BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan sifat Klebsiella pneumoniae
Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri patogen, gram negative yang
berbentuk batang (basil), oportunistik, bakteri yang non motil (tidak
bergerak), Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen. Klebsiella pneumonia dapat
memfermentasikan laktosa. Pada test dengan indol, Klebsiella pneumonia
akan menunjukkan hasil negatif. Klebsiella pneumonia dapat mereduksi nitrat.
Phylum : Proteobacteria
Class : GammaProteobacteria
Orde : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Klebsiella
Species : K.
pneumonia
Klebsiella
adalah bakteri gram negatif yang berbentuk batang, non-motil, dan memiliki
kapsul. Kapsul yang melindungi sel bakteri Klebsiella membantu memberikan
resistensi terhadap banyak antibiotik.
Klebsiella
pneumonia pertama kali
ditemukan oleh Carl Friedlander. Carl Friedlander adalah patologis dan
mikrobiologis dari Jerman yang membantu penemuan bakteri penyebab pneumonia
pada tahun 1882. Carl Friedlander adalah orang yang pertama kali
mengidentifikasi bakteri Klebsiella pneumonia dari paru-paru orang yang
meninggal karena pneumonia. Karena jasanya,Klebsiella pneumonia sering pula
disebut bakteri Friedlander. Klebsiella pneumonia adalah bakteri Gram negatif
yang berbentuk batang (basil). Klebsiella pneumonia tergolong bakteri yang
tidak dapat melakukan pergerakan (non motil). Berdasarkan kebutuhannya akan
oksigen, Klebsiella pneumonia merupakan bakteri fakultatif an aerob.
Klebsiella pneumonia
dapat memfermentasikan laktosa. Pada test dengan indol, lebsiella pneumonia
akan menunjukkan hasil negatif. Klebsiella pneumonia dapat mereduksi nitrat.
Klebsiella pneumonia banyak ditemukan di mulut, kulit, dan sal usus, namun
habitat alami dari Klebsiella pneumonia adalah di tanah.
Bakteri ini memiliki dua jenis antigen pada permukaan selnya. Antigen tersebut yaitu lipopolisakarida
(antigen O) dan polisakarida kapsuler (antigen K). Ada sekitar 9 antigen O dan 77 antigen K yang terdapat
pada sel bakteri Klebsiella. Di antara berbagai spesies dari genus Klebsiella,
Klebsiella pneumoniae merupakan spesies bakteri yang paling penting.
Klebsiellae termasuk bakteri yang terdapat di banyak tempat dan bisa membentuk
koloni di saluran pencernaan, faring, serta kulit.
B. Penyaki Yang
Disebabkan Klebsiella
Pneumonia
Klebsiella pneumonia Bakteri ini sering menimbulkan penyakit
pada tractus urinarius karena nosocomial infection, meningitis, dan
pneumonia pada penderita diabetes mellitus atau pecandu alcohol. Gejala pneumonia
yang disebabkan oleh bakteri ini berupa gejala demam akut, malaise (lesu), dan
batuk kering, kemudian batuknya menjadi produktif dan menghasilkan sputum
berdarah dan purulent (nanah). bila penyakitnya berlanjut, akan terjadi abses,
nekrosis jaringan paru, bronchiectasi dan vibrosis paru-paru.
Klebsiella
pneumonia dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan dan saluran pencernaan
(Dorland :1996).
Bakteri infeksi
saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri Klebsiella pneumonia (Mawar :2009)
C. Cara Penularan
Cara penularan ( infeksi ) dari Klebsiella pneumonia
pada pasien rawat inap dapat melalui 3 cara, yaitu :
1. Aspirasi cairan gaster atau orofaring yang mengandung
koloni kuman patogen.
2.
Penyebaran kuman secara hematogen ke paru.
3. Penyebaran
melalui udara oleh aerosol atau droplet yang mengandung mikroba.
D.
Gejala-Gejala Penyakit akibat Klebsiella pneumonia
Gejala-gejala seseorang yang terinfeksi Klebsiella
pneumonia adalah:
1. Napas
cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat
adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak
usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada
anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun.
2. Pneumonia
Berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran bernapas,
napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest
indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok
usia ini dikenal juga Pneumonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran
bernapas disertai gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum. Sementara
untuk anak dibawah 2 bulan, pnemonia berat ditandai dengan frekuensi pernapasan
sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau (juga disertai) penarikan kuat pada
dinding dada sebelah bawah ke dalam, batuk-batuk, perubahan karakteristik
dahak, suhu tubuh lebih dari 38 º C.
3. Gejala
yang lain, yaitu apabila pada pemeriksaan fisik ditemukan suara napas bronkhial,
bronkhi dan leukosit lebih dari 10.000 atau kurang dari 4500/uL.
4. Pada
pasien usia lanjut atau pasien dengan respon imun rendah, gejala pneumonia
tidak khas, yaitu berupa gejala non pernafasan seperti pusing, perburukan dari
penyakit yang sudah ada sebelumnya dan pingsan. Biasanya frekuensi napas
bertambah cepat dan jarang ditemukan demam.
Berikut adalah beberapa gejala
infeksi Klebsiella pneumoniae:
1. Batuk
2. Dahak yang berwarna coklat atau
dahak darah
3. Masalah pernapasan
4. Demam tinggi
5. Lemah
6. Menggigil
7. Nyeri dada
8. Mual
9. Keluar cairan hidung yang berbau
busuk
10. Sakit kepala
11. Dada sesak
12. Mengi
13. Napas menjadi cepat
14. Sianosis (bibir dan kuku membiru)
15. Kebingungan
E. Pemeriksaan Laboratorium
Untuk
mengidentifikasi Klesiella pneunoniae dapat dilakukan beberapa tahap
identifiksi, yaitu :
1. Kultur media pemupuk
Specimen ditanam pada media Brain Hearth Infusion Broth
(BHIB), replikasi bakteri saluran dari usus normal dan meningkatkan
bakteri Klebsiella . Sesudah inkubasi 18-24 jam,
ditanam pada media differensial dan selektif.
2. Kultur
media umum dan differensial
Media umum adalah media BAP (Blood Agar Plate) yang
dipakai untuk mengidentifikasi kemampuan bakteri dalam melisiskan sel-sel darah
yang terdapat dalam media ini dapat berupa zona lisis α(alfa), β(betha), dan
γ(gamma). Bakteri Klebsiella, tumbuh sebagai koloni yang berwarna
abu-abu, smooth, cembung, mucoid atau tidak dan tidak melisiskan
darah pada media BAP.
3. Identifikasi
akhir
Koloni dari media padat diidentifikasi oleh bentuk
reaksi biokimia dan tes aglutinasi mikroskop dengans serum spesifik. (jawetz,
et al, 2001). Media yang digunakan untuk reaksi biokimia adalah (Gani A, 2003)
:
a.
Triple Sugar Iron agar
(TSIA)
Media ini terdiri dari 0,1 % glukosa, 1 %
sukrosa, 1 % laktosa, fernik sulfat untuk pendeteksian produksi H2S,
protein, dan indicator Phenol red.Klebsiella bersifat alkali
acid, alkali terbentuk karena adanya proses oksidasi dekarboksilasi protein
membentuk amina yang bersifat alkali denga adanya phenol red maka terbentuk
warna merah, Klebsiella memfermentasi glukosa yang bersifat
asam sehingga terbentuk warna kuning (Jawtz, et al, 2001).
b.
Sulfur Indol Motility
(SIM)
Media SIM adalah perbenihan semi solid yang
dapat digunakan untuk mengetahui pembentukan H2S, indol dan motility
dari bakteri. Hampir semua bakteri Klebsiella membentuk
indol kecuali tipe pneumonia dan ozaenae.
Motility negatif sesuai dengan morfologi Klebsiella yang
tidak memiliki flagella. sedangkan pembentukan H2S juga
tak terlihat pada semua jenisKlebsiella
c.
Citrate
Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai
sumber karbon akan menghasilkan natrium karbonat yang bersifat alkali, dengan
adanya indicator brom tymol blue menyebabkan terjadinya warna biru. Pada
bakteri Klebsiella, hanya jenis rhinos yang
tidak memanfaatkan sitrat, sehingga pada penanaman media sitrat hasilnya
negative. Sedangkan spesies Klebsiella lainnya seperti pneumonia,
oxytoca, dan ozaenae menunjukkan hasil positif pada media ini.
d.
Urea
Bakteri tertentu dapat menghidolisis urea
dan membentuk ammonia dengan terbentunya wana merah karena adanya indicator
phenol red,Klebsiella pada media urea memiliki pertumbuhan yang
lambat memberikan hasil positif pada pneumonia, oxytoca atau
bisa juga ozaenae karenaKlebsiella juga ada
beberapa yang mampu menghidrolisis urea dan membentuk
ammonia.
e.
Methyl red
Media ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
dari beberapa bakteri yang memproduksi asam kuat sebagai hasil fermentasi dari
glukosa dalam media ini, yang dapat ditunjukkan dengan penambahan larutan
methyl red. Hampir semua Klebsiella sp memproduksi asam yang
kuat sehingga pada penambahan larutan methyl red terbentuk warna merah, kecuali
padapneumonia dan oxytoca yang juga dapat
memberikan hasil negatif
f.
Voges Proskauer
Bakteri tertentu dapat memproduksi acetyl
metyl carbinol dari ferentasi glukosa yang dapat diketahui dengan penambahan
larutan voges proskauer, Klebsiella ozaenae dan rhinos tidak
memproduksi acetyl methyl carbinol sehingga penanaman pada media ini meberikan
hasil negative, berbeda dengan jenis pneumonia dan oxytoca
yang mampu memberikan hasil positif pada media ini.
g.
Fermentasi Karbohidrat
Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan
bakteri memfermentasikan jenis karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka media
terlihat berwarna kuning karena perubahan pH menjadi asam. Klebsiella
spmemfermentasi glukosa, maltose sedangkan sukrosa tidak difermentasikan
pada jenis rhinos atau bisa juga ozaenae
F. Pengobatan Klebsiella pneumoniae
·
Mengobati infeksi akibat
Klebsiella pneumoniae sangat sulit karena seringkali merupakan infeksi
nosokomial dan bakteri ini sangat tahan terhadap antibiotik maupun obat-obatan.
·
Pengobatan infeksi Klebsiella
pneumoniae meliputi penggunaan antibiotik seperti aminoglikosida dan
sefalosporin.
·
Banyak pasien menunjukkan
respon yang baik terhadap obat generasi ketiga seperti amikin, tobramycin,
clavulanat, aztreonam, gentamisin, dan lainnya.
·
Tingkat kematian akibat infeksi
Klebsiella pneumoniae sangat tinggi, bahkan setelah pasien menerima pengobatan
yang tepat.
·
Oleh karena itu, penting untuk
mengetahui dan memahami gejala infeksi pneumoniae Klebsiella.
·
Penanganan lebih awal akan
membantu mencegah terjadinya kondisi fatal akibat penyakit ini
G. Pencegahan Klebsiella pneumonia
Pencegahan yang dapat dilakukan
untuk mencegah penyakit Klebsiella pneumonia antara lain :
1.
Hindari kontak komunikasi 2 arah dengan jarak yang dekat
dengan orang yang dicurigai atau terkena penyakit akibat Klebsiella pneumonia.
2.
Pakai masker bila berkomunikasi
dengan orang yang terkena penyakit
akibat bakteri ini.
3.
Anjurkan kepada klien untuk tidak
membuang dahak di sembaran tempat.
4. Bagi petugas kesehatan,
jangan memegang spesimen sampel dahak Klebsiella pneumonia tanpa menggunakan
handskun, cuci tangan dengan sabun antiseptik setelah melakukan tindakan kepada
orang yang mengidap penyakit Klebsiella pneumonia.
BAB III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar