Minggu, 13 Juli 2014

Bakteri Klebsiella pneumoniae

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan sifat Klebsiella pneumoniae
Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri patogen, gram negative yang berbentuk batang (basil), oportunistik, bakteri yang non motil (tidak bergerak), Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen. Klebsiella pneumonia dapat memfermentasikan laktosa. Pada test dengan indol, Klebsiella pneumonia akan menunjukkan hasil negatif. Klebsiella pneumonia dapat mereduksi nitrat.
Kingdom    :    Bacteria
Phylum       :    Proteobacteria
Class           :    GammaProteobacteria
Orde           :    Enterobacteriales
Family        :    Enterobacteriaceae
Genus         :    Klebsiella
Species       :    K. pneumonia

Klebsiella adalah bakteri gram negatif yang berbentuk batang, non-motil, dan memiliki kapsul. Kapsul yang melindungi sel bakteri Klebsiella membantu memberikan resistensi terhadap banyak antibiotik.
Klebsiella pneumonia pertama kali ditemukan oleh Carl Friedlander. Carl Friedlander adalah patologis dan mikrobiologis dari Jerman yang membantu penemuan bakteri penyebab pneumonia pada tahun 1882. Carl Friedlander adalah orang yang pertama kali mengidentifikasi bakteri Klebsiella pneumonia dari paru-paru orang yang meninggal karena pneumonia. Karena jasanya,Klebsiella pneumonia sering pula disebut bakteri Friedlander. Klebsiella pneumonia adalah bakteri Gram negatif yang berbentuk batang (basil). Klebsiella pneumonia tergolong bakteri yang tidak dapat melakukan pergerakan (non motil). Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, Klebsiella pneumonia merupakan bakteri fakultatif an aerob.
Klebsiella pneumonia dapat memfermentasikan laktosa. Pada test dengan indol, lebsiella pneumonia akan menunjukkan hasil negatif. Klebsiella pneumonia dapat mereduksi nitrat. Klebsiella pneumonia banyak ditemukan di mulut, kulit, dan sal usus, namun habitat alami dari Klebsiella pneumonia adalah di tanah.
Bakteri ini memiliki dua jenis antigen pada permukaan selnya.  Antigen tersebut yaitu lipopolisakarida (antigen O) dan polisakarida kapsuler (​​antigen K). Ada sekitar 9 antigen O dan 77 antigen K yang terdapat pada sel bakteri Klebsiella. Di antara berbagai spesies dari genus Klebsiella, Klebsiella pneumoniae merupakan spesies bakteri yang paling penting. Klebsiellae termasuk bakteri yang terdapat di banyak tempat dan bisa membentuk koloni di saluran pencernaan, faring, serta kulit.
B. Penyaki Yang Disebabkan Klebsiella Pneumonia
Klebsiella pneumonia Bakteri ini sering menimbulkan penyakit pada tractus urinarius karena nosocomial infection, meningitis, dan pneumonia pada penderita diabetes mellitus atau pecandu alcohol. Gejala pneumonia yang disebabkan oleh bakteri ini berupa gejala demam akut, malaise (lesu), dan batuk kering, kemudian batuknya menjadi produktif dan menghasilkan sputum berdarah dan purulent (nanah). bila penyakitnya berlanjut, akan terjadi abses, nekrosis jaringan paru, bronchiectasi dan vibrosis paru-paru.
Klebsiella pneumonia dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan dan saluran pencernaan (Dorland :1996). Bakteri infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri  Klebsiella pneumonia (Mawar :2009)
C. Cara Penularan
Cara penularan ( infeksi ) dari Klebsiella pneumonia pada pasien rawat inap dapat melalui 3 cara, yaitu :
1.  Aspirasi cairan gaster atau orofaring yang mengandung koloni kuman patogen.
2. Penyebaran kuman secara hematogen ke paru.
3.  Penyebaran melalui udara oleh aerosol atau droplet yang mengandung mikroba.
D. Gejala-Gejala Penyakit akibat Klebsiella pneumonia
Gejala-gejala seseorang yang terinfeksi Klebsiella pneumonia adalah:
1.      Napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun.
2.      Pneumonia Berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini dikenal juga Pneumonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum. Sementara untuk anak dibawah 2 bulan, pnemonia berat ditandai dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau (juga disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam, batuk-batuk, perubahan karakteristik dahak, suhu tubuh lebih dari 38 º C.
3.      Gejala yang lain, yaitu apabila pada pemeriksaan fisik ditemukan suara napas bronkhial, bronkhi dan leukosit lebih dari 10.000 atau kurang dari 4500/uL.
4.      Pada pasien usia lanjut atau pasien dengan respon imun rendah, gejala pneumonia tidak khas, yaitu berupa gejala non pernafasan seperti pusing, perburukan dari penyakit yang sudah ada sebelumnya dan pingsan. Biasanya frekuensi napas bertambah cepat dan jarang ditemukan demam.
Berikut adalah beberapa gejala infeksi Klebsiella pneumoniae:
1.      Batuk
2.      Dahak yang berwarna coklat atau dahak darah
3.      Masalah pernapasan
4.      Demam tinggi
5.      Lemah
6.      Menggigil
7.      Nyeri dada
8.      Mual
9.      Keluar cairan hidung yang berbau busuk
10.  Sakit kepala
11.  Dada sesak
12.  Mengi
13.  Napas menjadi cepat
14.  Sianosis (bibir dan kuku membiru)
15.  Kebingungan
E.        Pemeriksaan Laboratorium
Untuk mengidentifikasi Klesiella pneunoniae dapat dilakukan beberapa tahap identifiksi, yaitu :
1.    Kultur media pemupuk
Specimen ditanam pada media Brain Hearth Infusion Broth (BHIB), replikasi bakteri saluran dari usus normal dan meningkatkan bakteri  Klebsiella . Sesudah inkubasi 18-24 jam, ditanam pada media differensial dan selektif.
2.  Kultur media umum dan differensial
Media umum adalah media BAP (Blood Agar Plate) yang dipakai untuk mengidentifikasi kemampuan bakteri dalam melisiskan sel-sel darah yang terdapat dalam media ini dapat berupa zona lisis α(alfa), β(betha), dan γ(gamma). Bakteri Klebsiella, tumbuh sebagai koloni yang berwarna abu-abu, smooth, cembung, mucoid atau tidak  dan tidak melisiskan darah pada media BAP.
Media differensial adalah media yang dipakai untuk identifikasi bakteri berdasarkan dipakai untuk identifikasi bakteri berdasarkan sifat-sifat biokimia khusus dari bakteri yang bersangkutan. Media yang dipakai untuk perbenihan bakteri adalah Mac Conkey, media ini mengandung laktosa dan merah netral sebagai indikator, sehingga bakteri yang meragikan laktosa akan tubuh sebagai koloni berwarna merah yang dapat membedakan dari bakteri yang tidak meragikan laktosa yang tumbuh sebagai bakteri yang tidak berwarna. Klebsiellatumbuh sebagai koloni yang berwarna merah muda namun tidak dapat meragikan laktosa secara sempurna. Ciri-ciri koloni pada media Mac Conkey besar-besar, smooth, mucoid, cembung, berwarna merah muda-merah bata. Jika diambil dengan ose, maka akan tertarik karena pada koloni memiliki kapsul.
3.  Identifikasi akhir
Koloni dari media padat diidentifikasi oleh bentuk reaksi biokimia dan tes aglutinasi mikroskop dengans serum spesifik. (jawetz, et al, 2001). Media yang digunakan untuk reaksi biokimia adalah (Gani A, 2003) :
a.       Triple Sugar Iron agar (TSIA)
Media ini terdiri dari 0,1 % glukosa, 1 % sukrosa, 1 % laktosa, fernik sulfat untuk pendeteksian produksi H2S, protein, dan indicator Phenol red.Klebsiella bersifat alkali acid, alkali terbentuk karena adanya proses oksidasi dekarboksilasi protein membentuk amina yang bersifat alkali denga adanya phenol red maka terbentuk warna merah, Klebsiella memfermentasi glukosa yang bersifat asam sehingga terbentuk warna kuning (Jawtz, et al, 2001).
b.      Sulfur Indol Motility (SIM)
Media SIM adalah perbenihan semi solid yang dapat digunakan untuk mengetahui pembentukan H2S, indol dan motility dari bakteri. Hampir semua bakteri Klebsiella  membentuk indol kecuali tipe pneumonia dan ozaenae. Motility negatif sesuai dengan morfologi Klebsiella yang tidak memiliki flagella. sedangkan pembentukan H2S  juga tak terlihat pada semua jenisKlebsiella
c.       Citrate
Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon akan menghasilkan natrium karbonat yang bersifat alkali, dengan adanya indicator brom tymol blue menyebabkan terjadinya warna biru. Pada bakteri Klebsiella, hanya jenis rhinos yang tidak memanfaatkan sitrat, sehingga pada penanaman media sitrat hasilnya negative. Sedangkan spesies Klebsiella lainnya seperti pneumonia, oxytoca, dan ozaenae  menunjukkan hasil positif pada media ini.
d.      Urea
Bakteri tertentu dapat menghidolisis urea dan membentuk ammonia dengan terbentunya wana merah karena adanya indicator phenol red,Klebsiella pada media urea memiliki pertumbuhan yang lambat memberikan hasil positif pada pneumonia, oxytoca atau bisa  juga ozaenae karenaKlebsiella juga ada beberapa yang mampu  menghidrolisis urea dan membentuk ammonia.


e.       Methyl red
Media ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari beberapa bakteri yang memproduksi asam kuat sebagai hasil fermentasi dari glukosa dalam media ini, yang dapat ditunjukkan dengan penambahan larutan methyl red. Hampir semua Klebsiella sp memproduksi asam yang kuat sehingga pada penambahan larutan methyl red terbentuk warna merah, kecuali padapneumonia dan oxytoca yang juga dapat memberikan hasil negatif
f.       Voges Proskauer
Bakteri tertentu dapat memproduksi acetyl metyl carbinol dari ferentasi glukosa yang dapat diketahui dengan penambahan larutan voges proskauer, Klebsiella ozaenae dan rhinos tidak memproduksi acetyl methyl carbinol sehingga penanaman pada media ini meberikan hasil negative, berbeda dengan jenis  pneumonia dan  oxytoca yang mampu memberikan hasil positif pada media ini.
g.      Fermentasi Karbohidrat
Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasikan jenis karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka media terlihat berwarna kuning karena perubahan pH menjadi asam. Klebsiella spmemfermentasi glukosa, maltose sedangkan sukrosa tidak difermentasikan pada jenis rhinos atau bisa juga ozaenae
F.         Pengobatan Klebsiella pneumoniae
·         Mengobati infeksi akibat Klebsiella pneumoniae sangat sulit karena seringkali merupakan infeksi nosokomial dan bakteri ini sangat tahan terhadap antibiotik maupun obat-obatan.
·         Pengobatan infeksi Klebsiella pneumoniae meliputi penggunaan antibiotik seperti aminoglikosida dan sefalosporin.
·         Banyak pasien menunjukkan respon yang baik terhadap obat generasi ketiga seperti amikin, tobramycin, clavulanat, aztreonam, gentamisin, dan lainnya.
·         Tingkat kematian akibat infeksi Klebsiella pneumoniae sangat tinggi, bahkan setelah pasien menerima pengobatan yang tepat.
·         Oleh karena itu, penting untuk mengetahui dan memahami gejala infeksi pneumoniae Klebsiella.
·         Penanganan lebih awal akan membantu mencegah terjadinya kondisi fatal akibat penyakit ini
G. Pencegahan Klebsiella pneumonia
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit  Klebsiella pneumonia antara lain :
1.      Hindari kontak komunikasi 2 arah dengan jarak yang dekat dengan orang yang dicurigai atau terkena penyakit akibat Klebsiella pneumonia.
2.      Pakai masker bila berkomunikasi dengan orang  yang terkena penyakit akibat bakteri ini.
3.      Anjurkan kepada klien untuk tidak membuang dahak di sembaran tempat.
4.      Bagi petugas kesehatan, jangan memegang spesimen sampel dahak Klebsiella pneumonia tanpa menggunakan handskun, cuci tangan dengan sabun antiseptik setelah melakukan tindakan kepada orang yang mengidap penyakit Klebsiella pneumonia.



BAB III
P E N U T U P
A.  Kesimpulan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar