BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Di negara maju maupun negara
berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa
kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan
kebalikannya, oleh karena risiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih
sering terjadi pada masa pasca persalinan. Keadaan ini terutama disebabkan oleh
konsekuensi ekonomi, di samping ketidak tersediaan pelayanan atau rendahnya
peranan fasilitas kesehatan dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup
berkualitas.
Rendahnya kualitas pelayanan
kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi
dini serta penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang
timbul pada masa pascapersalinan. Oleh karena itu, pelayanan pascapersalianan
harus terselenggara pada masa nifas atau puerperium untuk memenuhi kebutuhan
ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini pengobatan
komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta pelayanan pemberian ASI,
cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu.
B. Rumusan
Masalah
Bagaimanakah asuhan kebidanan pada masa nifas..?
C.
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada masa nifas
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Masa Nifas
1. Masa antara kelahiran plasenta &
membrane yang menandai berakhirnya periode intra partum sampai waktu menuju
kembalinya system reproduksi wanita tersebut ke kondisi tidak hamil.
2. Masa nifas adalah pulih kembali,
mulai dari partus selesai sampai alat – alat kandungan kembali sebelum hami,
lamanya 6 – 8 minngu.
3. Masa nifas (puerperium) dimulai
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil, Masa ini berlangsung selama 6-8 minggu.
B. Tujuan
Masa Nifas
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya,
baik fisik maupun psikologik. Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,
pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat. Memberikan
pelayanan keluarga berencana.
C. Periode Masa Nifas
Masa nifas
ini di bagi menjadi dalam 3 periode antara lain :
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan.
2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh
alat-alat genital.
3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna,terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu,bulan atau tahun.
D. Perubahan
Trias Nifas
1.
Involusi
Involusi uterius adalah
perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterius dan
jalan lahir setelah bayi lahir hingga mencapai keadaan sebelum hamil. Proses involusi
terjadi karena adanya proses autolisis aktifitas otot-otot dan iskhemia dimana
protein dindig rahim di pecah,diaborsi dan kemudian di buang melalui uriene.
2.
Lokhea
Lokhea adalah sekret luka yang
berasal dari luka dalam rahim terutama luka plasenta dan keluar melalui fagina
.Lokhea di bedakan sesuai tingkat penyembuhan luka yaitu :
a. Lokhea Rubra
Lokhea
ini berwarna merah segar seperti darah haid karena banyak mengandung darah
segar dan sisa-sisa selaput ketuban ,sel-sel decidua,vernix caseosa,lanugo
meconium.pengeluarannya segera setelah persalinan sampai 2 hari post partum jumlah
makin sedikit.
b. Lokhea Sanguinolenta
Lokhea
ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendir karena pengaruh plasma
darah,penggeluarannya pada hari ke 3-7 hari post partum
c. Lokhea Serosa
Lokhea
ini berwarnah kuning kecoklatan atau serum,pengeluarnnya pada hari 7-14 post
Partum.
d. Lokhea Alba
Berupacairan
putih kekuningan pengeluran Setelah 2 minggu hari port partum kadang-kadang. Bila
lokhea tetap berwarna merah setelah2 minggu post partum kemungkinantertinggal
sisa plasenta atau selaput amnion.
3. Laktasi
Laktasi adalah proses
pembentukan dan pengeluaran ASI. Fisiologi laktasi itu sendiri adalah pada saat
persalinan hormone estrogen dan progesteronmenurun sedangkan prolaktin
meningkat.hisapan bayi pada putting susu memacu atau merangsang kelenjar hipofise
anterior untuk mempruduksi atau melepaskan proklatin sehingga terjadi sekreksi
ASI.
Hal-hal yang mempengaruhi
pembentukan dan pengeluarkan ASI
a. Faktor Antomi payudara
b. Faktor fisologis nutrisi ibu
c. Faktor istirahat
d. Faktor isapan bayi
e. Obat – obatan
f. Psikologi
4. Masalah
– masalah pada nifas :
·
Suhu badan
·
Rasa nyeri
·
Urine
·
Darah
·
Penurunan berat badan
·
Defekasi
5. Kebutuhan
masa nifas
a. Fisik
Istirahat, makanan bergizi, udara
segar, lingkungan yang bersih
b. Psikologi
Distress waktu persalinan segera distabilkan
dengan sikap badan atau keluarga yang menunjukan simpati, mengakui, menghargai,
sebagai mana adanya
c. Social
1) Menemani
ibu bila kelihatan kesepian
2) Ikut
menyayangi anaknya
3) Menanggapi bila memperhatikan kebahagiaan
4) Menghibur
bila terlihat sedih
d. Psikososial
1) Fase taking in atau tahap
tergantungan
Terjadi pada hari 1-2 post
partum,perhatian ibu terhadap kebutuhan dirinya,pasif dan tergantung.Ibu tidak
menginginkan kontak dengan bayinya bukan berarti tidak memperhatikan.Dalam fase
ini yang diperlukan ibu adalah informasi tentang bayinya,bukan cara merawat
bayi.
2) Fase Taking Hold
Fase ini berlangsung sampai
kira-kira 10 hari.Ibu berusaha mandiri dan berinisiatif,perhatian terhadap
dirinya mengatasi tubuhnya,misalnya kelancaran miksi dan defikasi,melakukan
aktefitas duduk,jalan,belajar tentang perawatan diri dan bayinya,timbul kurang
percaya diri sehingga mudah mengatakan tidak mampu melakukan perawatan.Pada
saat ini sangat dibutuhkan sistem pendukung terutama bagi bagi ibu muda atau
primipara karena pada fase ini seiring dengan terjadinya post partum blues.
3) Fase letting Go atau saling
ketergantungan
Dimulai sekarang minggu ke 5-6 pasca
kelahiran.Tubuh ibu telah sembuh,secara fisik ibu mampun menerima tanggung
jawab normaldan tidak lagi menerima peran sakit.Kegiatan seksualnya telah
dilakukan kembali
E. Perubahan
Terjadi Pada Masa Nifas
Masa
nifas (postpartum/puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer”
yang artinya bayi dan “Parous” yang berarti melahirkan. Masa nifas dimulai
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun
secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.
Selama
hamil, terjadi perubahan pada sistem tubuh wanita, diantaranya terjadi
perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem
musculoskeletal, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler, sistem hematologi, dan
perubahan pada tanda-tanda vital. Pada masa postpartum perubahan-perubahan
tersebut akan kembali menjadi seperti saat sebelum hamil. Adapun perubahannya
adalah sebagai berikut :
1.
Involusi Uterus
Involusi Uterus atau pengerutan
uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil
dengan bobot hanya 60 gram. Proses involusio uterus adalah sebagai berikut :
a.
Autolysis
Merupakan proses penghancuran diri sendiri
yang terjadi di dalam otot uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan
otot yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan
lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan.
b. Terdapat polymorph phagolitik dan macrophages
di dalam system vascular dan system limphatik
c.
Efek oksitosin (cara bekerjanya
oksitosin)
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi
dan retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan
berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs
atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.
Waktu
|
Bobot Uterus
|
Diameter Uterus
|
Palpasi Serviks
|
Pada akhir persalinan
|
900 gram
|
12,5 cm
|
Lembut/lunak
|
Akhir minggu ke-1
|
450 gram
|
7,5 cm
|
2 cm
|
Akhir minggu ke-2
|
200 gram
|
5,0 cm
|
1 cm
|
Akhir minggu ke-6
|
60 gram
|
2,5 cm
|
Menyempit
|
2.
Lokhea
Dengan adanya involusi uterus,
maka lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi
necrotic (layu/mati). Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan.
Campuran antara darah dan desidua tersebut dinamakan lokhea, yang biasanya
berwarna merah muda atau putih pucat.
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama
masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme
berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokhea
mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya
berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea mengalami perubahan karena proses
involusi. Pengeluaran lokhea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya,
seperti pada tabel berikut ini:
Lokhea
|
Waktu
|
Warna
|
Ciri-ciri
|
Rubra
|
1-3 hari
|
Merah
kehitaman
|
Terdiri
dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa
darah
|
Sanginolenta
|
3-7 hari
|
Putih
bercampur merah
|
Sisa
darah bercampur lendir
|
Serosa
|
7-14
hari
|
Kekuningan/
kecoklatan
|
Lebih
sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan
laserasi plasenta
|
Alba
|
>14
hari
|
Putih
|
Mengandung
leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
|
3.
Laktasi
Laktasi dapat diartikan
dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI), yang merupakan makanan
pokok terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. Bagi setiap ibu yang melahirkan
akan tesedia makanan bagi bayinya, dan bagi si anak akan merasa puas dalam
pelukan ibunya, merasa aman, tenteram, hangat akan kasih sayang ibunya. Hal ini
merupakan faktor yang penting bagi perkembangan anak selanjutnya.
Produksi ASI masih sangat
dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan,
sedih, kurang percaya diri dan berbagai ketegangan emosional akan menurunkan
volume ASI bahkan tidak terjadi produksi ASI. Ibu yang sedang menyusui juga
jangan terlalu banyak dibebani urusan pekerjaan rumah tangga, urusan kantor dan
lainnya karena hal ini juga dapat mempengaruhi produksi ASI. Untuk memproduksi
ASI yang baik harus dalam keadaan tenang.
Ada 2 refleks yang sangat
dipengaruhi oleh keadaan jiwa ibu, yaitu :
a. Refleks
Prolaktin
Pada waktu bayi menghisap payudara
ibu, ibu menerima rangsangan neurohormonal pada putting dan areola, rangsangan ini
melalui nervus vagus diteruskan ke hypophysa lalu ke lobus anterior, lobus
anterior akan mengeluarkan hormon prolaktin yang masuk melalui peredaran darah
sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI dan merangsang untuk memproduksi ASI.
b. Refleks
Let Down
Refleks ini mengakibatkan
memancarnya ASI keluar, isapan bayi akan merangsang putting susu dan areola
yang dikirim lobus posterior melalui nervus vagus, dari glandula pituitary
posterior dikeluarkan hormon oxytosin ke dalam peredaran darah yang menyebabkan
adanya kontraksi otot-otot myoepitel dari saluran air susu, karena adanya
kontraksi ini maka ASI akan terperas ke arah ampula.
4.
Perubahan system pencernaan
Biasanya ibu mengalami
obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan
alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang
makan, haemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur
dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang
cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong
dengan pemberian huknah atau glyserin spuit atau diberikan obat yang lain.
5.
Perubahan system perkemihan
Dinding kandung kencing
memperlihatkan oedem dan hyperemia. Kadang-kadang oedema trigonum, menimbulkan
abstraksi dari uretra sehingga terjadi retensio urine. Kandung kencing dalam
puerperium kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kencing
penuh atau sesudah kencing masih tertinggal urine residual (normal + 15
cc). Sisa urine dan trauma pada kandung kencing waktu persalinan memudahkan
terjadinya infeksi.
Dilatasi ureter dan pyolum
normal dalam waktu 2 minggu. Urine biasanya berlebihan (poliurie) antara hari
kedua dan kelima, hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai akibat
retensi air dalam kehamilan dan sekarang dikeluarkan. Kadang-kadang hematuri
akibat proses katalitik involusi. Acetonurie terutama setelah partus yang sulit
dan lama yang disebabkan pemecahan karbohidrat yang banyak, karena kegiatan
otot-otot rahim dan karena kelaparan. Proteinurine akibat dari autolisis
sel-sel otot.
6.
Perubahan system muskulektal
Ligamen, fasia, dan diafragma
pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara
berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus
jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi
kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.
Sebagai akibat putusnya
serat-serat elastik kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat besarnya
uterus pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara
waktu. Pemulihan dibantu dengan latihan.
7.
Perubahan system endokrin
a. Hormon
plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat
setelah persalinan. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan
menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum dan sebagai onset
pemenuhan mamae pada hari ke-3 postpartum
b. Hormon pituitary
Prolaktin darah meningkat dengan
cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH
meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah
hingga ovulasi terjadi.
c. Hipotalamik Pituitary Ovarium
Untuk wanita yang menyusui dan tidak
menyusui akan mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi. Seringkali
menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar
estrogen dan progesteron. Diantara wanita laktasi sekitar 15% memperoleh
menstruasi selama 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu. Diantara wanita yang
tidak laktasi 40% menstruasi setelah 6 minggu, 65% setelah 12 minggu dan 90%
setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk
wanita yang tidak laktasi 50% siklus pertama anovulasi.
8. Perubahan
Tanda – Tanda Vital
a. Suhu
Badan
Satu hari (24jam) postprtum suhu
badan akan naik sedikit (37,5°C – 38°C) sebagai akibat kerja keras waktu
melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Apabila keadaan normal suhu badan
menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya
pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya
ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium,
mastitis, tractus genitalis atau sistem lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa
60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih
cepat.
c. Tekanan
darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan
tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan
darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklampsi
postpartum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu
berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal,
pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada
saluran nafas.
9.
Perubahan sitem kardiovaskuler
Selama kehamilan volume darah
normal digunakan untuk menampung aliran darah yang meningkat, yang diperlukan
oleh plasenta dan pembuluh darah uterin. Penarikan kembali esterogen
menyebabkan diuresis terjadi, yang secara cepat mengurangi volume plasma
kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah
kelahiran bayi. Selama masa ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urin.
Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan
meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama
dengan trauma selama persalinan.
Pada persalinan pervaginam
kehilangan darah sekitar 300 – 400 cc. Bila kelahiran melalui seksio sesarea,
maka kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri dari volume darah
(blood volume) dan hematokrit (haemoconcentration). Bila
persalinan pervaginam, hematokrit akan naik dan pada seksio sesaria, hematokrit
cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
Setelah persalinan, shunt akan
hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini
akan menimbulkan beban pada jantung, dapat menimbulkan decompensation cordia
pada penderita vitum cordia. Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme
kompensasi dengan timbulnya haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali
seperti sediakala, umumnya hal ini terjadi pada hari 3-5 postpartum.
10.
Perubahan system Hematologi
Selama
minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta
faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum, kadar
fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan
peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih dapat mencapai 15000
selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa
postpartum. Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa naik lagi sampai 25000
atau 30000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami
persalinan lama. Jumlah hemoglobine, hematokrit dan erytrosyt akan sangat
bervariasi pada awal-awal masa postpartum sebagai akibat dari volume darah,
volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah. Semua tingkatan ini
akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita tersebut. Kira-kira selama
kelahiran dan masa postpartum terjadi kehilangan darah sekitar 200-500 ml.
Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan
peningkatan hematokrit dan hemoglobine pada hari ke 3-7 postpartum dan akan
kembali normal dalam 4-5 minggu postpartum.
F. Tujuan Asuhan Masa Nifas
G. Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas
Kunjungan
|
Waktu
|
Asuhan
|
I
|
6-8 jam post partum
|
Mencegah
perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
|
Mendeteksi
dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila
perdarahan berlanjut.
|
||
Memberikan
konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang
disebabkan atonia uteri.
|
||
Pemberian
ASI awal.
|
||
Mengajarkan
cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
|
||
Menjaga
bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
|
||
Setelah
bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru
lahir dalam keadaan baik.
|
||
II
|
6 hari post partum
|
Memastikan
involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik,
tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
|
Menilai
adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
|
||
Memastikan
ibu mendapat istirahat yang cukup.
|
||
Memastikan
ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.
|
||
Memastikan
ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan
menyusui.
|
||
Memberikan
konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
|
||
III
|
2 minggu post partum
|
Asuhan
pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6
hari post partum.
|
IV
|
6 minggu post partum
|
Menanyakan
penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
|
Memberikan
konseling KB secara dini.
|
CONTOH ASUHAN KEBIDANAN
PADA
Ny.A UMUR 26 TAHUN, P1A0Ah1 4 JAM POSTPARTUM DENGAN PARTUS PERVAGINAM
I.
PENGKAJIAN
A.
Biodata
Ibu
Suami
1. Nama : Ny.
”A”
Tn.
”B”
2. Umur :
26 tahun 30 tahun
3. Agama :
Islam Islam
4. Suku/Bangsa :
Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
5. Pendidikan :
SMA S1
6. Pekerjaan : Ibu rumah
tangga Dosen
7. Alamat
: Ngampilan Ngampilan
8. No
telp :
081xxxxxxx 085xxxxxxx
B.
Data Subjektif
1. Alasan
Masuk Ruang perawatan nifas
Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kondisinya berkaitan dengan masa nifasnya.
2. Keluhan
Sekarang
Ibu mengatakan ingin segera pulang
karena diminta oleh orang tuanya.
3. Riwayat
Menstruasi
HPHT : 21 Januari 2012
HPL : 28 Oktober
2012
Menarche: Umur 13 tahun, Lamanya 7
hari, Siklus 28 hari,Jumlah 75 cc, keluhan tidak ada
4. Riwayat
Perkawinan
a. Kawin
: 1
kali, sah
b. Usia
kawin : 25
tahun
c. Lama perkawinan : 1 tahun
5. Riwayat
Obstetri
P1 A0 AH1
6. Riwayat
kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Hamil ke-
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
Lahir
|
Umur khamilan
|
Jns prsalinan
|
Penolong &
Tempat
|
komplikasi
|
Jenis
Klm
H/M
|
BB /PB Lahir
|
Laktasi
|
Komplikasi
|
|
1.
|
22/10 2011
|
39 minggu
|
Spontan
|
Bidan, RB Amalia
|
Tidak ada
|
Laki-laki
|
3600 gram/ 49 cm
|
Ya
|
Tidak ada
|
7. Riwayat
Persalinan ini
Tanggal persalinan
: 22 Oktober 2011, jam: 11.00 WIB
Tempat persalinan
: RB Amalia
Jenis
persalinan :
Spontan
Penolong
: Bidan
8. Keadaan
Bayi Baru Lahir
·
Lahir tanggal : 22
Oktober 2011, jam : 11.30 WIB
·
BB/PB lahir : 3600
gr / 49 cm
·
Jenis
kelamin : Laki-laki
·
Pola
tidur : –
jam /hari
·
Pola Nutrisi
Frekuensi menyusui : kali/hari
Durasi
: 40 menit
Masalah pada
ibu/bayi : Tidak ada
·
Pola eliminasi
BAK : – kali/ hari, pertama kali tanggal
22-12-2011 jam 13.30 WIB
Konsistensi
: Cair
Warna
: Kuning
jernih
Bau
: khas
BAB
: – kali /hari, pertama kali tanggal
22-12-2011 jam 14.00 WIB
Konsistensi
: Lembek
Warna
: Kehitaman
Bau
: Khas
9. Riwayat
Post Partum
a. Pola
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
·
Pola tidur dan istirahat :
8 jam / hari
Keluhan : Tidak ada
·
Pola eliminasi
BAB
: 1
kali /hari
Konsistensi
: Padat
Warna
: Kuning
Bau
: Khas
Keluhan
: Tidak
ada
BAK
: 4 kali /hari
Konsistensi
: Cair
Warna
: Jernih
Bau
: Khas
Keluhan
: Tidak
ada
·
Pola nutrisi
Pola makan
Frekunsi
: 3 kali/hari
Porsi : 1 piring sedang
Macam
: Nasi, lauk, sayur, buah
Keluhan
: Tidak ada
- Pola minum
Frekuensi
: 8
kali/hari
Porsi
: 1
gelas belimbing
Macam : air
putih, susu, jus buah
Keluhan
: Tidak
ada
·
Pola aktivitas
Mobilisasi
: 3
jam postpartum, Ibu sudah bisa berjalan dan ke kamar mandi sendiri
Pekerjaan
: Ibu
belum bisa melakukan pekerjaan yang berat
Aktifitas
merawat diri dan bayi: dibantu suami dan orang tua
Olahraga/senam
nifas : belum dilakukan
Keluhan
: Ibu
ingin segera pulang karena diminta oleh orang tuanya.
·
Pengalaman menyusui: Ibu belum memiliki pengalaman menyusui
bayi
Kebiasaan menyusui
Posisi
:
Berbaring dan duduk ditempat tidur
Perawatan
payudara: Belum dilakukan
Masalah
:
Ibu belum mengetahui posisi menyusui
yang baik dan benar
10. Riwayat
Kontrasepsi yang Digunakan
No
|
Jenis
kontrasepsi
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||
tanggal
|
oleh
|
tempat
|
keluhan
|
tanggal
|
oleh
|
tempat
|
alasan
|
||
1
|
Belum
pernah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
11. Riwayat
Kesehatan
- Penyakit
yang pernah/sedang diderita : Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita
penyakit berat atau penyakit menular seperti Hepatitis B, penyakit
jantung, Diabetes Melitus, Hipertensi dan TBC.
- Penyakit
yang pernah/sedang diderita keluarga : Ibu mengatakan tidak ada keluarga
yang pernah/sedang menderita penyakit berat atau menular seperti Hepatitis
B, penyakit jantung, Diabetes Melitus, Hipertensi dan TBC.
12. Riwayat
psikososialspiritual
·
Orang
terdekat : Suami
dan orang tua
·
Tinggal serumah dengan : Suami
·
Perasaan ibu saat ini : Ibu
merasa senang karena ia dapat melahirkan dengan aman dan bayinya sehat, tapi
ibu merasa khawatir apakah bisa merawat bayinya karena harus pulang lebih awal.
·
Tanggapan keluarga : Keluarga
merasa senang karena bayi tersebut sangat ditunggu, tapi keluarga menyarankan
agar ibu dibawa pulang secepatnya agar bisa dirawat lebih intensif oleh
keluarga.
·
Rencana
menyusui : Ibu berencana memberikan
ASI eksklusif pada bayinya sampai umur 6 bulan.
·
Pemberian nama bayi : Bayi
akan diberikan nama oleh Kakeknya.
·
Rencana
aqiqah : Aqiqah
akan dilaksankan saat bayi berumur 7 hari
·
Rencana perawatan bayi : Ibu akan dibantu oleh suami dan orang tua
dalam merawat bayi
·
Kebiasaan
spiritual : Ibu rajin sholat, mengaji dan mengikuti
pengajian.
·
Pendapatan :
Ibu mengatakan pendapatan suami cukup.
13. Kebiasaan
yang mengganggu kesehatan
Merokok
: Tidak
Minuman
beralkohol : Tidak
Pantang
makanan : Tidak
ada
C. Data Objektif
1. Pemeriksaan
Fisik Ibu
a. Keadaan umum : Baik,
kesadaran : Compos Mentis
b. Status emosional : Baik,
ekspresi datar
c. Tanda vital
Tekanan
darah :
110/70 mmHg
Nadi
: 88
kali / menit
Pernafasan
: 23 kali / menit
Suhu
: 36,9 ÂșC
d. BB/TB
: 60 kg/ 155 cm
e. Kepala dan leher
·
Oedema wajah :
Tidak ada
·
Mata :
Simetris, sklera putih, konjungtiva
merah muda, tidak ada pengeluaran sekret berlebih.
·
Mulut : Simetris,
bibir tidak kering dan tidak pucat, tidak ada sariawan, tidak ada karies.
·
Leher : Tidak
teraba pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
f. Payudara
·
Bentuk : Simetris
·
Benjolan : Tidak
ada
·
Puting susu : Menonjol
·
Pengeluaran : Kolostrum
·
Keluhan : Tidak
ada
g. Abdomen
·
Bekas luka : Tidak
ada
·
TFU : 2
jari dibawah pusat
·
Kontraksi : Baik,
keras
h. Tangan dan kaki
·
Oedem : Tidak
ada
·
Varices : Tidak
ada
·
Reflek patella : ( + ) kanan, ( + ) kiri
·
Kuku : Pendek,
bersih
i. Genetalia luar
·
Oedema : Tidak
ada
·
Varices :
Tidak ada
·
Bekas luka : Ada
·
Jahitan : ada,
Benang jenis : Cut gut
·
Jahitan dalam :
2 jahitan
·
Jahitan Luar : 3 jahitan
·
Pengeluaran
lochea : Lokhea
rubra
J. Anus
: Tidak ada
hemoroid
2.
pemeriksaan Fisik Bayi
a. Keadaan
Umum : Baik, Kesadaraan: Compos Mentis
b. Tanda
Vital
· Nadi : 120
kali/menit
· Pernafasan : 50
kali/menit
· Suhu : 37 0C
c. Antropometri
· BB : 3600
gram
· PB : 49 cm
· LD :
34 cm
· LK : 34
cm
· LILA : 12
cm
d. Kepala
: Kepala simetris, tidak ada cephal hematom, tidak ada caput
succedaneum.
e. Ubun-ubun : datar
f. Wajah
: Simetris,
tidak oedem, tidak pucat, tidak kuning, tidak sianosis.
g. Mata
: Simetris,
sclera putih, tidak ada pengeluaran sekret berlebih.
h. Hidung
: Simetris,
berlubang, tidak ada polip
i. Mulut
: Simetris,
normal, bibir tidak pucat dan tidak kering, tidak ada labio skizhis,
labiopalato skhizis, labiogonadopalato skhizis.
j. Leher
: Tidak
ada pembesaran dan pembengkakan.
k. Dada
: simetris,
tidak ada bennjolan, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada suara weezing
l. Abdomen
: Simetris,
tidak ada pembengkakan.
m. Tali
pusat : Tidak ada perdarahan tali pusat.
n. Genitalia
: Skrotum
lengkap, testis turun, lubang penis terletak di ujung penis.
o. Anus
: Berlubang,
BAB pertama tanggal 22/10 2011 jam 14.00 WIB
p. Ekstremitas : Simetris,
jari lengkap, tidak ada keterbatasan gerak.
q. Kemampuan
menyusu : Baik, reflek rooting, sucking dan swallowing (+)
r. Aktivitas/gerakan
: gerak aktif
s. Kelainan
: Tidak
ditemukan kelainan
t. Reflek
: Rooting
(+) Swallowing (+)
:
Sucking (+) Tonic Neck (+)
: Moro
(+) Palmar (+)
:
Dancing
(+) Graphs
(+)
:
Babinski (+)
D. Data Penunjang
1. Pemeriksaan
Laboratorium
Darah,
tanggal :
Hasil
: Hb 13 gr%, gol darah O
Urine,
tanggal : 21-12-2011
Hasil : Protein urin (-), Urin reduksi (-)
2. Pemeriksaan
Penunjang lainnya
Tidak
dilakukan
3. Catatan
Medik Lainnya
Riwayat Persalinan :
·
Masa gestasi : 39
minggu
·
Placenta :
Lahir : lengkap
Ukuran/berat : 450
gram
· Tali
pusat :
Panjang
: 48
cm
Insersio
: centralis
Kelainan : Tidak
ada
· Perineum : dilakukan
episiotomi
Jahitan dalam : ada,
2 jahitan
Jahitan
luar : ada, 3 jahitan
·
Lama persalinan : Kala
I 14 jam 05
menit
Kala II : – jam 30 menit
Kala III : - jam 15
menit
Kala IV : 2 jam – menit
Total
lama persalinan : 16 jam 45 menit
·
Perdarahan : Kala
I 10 cc
Kala
II 70 cc
Kala
III 200 cc
Kala
IV 80 cc
Total perdarahan : 360
cc
·
Nilai APGAR : 1 menit/5 menit/10
menit/2 jam: 8/9/9/10
II. INTERPRESTASI DATA
Ny.A usia 26 tahun P1A0Ah1 4 jam postpartum dengan partus
pervaginam pulang dini.
Data
subyektif: Ibu melahirkan tanggal Oktober
2012, jam 18.00 WIB. Ibu mengatakan berumur 25 tahun. Ibu mengatakan ini hari
ke-1 setelah persalinan Ibu mengatakan persalinannya normal, ingin segera
pulang.
Data
obyektif: KU : baik, kesadaran : composmentis, TTV : TD: 100/70mmHg, N:
86x/menit, R: 20x/menit, S: 36,5Âșc. TFU: 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
baik , tidak ada tanda-tanda infeksi, pengeluaran lochea rubra ± 30cc.
III. PLANNING
1. Menjelaskan
kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan bayi cukup baik. Tidak ditemukan
tanda-tanda bahaya atau hal-hal yang perlu dikhawatirkan pada ibu dan bayi.
R: Ibu
dan keluarga mengerti dan memahami bahwa keadaannya dan bayinya cukup baik.
Tidak ditemukan tanda-tanda bahaya atau hal-hal yang perlu dikhawatirkan pada
ibu dan bayi.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan ibu
dan bayi meliputi tanda vital ibu dan bayi normal, pemeriksaan fisik ibu dan
bayi normal dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada ibu menyatakan bahwa
ibu dalam keadaan baik.
R: Ibu mengerti dan memahami hasil
pemeriksaan ibu dan bayinya meliputi tanda vital dan pemeriksaan fisik ibu dan
bayi serta pemeriksaan penunjang untuk ibu yang keseluruhan menyatakan ibu dan
bayi dalam keadaan baik dan normal.
3. Memberikan
penjelasan pada ibu bahwa ibu boleh pulang dini karena permintaan keluarga,
Memberikan motivasi dan semangat kepada ibu bahwa nanti ibu pasti bisa merawat
bayinya dirumah
R: Ibu
mengerti dan memahami bahwa ia pasti bisa merawat bayinya jika sudah pulang ke
rumah nanti.
4. Mengajarkan
ibu dan salah satu anggota keluarga mengenai cara mencegah perdarahan karena
atonia uteri dengan cara masase fundus uteri. Caranya adalah dengan melakukan
pijatan halus/ringan pada bagian fundus selama beberapa menit sampai ibu merasa
nyaman. Sebelum dipijat, sebaiknya ibu mengosongkan kandung kemih terlebih
dahulu. Mengajarkan pada ibu dan anggota keluarga juga mengenai kontraksi
uterus, tingkat kekenyalan dan kekuatan uterus.
R: Ibu
dan anggota keluarga mengerti dan memahami cara mencegah perdarahan karena
atonia uteri yaitu dengan masase fundus uteri, memahami kontraksi uterus yang
baik dan mengetahui tingkat kekenyalan fundus. Ibu dan salah satu anggota
keluarga dapat mempraktikkan dengan benar saat diminta.
5. Menganjurkan
ibu untuk selalu merawat dan menjaga kehangatan bayinya untuk menghindari
hipotermia dengan cara mengatur suhu ruangan agar selalu hangat, memakaikan
pakaian yang bisa menghangatkan bayi, memandikan bayi maksimal 2 kali sehari
dan mengajarkan teknik KMC untuk menjaga kehangatan bayi bila diperlukan.
R: Ibu
mengerti tentang informasi yang diberikan dan ibu bisa mengulangi hal-hal yang
harus dilakukan untuk menjaga kehangatan bayi. Ibu bisa mempraktikkan teknik
KMC dengan benar sehingga bisa dilakukan saat dibutuhkan.
6. Mengajarkan
posisi menyusui yang benar dengan teknik/cara dan perlekatan yang benar guna
menghindari infeksi payudara masa nifas yang disebabkan oleh teknik menyusui
yang benar.
R: Ibu
memahami posisi dan teknik menyusui yang benar serta bisa mempraktikkannya saat
dirumah.
7. Mengajarkan
ibu melakukan perawatan payudara dengan cara menjaga payudara tetap bersih dan
kering, memakai bra yang menopang, bila puting susu lecet, oleskan ASI yang
keluar pada sekitar puting susu tiap kali selesai menyusui, bila lecet
berat istirahat 24 jam ASI dikeluarkan dan diminimkan dengan memakai
sendok, bila payudara bengkak akibat bendungan ASI kompres payudara dengan kain
basah dan hangat selama 5-10 menit.
R: Ibu
memahami dan bisa mengulangi cara perawatan payudara dengan menjaga payudara
tetap bersih dan kering, memakai bra yang menopang, bila puting susu lecet,
oleskan ASI yang keluar pada sekitar puting susu tiap kali selesai menyusui,
bila lecet berat istirahat 24 jam ASI dikeluarkan dan diminimkan dengan
memakai sendok, bila payudara bengkak akibat bendungan ASI kompres payudara
dengan kain basah dan hangat selama 5-10 menit.
8. Menganjurkan ibu untuk selalu
menjaga pola istirahatnya dan tidak terlalu lelah agar tidak mengganggu
produksi ASI, involusi uterus dan tidak menyebabkan depresi pada masa nifas.
R: Ibu
mengerti dan bersedia untuk selalu menjaga pola istirahatnya dan tidak terlalu
lelah agar tidak mengganggu produksi ASI, involusi uterus dan agar dirinya
terhindar dari stress.
9. Menyarankan ibu untuk menjaga
kebersihan diri dan bayinya, menyarankan ibu untuk mengganti pembalut sesering
mungkin atau minimal 3 kali sehari.
R: Ibu
mengerti dan bersedia menjaga kebersihan diri dan bayinya. Ibu bersedia
mengganti pembalut sesering mungkin atau minimal 3 kali sehari agar ia nyaman.
10. Menganjurkan
ibu untuk menjaga asupan nutrisinya dengan prinsip gizi seimbang yaitu seimbang
antara kandungan karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lemak dan
memberikan ibu tambahan vitamin A untuk dikonsumsi 1 kali/hari. Menganjurkan
ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayi.
R: Ibu
mengerti bagaimana penerapan prinsip gizi seimbang yaitu menyeimbangkan antara
asupan karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lemak. Ibu telah menerima
vitamin A dari Bidan dan akan meminum sesuai dosis yang dianjurkan.
11. Meminta
ibu untuk melakukan kunjungan ulang saat masa nifas hari ke 6 atau tanggal 28
Desember 2011 untuk diberikan KIE dan konseling lebih lanjut.
12. Mendokumentasikan
asuhan kebidanan lengkap
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dengan adanya
asuhan kebidanan pada ibu nifas bidan dapat memberikan pendidikankesehatan pada
ibu berkaitan dengan gizi, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya,perawatan
bayi sehat dan pelayanan KB yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraanfisik dan psikologis bagi ibu dan bayi.
B.
Saran
Pada
masa nifas bidan wajib melakukan pendampingan selama 2 jam setelah pasca
persalinandan wajib memberikan KIE kepada ibu nifas untuk melakukan kunjungan
ulang minimalempat kali.
DAFTAR PUSTAKA
Bennet and Brown (1999). Myles
Texbook for Midwives (13th Ed). UK London
Dickason. E. J. (1998). Maternal –
Infant Nursing (3rd Ed.)St.. Louis: Mosby Sarwono. 2008. ILMU Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta. PT bina Pustaka.
Olds SB, London ML & Ladewig
PW. (2000). Maternal Newborn Nursing : A family and Community- Based Approach.
6th Edition. New Jersey: Prentice Hall Health.
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. (2001).
Buku IV, Asuhan kebidanan pada Ibu Post Partum. Jakarta
Reeder. S. J. (1997). Nursing,
Family Health and reproduction (18th Ed. ) Philadelpia: Lippincot – Raven
Saifudin AB. (2002). Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Matrenal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sarwono Prawirohardjo. Sulistyawati,
Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Varney, helen, dkk. 2007. Buku Ajar
Asuhan kebidanan. Jakarta.
Widyasih, Hesty dkk. 2009. Perawatan
Masa Nifas. Yogyakarta: Firatmaya.
WHO. (2001). Panduan Praktis
maternal dan Neonatal. Jakarta.
Women’s health Queensland Wide and
Women’s Infolink. (1999). Understanding Postnatal Disorder. Brisbane: Women’s
health Queensland Wide.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar