsalinan
Penolong &
Tempat
komplikasi
Jenis
Klm
H/M
BB /PB Lahir
Laktasi
Komplikasi
1.
22/10 2011
39 minggu
Spontan
Bidan, RB Amalia
Tidak ada
Laki-laki
3600 gram/ 49 cm
Ya
Tidak ada

7.    Riwayat Persalinan ini
Tanggal persalinan      : 22 Oktober 2011, jam: 11.00 WIB
Tempat persalinan       : RB Amalia
Jenis persalinan           : Spontan
Penolong                     : Bidan
8.    Keadaan Bayi Baru Lahir
·      Lahir tanggal          :    22 Oktober 2011, jam : 11.30 WIB
·      BB/PB lahir           :    3600  gr / 49  cm
·      Jenis kelamin          :    Laki-laki
·      Pola tidur               :    – jam /hari
·      Pola Nutrisi
     Frekuensi menyusui      :            kali/hari
     Durasi                           :            40 menit
     Masalah pada ibu/bayi  :            Tidak ada
·       Pola eliminasi
     BAK                             : – kali/ hari, pertama kali tanggal 22-12-2011 jam 13.30 WIB
Konsistensi          :    Cair
Warna                  :    Kuning jernih
Bau                      :    khas
     BAB                         :   – kali /hari, pertama kali tanggal 22-12-2011 jam 14.00 WIB
          Konsistensi          :    Lembek
          Warna                  :    Kehitaman
          Bau                      :    Khas
9.    Riwayat Post Partum
a.    Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
·         Pola tidur dan istirahat      :     8 jam / hari
      Keluhan                        :    Tidak ada
·         Pola eliminasi
      BAB                             :    1 kali /hari
             Konsistensi            :    Padat
             Warna                    :    Kuning
             Bau                        :    Khas
             Keluhan                 :    Tidak ada
      BAK                                    : 4 kali /hari
             Konsistensi            :    Cair
             Warna                    :    Jernih
             Bau                        :    Khas
             Keluhan                 :    Tidak ada
·         Pola nutrisi
Pola makan
       Frekunsi                 :    3 kali/hari
       Porsi                       :    1 piring sedang
       Macam                   :    Nasi, lauk, sayur, buah
       Keluhan                 :    Tidak ada
  • Pola minum
Frekuensi               :    8 kali/hari
Porsi                       :    1 gelas belimbing
Macam                   :    air putih, susu, jus buah
Keluhan                 :    Tidak ada
·         Pola aktivitas
Mobilisasi              :    3 jam postpartum, Ibu sudah bisa berjalan dan ke kamar mandi sendiri
Pekerjaan               :    Ibu belum bisa melakukan pekerjaan yang berat
Aktifitas merawat diri dan bayi: dibantu suami dan orang tua
Olahraga/senam nifas  : belum dilakukan
Keluhan                 :    Ibu ingin segera pulang karena diminta oleh orang tuanya.
·         Pengalaman menyusui: Ibu belum memiliki pengalaman menyusui bayi
Kebiasaan menyusui
Posisi                          :     Berbaring dan duduk ditempat tidur
Perawatan payudara: Belum dilakukan
Masalah                      :     Ibu belum mengetahui posisi menyusui yang baik dan benar
10.    Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan
No
Jenis
kontrasepsi
Pasang
Lepas
tanggal
oleh
tempat
keluhan
tanggal
oleh
tempat
alasan
1
Belum pernah
-
-
-
-
-
-
-
-

11.    Riwayat Kesehatan
  1. Penyakit yang pernah/sedang diderita : Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit berat atau penyakit menular seperti Hepatitis B, penyakit jantung, Diabetes Melitus, Hipertensi dan TBC.
  2. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga : Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang pernah/sedang menderita penyakit berat atau menular seperti Hepatitis B, penyakit jantung, Diabetes Melitus, Hipertensi dan TBC.

12.    Riwayat psikososialspiritual
·     Orang terdekat                     :     Suami dan orang tua
·     Tinggal serumah dengan :    Suami
·     Perasaan ibu    saat ini     :    Ibu merasa senang karena ia dapat melahirkan dengan aman dan bayinya sehat, tapi ibu merasa khawatir apakah bisa merawat bayinya karena harus pulang lebih awal.
·     Tanggapan keluarga        :    Keluarga merasa senang karena bayi tersebut sangat ditunggu, tapi keluarga menyarankan agar ibu dibawa pulang secepatnya agar bisa dirawat lebih intensif oleh keluarga.
·     Rencana menyusui          :    Ibu berencana memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai umur 6 bulan.
·     Pemberian nama bayi      :    Bayi akan diberikan nama oleh Kakeknya.
·     Rencana aqiqah               :    Aqiqah akan dilaksankan saat bayi berumur 7 hari
·     Rencana perawatan bayi :    Ibu akan dibantu oleh suami dan orang tua dalam merawat bayi
·     Kebiasaan spiritual          :    Ibu rajin sholat, mengaji dan mengikuti pengajian.
·     Pendapatan                      :   Ibu mengatakan pendapatan suami cukup.
13.    Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
­   Merokok                         :    Tidak
­   Minuman  beralkohol      :    Tidak
­   Pantang makanan          :    Tidak ada

C. Data Objektif
1.    Pemeriksaan Fisik Ibu
a.    Keadaan umum     :       Baik, kesadaran : Compos Mentis
b.    Status emosional   :       Baik, ekspresi datar
c.    Tanda vital
Tekanan darah          : 110/70 mmHg
Nadi                      :       88 kali / menit
Pernafasan             :       23 kali / menit
Suhu                      : 36,9  ÂșC
d.   BB/TB      : 60 kg/ 155 cm
e.    Kepala dan leher
·      Oedema wajah       : Tidak ada
·      Mata                  :    Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada pengeluaran sekret berlebih.
·      Mulut                     : Simetris, bibir tidak kering dan tidak pucat, tidak ada sariawan, tidak ada karies.
·      Leher                 :    Tidak teraba pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
f.     Payudara
·      Bentuk              :       Simetris
·      Benjolan            :       Tidak ada
·      Puting susu        :       Menonjol
·      Pengeluaran       :       Kolostrum
·      Keluhan             :       Tidak ada
g.    Abdomen
·      Bekas luka         :    Tidak ada
·      TFU                   :    2 jari dibawah pusat
·      Kontraksi               : Baik, keras
h.    Tangan dan kaki
·      Oedem              :    Tidak ada
·      Varices              :    Tidak ada
·      Reflek patella    :    ( + ) kanan, ( + ) kiri
·      Kuku                 :    Pendek, bersih
i.      Genetalia luar
·      Oedema             :    Tidak ada
·      Varices              :    Tidak ada
·      Bekas luka         :    Ada
·      Jahitan               :    ada, Benang jenis : Cut gut
·      Jahitan dalam    :    2 jahitan
·      Jahitan Luar      :    3 jahitan
·      Pengeluaran lochea           : Lokhea rubra
J. Anus                           : Tidak ada hemoroid
2. pemeriksaan Fisik Bayi
a. Keadaan Umum    : Baik, Kesadaraan: Compos Mentis
b.  Tanda Vital
·       Nadi           :    120 kali/menit
·       Pernafasan      :         50 kali/menit
·       Suhu           :    37 0C
c.  Antropometri
·       BB                  :         3600 gram
·       PB              :    49 cm
·       LD              :   34 cm
·       LK                  :         34 cm
·       LILA              :         12 cm
d. Kepala            :    Kepala simetris, tidak ada cephal hematom, tidak ada caput succedaneum.
e. Ubun-ubun     :    datar
f. Wajah             :    Simetris, tidak oedem, tidak pucat, tidak kuning, tidak sianosis.
g.  Mata               :    Simetris, sclera putih, tidak ada pengeluaran sekret berlebih.
h.  Hidung           :    Simetris, berlubang, tidak ada polip
i.   Mulut              :    Simetris, normal, bibir tidak pucat dan tidak kering, tidak ada labio skizhis, labiopalato skhizis, labiogonadopalato skhizis.
j.   Leher              :    Tidak ada pembesaran dan pembengkakan.
k.  Dada               :    simetris, tidak ada bennjolan, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada suara weezing
l.   Abdomen        :    Simetris, tidak ada pembengkakan.
m. Tali pusat        :    Tidak ada perdarahan tali pusat.
n. Genitalia         :    Skrotum lengkap, testis turun, lubang penis terletak di ujung penis.
o. Anus               :    Berlubang, BAB pertama tanggal 22/10 2011 jam 14.00 WIB
p. Ekstremitas     :    Simetris, jari lengkap, tidak ada keterbatasan gerak.
q. Kemampuan menyusu : Baik, reflek rooting, sucking dan swallowing (+)
r.   Aktivitas/gerakan : gerak aktif
s. Kelainan         :    Tidak ditemukan kelainan
t.   Reflek             :    Rooting (+)                 Swallowing (+)
                            :    Sucking (+)                 Tonic Neck (+)
                            :    Moro (+)                     Palmar (+)
                            :    Dancing (+)                Graphs (+)
                            :    Babinski (+)

D. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
     Darah, tanggal :  
     Hasil               :    Hb 13 gr%, gol darah O
     Urine, tanggal :    21-12-2011
     Hasil               :    Protein urin (-), Urin reduksi (-)
2. Pemeriksaan Penunjang lainnya
     Tidak dilakukan
3. Catatan Medik Lainnya
Riwayat Persalinan :
·      Masa gestasi        :    39 minggu
·      Placenta               :
Lahir                    :    lengkap
Ukuran/berat       :    450 gram
·      Tali pusat             :
Panjang                :    48 cm
Insersio                :    centralis
Kelainan              :    Tidak ada
·      Perineum             :    dilakukan episiotomi
Jahitan dalam      :    ada, 2 jahitan
Jahitan luar          :    ada, 3 jahitan
·      Lama persalinan  :    Kala I            14 jam 05 menit
Kala  II                :    – jam 30 menit
Kala III               :    - jam 15 menit
Kala IV               :    2 jam –   menit
Total lama persalinan : 16 jam 45  menit
·      Perdarahan               :     Kala I            10 cc
                                 Kala II 70 cc
                                 Kala III 200 cc
                                 Kala IV 80 cc
Total perdarahan :    360 cc
·      Nilai APGAR      :    1 menit/5 menit/10 menit/2 jam: 8/9/9/10
II. INTERPRESTASI DATA
Ny.A usia 26 tahun P1A0Ah1 4 jam postpartum dengan partus pervaginam pulang dini.
Data subyektif: Ibu melahirkan tanggal  Oktober 2012, jam 18.00 WIB. Ibu mengatakan berumur 25 tahun. Ibu mengatakan ini hari ke-1 setelah persalinan Ibu mengatakan persalinannya normal, ingin segera pulang.
Data obyektif: KU : baik, kesadaran : composmentis, TTV : TD: 100/70mmHg, N: 86x/menit, R: 20x/menit, S: 36,5Âșc. TFU: 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik , tidak ada tanda-tanda infeksi, pengeluaran lochea rubra ± 30cc.
III. PLANNING                                                             
1.  Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan bayi cukup baik. Tidak ditemukan tanda-tanda bahaya atau hal-hal yang perlu dikhawatirkan pada ibu dan bayi.
R: Ibu dan keluarga mengerti dan memahami bahwa keadaannya dan bayinya cukup baik. Tidak ditemukan tanda-tanda bahaya atau hal-hal yang perlu dikhawatirkan pada ibu dan bayi.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan ibu dan bayi meliputi tanda vital ibu dan bayi normal, pemeriksaan fisik ibu dan bayi normal dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada ibu menyatakan bahwa ibu dalam keadaan baik.
R: Ibu mengerti dan memahami hasil pemeriksaan ibu dan bayinya meliputi tanda vital dan pemeriksaan fisik ibu dan bayi serta pemeriksaan penunjang untuk ibu yang keseluruhan menyatakan ibu dan bayi dalam keadaan baik dan normal.
3.  Memberikan penjelasan pada ibu bahwa ibu boleh pulang dini karena permintaan keluarga, Memberikan motivasi dan semangat kepada ibu bahwa nanti ibu pasti bisa merawat bayinya dirumah
R: Ibu mengerti dan memahami bahwa ia pasti bisa merawat bayinya jika sudah pulang ke rumah nanti.
4.  Mengajarkan ibu dan salah satu anggota keluarga mengenai cara mencegah perdarahan karena atonia uteri dengan cara masase fundus uteri. Caranya adalah dengan melakukan pijatan halus/ringan pada bagian fundus selama beberapa menit sampai ibu merasa nyaman. Sebelum dipijat, sebaiknya ibu mengosongkan kandung kemih terlebih dahulu. Mengajarkan pada ibu dan anggota keluarga juga mengenai kontraksi uterus, tingkat kekenyalan dan kekuatan uterus.
R: Ibu dan anggota keluarga mengerti dan memahami cara mencegah perdarahan karena atonia uteri yaitu dengan masase fundus uteri, memahami kontraksi uterus yang baik dan mengetahui tingkat kekenyalan fundus. Ibu dan salah satu anggota keluarga dapat mempraktikkan dengan benar saat diminta.
5.  Menganjurkan ibu untuk selalu merawat dan menjaga kehangatan bayinya untuk menghindari hipotermia dengan cara mengatur suhu ruangan agar selalu hangat, memakaikan pakaian yang bisa menghangatkan bayi, memandikan bayi maksimal 2 kali sehari dan mengajarkan teknik KMC untuk menjaga kehangatan bayi bila diperlukan.
R: Ibu mengerti tentang informasi yang diberikan dan ibu bisa mengulangi hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kehangatan bayi. Ibu bisa mempraktikkan teknik KMC dengan benar sehingga bisa dilakukan saat dibutuhkan.
6.  Mengajarkan posisi menyusui yang benar dengan teknik/cara dan perlekatan yang benar guna menghindari infeksi payudara masa nifas yang disebabkan oleh teknik menyusui yang benar.
R: Ibu memahami posisi dan teknik menyusui yang benar serta bisa mempraktikkannya saat dirumah.
7.  Mengajarkan ibu melakukan perawatan payudara dengan cara menjaga payudara tetap bersih dan kering, memakai bra yang menopang, bila puting susu lecet, oleskan ASI yang keluar pada sekitar puting susu tiap kali selesai menyusui, bila lecet berat  istirahat 24 jam ASI dikeluarkan dan diminimkan dengan memakai sendok, bila payudara bengkak akibat bendungan ASI kompres payudara dengan kain basah dan hangat  selama 5-10 menit.
R: Ibu memahami dan bisa mengulangi cara perawatan payudara dengan menjaga payudara tetap bersih dan kering, memakai bra yang menopang, bila puting susu lecet, oleskan ASI yang keluar pada sekitar puting susu tiap kali selesai menyusui, bila lecet berat  istirahat 24 jam ASI dikeluarkan dan diminimkan dengan memakai sendok, bila payudara bengkak akibat bendungan ASI kompres payudara dengan kain basah dan hangat  selama 5-10 menit.
8. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga pola istirahatnya dan tidak terlalu lelah agar tidak mengganggu produksi ASI, involusi uterus dan tidak menyebabkan depresi pada masa nifas.
R: Ibu mengerti dan bersedia untuk selalu menjaga pola istirahatnya dan tidak terlalu lelah agar tidak mengganggu produksi ASI, involusi uterus dan agar dirinya terhindar dari stress.
9. Menyarankan ibu untuk menjaga kebersihan diri dan bayinya, menyarankan ibu untuk mengganti pembalut sesering mungkin atau minimal 3 kali sehari.
R: Ibu mengerti dan bersedia menjaga kebersihan diri dan bayinya. Ibu bersedia mengganti pembalut sesering mungkin atau minimal 3 kali sehari agar ia nyaman.
10.  Menganjurkan ibu untuk menjaga asupan nutrisinya dengan prinsip gizi seimbang yaitu seimbang antara kandungan karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lemak dan memberikan ibu tambahan vitamin A untuk dikonsumsi 1 kali/hari. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayi.
R: Ibu mengerti bagaimana penerapan prinsip gizi seimbang yaitu menyeimbangkan antara asupan karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lemak. Ibu telah menerima vitamin A dari Bidan dan akan meminum sesuai dosis yang dianjurkan.
11. Meminta ibu untuk melakukan kunjungan ulang saat masa nifas hari ke 6 atau tanggal 28 Desember 2011 untuk diberikan KIE dan konseling lebih lanjut.
12. Mendokumentasikan asuhan kebidanan lengkap



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan adanya asuhan kebidanan pada ibu nifas bidan dapat memberikan pendidikankesehatan pada ibu berkaitan dengan gizi, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya,perawatan bayi sehat dan pelayanan KB yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraanfisik dan psikologis bagi ibu dan bayi.
B. Saran
Pada masa nifas bidan wajib melakukan pendampingan selama 2 jam setelah pasca persalinandan wajib memberikan KIE kepada ibu nifas untuk melakukan kunjungan ulang minimalempat kali.



DAFTAR PUSTAKA

Bennet and Brown (1999). Myles Texbook for Midwives (13th Ed). UK London
Dickason. E. J. (1998). Maternal – Infant Nursing (3rd Ed.)St.. Louis: Mosby Sarwono. 2008. ILMU Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. PT bina Pustaka.
Olds SB, London ML & Ladewig PW. (2000). Maternal Newborn Nursing : A family and Community- Based Approach. 6th Edition. New Jersey: Prentice Hall Health.
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. (2001). Buku IV, Asuhan kebidanan pada Ibu Post Partum. Jakarta
Reeder. S. J. (1997). Nursing, Family Health and reproduction (18th Ed. ) Philadelpia: Lippincot – Raven
Saifudin AB. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Matrenal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sarwono Prawirohardjo. Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Varney, helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan kebidanan. Jakarta.  
Widyasih, Hesty dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Firatmaya.
WHO. (2001). Panduan Praktis maternal dan Neonatal. Jakarta.

Women’s health Queensland Wide and Women’s Infolink. (1999). Understanding Postnatal Disorder. Brisbane: Women’s health Queensland Wide.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar